Penentuan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN
3.5 Metode Analisis 3.5.1 Analisis Total Economic Value TEV HCVA
Estimasi nilai ekonomi kawasan High Conservation Values Area HCVA
di perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan
Total Economic Value TEV. Nilai ekosistem dan biodiversitas umumnya
diestimasi menggunakan pendekatan Total Economic Value TEV. TEV sebuah ekosistem umumnya dibagi menjadi nilai guna use value dan nilai non-guna
non use value. Setiap nilai dapat dipecah menjadi beberapa komponen nilai Brander et al. 2010.
TEV merupakan penjumlahan nilai semua aliran jasa yang dihasilkan dari modal alami, baik saat ini maupun di saat mendatang. Aliran jasa-jasa ini dinilai
pada perubahan marjinal dalam penyediaannya. TEV mengarahkan semua komponen-komponen bermanfaat maupun tidak bermanfaat yang diturunkan dari
jasa ekosistem dengan menggunakan unit ukuran yang sama. Ukuran tersebut yaitu nilai uang atau semua nilai dengan berbasis pasar yang memungkinkan
dapat diperbandingkan manfaat dari berbagai macam barang. Valuasi nilai ekonomi HCVA menggunakan analisis Total Economic
Values Pearce 1993.
Dimana: = net economic values nilai ekonomi total
use value nilai guna
direct use value nilai guna langsung
indirect use value nilai guna tidak langsung
option value nilai pilihan
non use value nilai non-guna
existance value nilai keberadaan
Metode valuasi HCVA yang pada umumnya berupa kawasan hutan, jasa ekosistem dan biodiversitas sedapat mungkin menggunakan harga pasar aktual.
Hal ini dapat dilakukan untuk sumberdaya hutan yang sifatnya tangible, yang
diperjualbelikan di pasar seperti kayu bulat, makanan, dan obat-obatan. Hasil hutan bukan kayu NTFPs yang memiliki karakteristik non-pasar, maka teknik
valuasi bisa menggunakan surrogate market, dan substitute goods. Jasa dan fungsi jasa ekosistem hutan bisa menggunakan pendekatan production function
approach , benefit transfer, dan cost-based approach. Manurung 2001
menggunakan benefit transfer dalam penelitian Analisis Valuasi Ekonomi Investasi Perkebunan Sawit di Indonesia untuk nilai fungsi dan jasa ekosistem
kehutanan. Penggunaan metode penelitian setiap aliran jasa dan manfaat secara tepat diperoleh setelah menggunakan hasil dokumen identifikasi HCVA, RKL dan
RPL HCVA serta melalui survei, observasi lapangan dan wawancara khususnya untuk nilai guna langsung sumberdaya hutan, manfaat sosial dan lingkungan.
3.5.2 Analisis Dampak Ekonomi dan Finansial Pengelolaan HCVA 3.5.2.1 Analisis Finansial Pengelolaan HCVA
Ada beberapa cara untuk menilai kelayakan suatu proyekinvestasi. Penilaian proyek jangka panjang yang paling banyak diterima seperti pengelolaan
HCVA di perkebunan kelapa sawit adalah Discounted Cash Flow Analysis analisis DCF atau analisis aliran kas yang didiskontokan Gittiger 2008.
Analisis finansial ditekankan pada hasil untuk modal saham equity capital yang ditanam dalam proyek. Hasil ini harus diterima oleh para petani, pengusaha,
perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga disebut private return.
Analisis ekonomi menekankan pada hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk
masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa saja yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masarakat yang menerima
hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “social return” atau the economic return” dari proyek dalam hal ini pengelolaan HCVA di perkebunan kelapa sawit. Gray et
al . 1999 mengemukanan bahwa analisis finansial hampir sama dengan analisis
ekonomi, hanya saja variable yang dipakai adalah harga riil dari apa yang benar- benar terjadi.