Biaya Pengelolaan HCVA Estimasi Biaya Dampak Langsung Bagi Perusahaan A. Estimasi KerugianKehilangan Pendapatan

maka akan ada 42.414 tenaga kerja yang tidak terserap. Perkebunan kelapa sawit merupakan usaha padat karya sehingga penyerapan tenaga kerja cukup tinggi. Tenaga kerja yang tidak terserap di perkebunan kelapa sawit berbanding lurus dengan hilangnya areal produksi kelapa sawit baik yang berasal dari pengelolaan HCVA maupun dari kebun produktif yang tidak diusahakan. Goenadi 2008 memperkirakan industri kelapa sawit di Indonesia mungkin dapat menyediakan lapangan kerja lebih dari 6 juta jiwa dan mengentaskan mereka dari kemiskinan. Data Kementerian Pertanian 2011 menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja yang tercatat di perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta sebanyak 1.305.789 jiwa yang tersebar di perkebunan seluas 4.366.617 ha. Tercatat bahwa jumlah pekerja di perkebunan negara sebanyak 317.814 jiwa yang tersebar di perkebunan negara seluas 631.520 ha. Perbedaan jumlah serapan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh banyaknya status karyawan harian lepas atau karyawan borongan. Perusahaan seperti PT. IIS Kebun Buatan mempunyai rasio tenaga kerja relatif kecil, hal ini terkait efisiensi dan efektivitas manajemen perusahaan. Hasil analisis dampak langsung dan tidak langsung pengelolaan HCVA di perkebunan kelapa sawit di Indonesia menujukkan adanya economical impact yang cukup signifikan bagi perusahaan maupun bagi masyarakat sekitar perusahaan. Tabel 25 menunjukkan rekapitulasi nilai ekonomi yang hilang akibat dampak langsung pengelolaan HCVA bagi perusahaan. Tabel 25. Rekap dampak langsung pengelolaan HCVA bagi perusahaan Rp 000 Dampak Langsung PT. IIS KB Luas HCVA Tahun-0 Rp Tahun 1-2 RpTahun Tahun 3 -25 RpTahun Total ekonomi RpSiklus Pendapatan yang hilang 89.96 - - 2.797.947,00 64.352.790,00 Biaya Pengelolaan HCVA semua perusahaan sama 554.750,00 361.000,00 361.000,00 9.579.750,00 Sumber : data primer 2012 Tabel 25 menunjukkan total manfaat ekonomi yang hilang sebagai dampak langsung bagi perusahaan untuk pengelolaan HCVA di Perusahaan PT. IIS Kebun Buatan sebesar Rp 64.352.790.000,00 per siklus panen 23 kali dan biaya pengelola sebesar Rp 9.579.750.000,00 per siklus. Dampak langsung bagi perusahaan akibat hilangnya penerimaan manfaat dari usaha perkebunan jika HCVA dikonversi menjadi areal produktif semua. Dampak langsung kedua yaitu penambahan biaya untuk pengelolaan HCVA dari mulai biaya kajian hingga biaya monitoring dan koordinasi antar stakeholder. Kerugian atau biaya-biaya akibat pengelolaan HCVA secara langsung bagi masyarakat merupakan penilaian dari dampak kehilangan pendapatan dari masyarakat dan hilangnya penyerapan tenaga kerja karena adanya pengelolaan HCVA. Kehilangan pendapatan maupun tenaga kerja bagi masyarakat merupakan dampak tidak langsung bagi perusahaan. Kerugian akibat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja merupakan opportunity loss bagi masyarakat, meskipun secara riil baik perusahaan maupun masyarakat tidak dirugikan. Rekap dampak tidak langsung bagi pengelolaan HCVA disajikan dalam Tabel 26. Tabel 26 menunjukkan pengelolaan HCVA memberikan dampak langsung bagi masyarakat atau tidak langsung bagi perusahaan. Dampak ini menyebabkan kehilangan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendapatan dari kegiatanusaha pendukung perkebunan dan penyerapan tenaga kerja. Kasus PT. IIS Kebun Buatan pendapatan yang hilang bagi masyarakat sebesar Rp 84.746.419,00 per tahun atau sebesar Rp 1.949.167.627,00 per siklus dengan asumsi panen 23 kali dengan jumlah panen yang sama sepanjang siklus. Tenaga kerja yang tidak terserap sebanyak 13 orang dengan UMR Provinsi Riau sebesar Rp 1.389.450,00 per bulan maka nilai ekonomi yang hilang dari tenaga kerja sebesar Rp 18.062.850,00 per bulan atau sebanyak Rp 216.754.200,00 per tahun. Tabel 26. Rekap dampak langsung pengelolaan HCVA bagi masyarakat Dampak Langsung Masyarakat Pendapatan masyarakat yang hilang Tenaga kerja yang tidak terserap RpTahun RpSiklus RpTahun RpSiklus PT. IIS Kebun Buatan 84.746.419,00 1.949.167.627,00 216.754.200,00 4.985.346.600,00 Sumber: Data primer data diolah 2012