Analisis Kebijakan Pengelolaan HCVA di Perkebunan Kelapa Sawit

hasil hutan bukan kayu lebih tinggi, durasi proyek dan tingkat suku bunga yang berbeda. 3 Rizaldi Boer, Dodik R. Nurrochmat, Adi Hadianto, Hariyadi, M. Ardiansyah Handian Purwawangsa, dan Gito Ginting yang berjudul Reducing Agricultural Expansion into Forest in Central Kalimantan-Indonesia pada tahun 2012. Penelitian menggunakan alat analisis finansial, analisis sensitivitas dan strategi kebijakan serta analisis citra satelit terkait ekspansi kelapa sawit. Penilitian ini Boer et al. 2012 membandingkan NPV diantara produser-produser minyak kelapa sawit mulai dari perkebunan rakyat skala kecil hingga perusahaan kelapa sawit yang tersertifikssi RSPO. Penelitian ini menekankan pada internalisasi benefit dari perdagangan karbon dan memperhitungkan persentase pengurangan HCVA. Penelitian ini menggunakan premium price dan harga karbon.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Inti Indosawit Subur PT.IIS Kebun Buatan-Asian Agri Group yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa PT. IIS Kebun Buatan-Asian Agri Group adalah perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikasi RSPO dan mendapatkan premium price. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak bulan April-Juni 2012.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi, dan survei lapangan. Data primer berupa data valuasi ekonomi HCVA dan harga sumberdaya yang sudah memiliki harga pasar market price dan pasar pengganti surrogate market . Sumberdaya yang memiliki nilai guna langsung dikumpulkan datanya. Data lainya seperti profile respondennarasumber, seperti umur, jenis kelamin, matapencaharian, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, frekuensi interaksi dengan hutan, dan frekuensi pemanenan sumberdaya hutanHCVA. Data sekunder meliputi data-data mengenai kondisi umum lokasi penelitian dan data-data penunjang lainnya. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan untuk kebutuhan dalam rangka mendapatkan hasil analisis dan pembahasan yang maksimal. Data sekunder diambil dari berbagai sumber yang relevan. Data ini sangat dibutuhkan untuk identifikasi dan input analisis biaya manfaat. Data sekunder diperoleh dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian dan instansi pemerintah yang ada di Kabupaten dan Provinsi. Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari: 1 Komisi Kelapa Sawit Indonesia 2 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI 3 Studi Identifikasi , RPL dan RKL HCVA PT. IIS Kebun Buatan 4 BPS Kabupaten dan Provinsi 5 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten dan Provinsi 6 Tim HCV Fahutan IPB 7 Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI