sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan lindung yaitu untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Pengelolaan kawasan lindung
bersinergi dengan pengelolaan HCVA. Perwujudan peningkatan status HCVA sebagai kawasan lindung
perusahaan kelapa sawit perlu difasilitasi dengan serangkaian pertemuan antara pemerintah terkait Cq: Kementerian Kehutanan, Kementrian Pertanian dan
Kementerian Lingkungan Hidup serta organisasi non pemerintah seperti GAPKI. Pertemuan tersebut seharusnya melibatkan LSM seperti Sawit Watch, WWF dan
lainnya untuk membahas status kawasan HCVA. Penentuan status kawasan lindung bagi HCVA tentu saja harus memenuhi semua persyaratan dan kriteria
serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kriteria Kawasan Perlindungan Setempat KPS sangat sesuai dengan
komponen HCVA yang biasanya ada di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Penetapan kawasan lindung membutuhkan dukungan Kementerian terkait,
meskipun kriteria KPS dengan HCVA di perkebunan kelapa sawit relatif sama. Hal ini disebabkan terminologi HCVA belum diakomodir dalam peraturan dan
perundang-undangan nasional.
e. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan pengelolaan HCVA
Pengelolaan HCVA tidak hanya terbatas pada pengelolaan lingkungan. Pengelolaan HCVA juga sangat terkait dengan pengelolaan masyarakat sekitar
yang memiliki interaksi yang tinggi dengan kawasan HCVA. Status yang belum jelas yang disandang HCVA menyebabkan pengelolaannya disinyalir kurang
optimal mengingat kompleksitas permasalahan dan kebutuhan dalam pengelolaan HCVA, sedangkan perusahaan adalah perusahaan yang berorientasi pada profit.
Perusahaan perkebunan selaku pengelola HCVA perlu meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan stakeholder terkait yang bisa mendorong peningkatan
performa pengelolaan HCVA. Kerjasama dan kemitraan pengelolaan HCVA semestinya tidak hanya
terbatas pada GAPKI, kelembagaan pemerintah tetapi semestinya melibatkan lembaga yang bergerak di bidang konservasi dan sosial masyarakat seperti Sawit
Watch, WWF, dan lainnya serta perguruan tinggi. Banyaknya kerjasama dan kemitraan pengelolaan akan memberikan manfaat dukungan pengelolaan HCVA
yang lebih kuat lagi. Kerjasama dan kemitraan bisa dalam hal penelitian, pemberdayaan masyarakat serta pendidikan dan pelatihan.
Pencapaian strategi pengelolaan HCVA membutuhkan komitmen yang kuat dari perusahaan sendiri selaku pengelola serta kemauan dan dukungan dari
stakeholder terkait khususnya pemerintah yang membidangi perlindungan lingkungan hidup dan konservasi kawasan. Komitmen yang kuat dari perusahaan
bisa diwujudkan dalam hal pendanaan pengelolaan HCVA. Pendananan pengelolaan HCVA sudah sewajarnya dipenuhi oleh perusahaan karena
perusahaan perkebunan selaku pemegang hak atas tanah. Komitmen yang kuat dari perusahaan akan mampu meningkatkan kepercayaan stakeholder terkait
untuk peningkatan status kawasan HCVA dan mendorong pemenuhan premium price
yang rasional dan wajar.