Profil PT. IIS Kebun Buatan-Asian Agri Group

4.2 Kapasitas Produksi MKS dan IKS

Menurut Pahan 2010 produksi Minyak Kelapa Sawit MKS dan Inti Kelapa Sawit IKS per hektar di suatu kebun dapat menunjukkan pencapaian tingkat produksi sudah mencapai maksimal atau tidak. Produksi yang maksimal hanya dapat dicapai jika kerugian produksi minimal. Catatan produksi MKS dan IKS di PT. IIS Kebun Buatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Produksi CPO MKS dan KPO IKS PT. IIS Kebun Buatan Jenis Kebun Luas Ha Rata-rata Produksi 25 tontahunha CPO Extraction rate 19.62 Kernel Extraction rate 5.16 Kebun Inti 5.549 138.725 27.218 715.821 Kebun Plasma 10.946 273.650 53.690 1.412.034 KKPA 1.500 37.500 73.58 193.500 Total 17.995 449.875 88.265,48 2.321.355 Sumber: data primer 2012 Hasil wawancara dengan pihak manajemen PT. IIS Kebun Buatan menunjukkan umur tanaman kelapa sawit antara 18-20 tahun. Penanaman pertama dilakukan pada tahun 1992. Produksi PT. IIS Kebun Buatan menghasilkan panen sebanyak 25 tonhatahun. Perusahaan PT. IIS Kebun Buatan memiliki kebun inti seluas 5.549 ha dan kebun plasma seluas 10.946 ha. Perusahaan ini juga memiliki kebun kelapa sawit KPPA seluas 1.500 ha, sehingga total luas kebun kelapa sawit yang berproduksi seluas 17.995 ha. Rata-rata panen kelapa sawit sebanyak 25 ton TBShatahun sehingga total produksi TBS sebesar 449.875 tonhatahun. Tingkat ekstraksi MKS sebesar 19.62, sedangkan IKS sebesar 5.16 Tabel 9. GAPKI 2012 menyatakan bahwa pada tahun 2012 diperkirakan total area kelapa sawit akan mencapai 8.2 juta hektar, dan produksi serta ekspor masing- masing akan mencapai sekitar 25 juta ton dan 17.5-18 juta ton. Harga diperkirakan akan berada pada kisaran US 1000-1200 per ton. Produksi CPO pada tahun 2011 diprediksi akan berkisar 23.5 juta ton, dengan ekspor sebesar 16.5 juta ton, sementara harga rata-rata CPO pada tahun 2011 diperkirakan pada tingkat US 1125 per ton cif Rotterdam. Kinerja industri sawit mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2010, dimana produksi dan ekspor masing mengalami peningkatan sebesar 7.3 dan 5.7. Sementara harga mengalami kenaikan sebesar 24.

4.3 Produksi Kelapa Sawit Tersertifikasi RSPO

Perusahaan perkebunan PT. IIS Kebun Buatan merupakan perusahaan perkebunan dibawah Asian Agri Group yang pertama kali mendapatkan sertifikasi RSPO. Produksi kelapa sawit berkelanjutan certified sustanaible palm oilCSPO tidak hanya terbatas pada kebun inti saja, namun juga pada kebun plasma. Hanya kebun kelapa sawit KKPA yang belum tersertifikasi RSPO untuk di PT. IIS Kebun Buatan. Seluruh areal kebun inti sudah tersertifikasi RSPO sejak September 2011, sedangkan areal kebun plasma tersertifikasi RSPO sejak Maret 2012. Total areal kebun yang telah tersertifikasi RSPO seluas 16.495 ha dengan luas HCVA sebesar 89.95 ha. Perusahaan ini juga telah mendapatkan sertifikat ISCC pada bulan April 2012, dengan demikian perusahaan ini telah mengantongi sertifikasi RSPO dan ISCC dan berhak mendapatkan premium price dari penjualan minyak sawit mereka. RSPO 2012a melaporkan bahwa terjadi kenaikan pasokan dan penjualan minyak sawit lestari sejak diluncurkannnya sertifikasi untuk komoditas kelapa sawit oleh RSPO pada tahun 2008. Mulai dari 2009 ke 2011, telah terjadi peningkatan pasokan CSPO sebesar 250 yaitu dari 1.357.511 metrik ton di tahun 2009 menjadi 4.798.512 metrik ton di tahun 2011. Volume penjualan juga tumbuh 6 kali lipat atau sekitar 620, yaitu dari 343.857 metrik ton di tahun 2009 menjadi 2.490.526 metrik ton di tahun 2011. Data kajian tersebut menunjukkan pasokan tahunan CSPO di tahun 2011 meningkat 73 hingga mencapai 4.798.512 metrik ton dibandingkan di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.773.567 metrik ton, sedangkan jumlah penjualan tahunan meningkat secara signifikan hingga mencapai 94. Serapan pasar untuk CSPO sebesar 52 pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa serapan pasar untuk produk minyak sawit tersertifikasi CSPO sudah melewati setengah dari suplai CSPO. Lebih lanjut RSPO melaporkan bahwa keanggotaan RSPO juga telah berkembang pada tahun terakhir ini. Anggota RSPO yang berasal dari produsen consumer goods meningkat lebih dari 60, sedangkan dari kategori ritel meningkat sebesar 50 – kedua kategori tersebut utamanya berasal Eropa yang sangat mendukung dalam meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit bersertifikat. Anggota dari kategori prosesor dan pedagang pun bertambah, mencapai lebih dari 30 yang memperkuat komitmen sepanjang rantai pasokan minyak kelapa sawit. Tecatat pada tanggal 3 Mei 2012, RSPO baru saja mencapai milestone terbarunya yaitu produksi tahunan CSPO sebesar 6 juta metrik ton yang dicapai kurang dari 4 tahun semenjak dimulainya sertifikasi RSPO. Tingkat pertumbuhan 20 tersebut dicapai dalam kurun waktu hanya setengah tahun sejak pencapaian tahun lalu, yaitu mencakup lahan produksi CSPO yang meningkat menjadi 1.221.240 hektar dan kapasitas produksi CSPO tahunan yang meningkat menjadi 6.017.193 metrik ton hingga saat ini. PT. IIS Kebun Buatan baru-baru ini resmi mendapatkan sertifikasi dari RSPO dan tercatat penambahan produksi sebesar 54.282 metrik ton CSPO sehingga berhasil menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai produsen terbesar CSPO melebihi Malaysia baik secara volume dan juga area produksi, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai produsen CSPO terbesar yang berasal dari petani plasma RSPO 2012b. V . HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Keberadaan HCVA

Hasil identifikasi terhadap HCVA di areal PT. IIS Kebun Buatan seluas 25.020 ha terdiri atas 4 HCV, yaitu HCV1, HCV4, HCV5 dan HCV6. Masing- masing HCV yang ada dapat dikelompokkan kedalam 2 macam, yaitu a sudah dipastikan terdapat HCV dan b secara potensial ada HCV. Identifikasi awal ditemukan ada 3 HCV meliputi: HCV-1 HCV1.1 dan HCV1.2, HCV-4 HCV4.1, dan HCV6; sedangkan yang secara potensial ada meliputi 1 HCV, yaitu HCV-5. Luas HCVA yang ada di PT. IIS Kebun Buatan sebesar 89.96 ha atau hanya sebesar 0.55 dari luas izin kebun produktif 16.495 ha Tim HCV Fahutan IPB 2009. Luasan HCVA yang relatif kecil disebabkan bahwa pembangunan kebun kelapa sawit perusahaan ini dilakukan mulai pada tahun 1988 atau perusahaan perkebunan termasuk kebun yang tua. Pembangunan kebun tua menyebabkan prosedur taat dan patuh terhadap aturan dalam pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan masih lemah dan belum sesuai dengan dalam RSPO. Keberadaan HCVA di dalam kebun tua umumnya memiliki kecenderungan HCVA yang sama yaitu persentase luasan HCVA sangat kecil. Hasil identifikasi keberadaan HCV di areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatanberdasarkan hasil kajian Tim HCV Fahutan IPB secara rinci disajikan pada Tabel 10. Areal PT. IIS Kebun Buatan tidak terdapat kawasan lindung yang termasuk ciri dari HCV1.1 seperti taman nasional, taman buru, cagar alam, suaka margasatwa dan hutan lindung, namun di wilayah perkebunan kelapa sawit tersebut ditemukan adanya sempadan Sungai Kerinci dan Sungai Laniago. Hasil uraian tersebut menunjukkan di areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan terdapat kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung atau konservasi HCV1.1. Areal kebun buatan PT. IIS Kebun Buatan terdapat spesies satwaliar hampir punah antara lain: beruk, lutung dahi putih, owa, rangkong, elang ularbido, dan kucing hutan, namun tidak terdapat spesies tak dikenal yang hampir punah dan spesies yang secara lokal penting dan hampir punah.