Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
diperjualbelikan di pasar seperti kayu bulat, makanan, dan obat-obatan. Hasil hutan bukan kayu NTFPs yang memiliki karakteristik non-pasar, maka teknik
valuasi bisa menggunakan surrogate market, dan substitute goods. Jasa dan fungsi jasa ekosistem hutan bisa menggunakan pendekatan production function
approach , benefit transfer, dan cost-based approach. Manurung 2001
menggunakan benefit transfer dalam penelitian Analisis Valuasi Ekonomi Investasi Perkebunan Sawit di Indonesia untuk nilai fungsi dan jasa ekosistem
kehutanan. Penggunaan metode penelitian setiap aliran jasa dan manfaat secara tepat diperoleh setelah menggunakan hasil dokumen identifikasi HCVA, RKL dan
RPL HCVA serta melalui survei, observasi lapangan dan wawancara khususnya untuk nilai guna langsung sumberdaya hutan, manfaat sosial dan lingkungan.
3.5.2 Analisis Dampak Ekonomi dan Finansial Pengelolaan HCVA 3.5.2.1 Analisis Finansial Pengelolaan HCVA
Ada beberapa cara untuk menilai kelayakan suatu proyekinvestasi. Penilaian proyek jangka panjang yang paling banyak diterima seperti pengelolaan
HCVA di perkebunan kelapa sawit adalah Discounted Cash Flow Analysis analisis DCF atau analisis aliran kas yang didiskontokan Gittiger 2008.
Analisis finansial ditekankan pada hasil untuk modal saham equity capital yang ditanam dalam proyek. Hasil ini harus diterima oleh para petani, pengusaha,
perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga disebut private return.
Analisis ekonomi menekankan pada hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk
masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa saja yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masarakat yang menerima
hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “social return” atau the economic return” dari proyek dalam hal ini pengelolaan HCVA di perkebunan kelapa sawit. Gray et
al . 1999 mengemukanan bahwa analisis finansial hampir sama dengan analisis
ekonomi, hanya saja variable yang dipakai adalah harga riil dari apa yang benar- benar terjadi.
Besarnya faktor diskonto discounted factorDF menggunakan rata-rata suku bunga bank komersial di Indonesia yaitu sebesar 15. Besaran suku bunga
15 juga diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan GAPKI dan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. Angka faktor diskonto ini digunakan dengan
pertimbangan agar perhitungan yang dipakai dalam evaluasi proyek terlepas dari pengaruh distorsi pasar. Artinya dengan menggunakan faktor diskonto maka
diharapkan hasil analisis dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Besar kecilnya diskonto sangat menentukan besar kecilnya angka benefit cost rasio
BC, IRR, NPV, sebab perhitungan IRR, NPV, dan BC selalu didasarkan pada DF Gittinger 2008.
a Benefit Cost Ratio
Adalah rasio jumlah nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Kriteria alternatif yang layak adalah BCR1 dan diletakan pada alternatif yang
mempunyai BCR tertinggi pada tingkat pertama. Nilai BCR secara matematis dapat disajikan sebagai berikut Gittinger 2008.
∑ Dimana :
= manfaat yang diperoleh tiap tahun = biaya yang dikeluarkan tiap tahun
t = lamanya periode waktu t =0,1,2... n
n = jumlah tahun
i = tingkat bunga diskonto
Rasio diatas di sebut juga profitability index PI. Jika BCR1, maka proyek pengelolaan HCVA menguntungkanlayak diusahakan karena penerimaan
premium price lebih besar daripada biaya total.
a
Net Present Value
NPV Merupakan nilai keuntungan yang diperoleh selama masa hidup suatu usahaproyek yang ditinjau pada kondisi saat ini dengan DF tertentu. NPV
merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost Gray et