Ketiga stakeholder tersebut memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar dalam pengelolaan HCVA sebagai bagian persyaratan sertifikasi RSPO.
Strategi kebijakan pengelolaan disusun dengan mendasarkan pada hasil sintesis terhadap peraturan dan perundang-undangan berlaku, analisis
finansial dan ekonomi, dan analisis stakeholder pengelolaan HCVA dalam rangka mewujudkan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Strategi kebijakan pengelolaan yang sudah diformulasikan sebagai berikut: a Tanggung jawab pengelolaan HCVA diserahkan kepada perusahaan
perkebunan selaku pemegang hak atas tanah; b Pengelolaan HCVA membutuhkan partisipasi multi pihak; c memberikan dukungan harga
kompensasi yang rational dan feasible bagi perusahaan dan kebun sawit plasma tersertifikasi berkelanjutan dengan mekanisme PES; d Mendorong
Peningkatan Status HCVA sebagai Kawasan Lindung; e meningkatkan performance pengelolaan HCVA.
6.2 Saran
1. Penelitian lanjutan terkait efektivitas pengelolaan HCVA dan desain kelembagaan multipihak terkait pengelolaan HCVA dengan melibatkan
lebih banyak lagi perusahaan dalam penelitian serta efektivitas HCVA dalam mengalirkan aliran barang dan jasa ekosistem. Penelitian lanjutan
dengan menggunakan studi kasus perkebunan baru yang memiliki luas HCVA 10 dari luas kebun produktifnya.
2. Penelitian terkait penentuan harga kompensasi premium price dalam pengelolaan HCVA di perkebunan kelapa sawit dengan melibatkan tujuh
stakeholder RSPO seperti perkebunan kelapa sawit lebih banyak lagi,
pembeli, retailer,pedagang dan industri pengolah minyak sawit, dan lembaga keuangan serta Lembaga Sosial Masyarakat LSM.
DAFTAR PUSTAKA
Abelson P. 1996. Project Appraisal and Valuation Methods for the Environmental with Special Reference to Developing Countries. Macmillan: New
York. Agus F. 2011. Sustainable palm oil: Challenges, a common vision and the way
forward. Makalah simposium Kelapa Sawit di London, United Kingdom 4-6 Mei 2011.
Barbier EB. 1991. The Economic Value of Ecosystem: 2 – Tropical Forests.
London Environmental Economics Centre Gatekeeper Series No 91- 01.
International Insitute
for Environmental
and Development. London.
Bishop JT. 1999. Valuing Forests : A Review of Methods and Applications in Developing Countries. International Institute for Environment and
Development: London Boer R, Nurrochmat DR., Ardiansyah M, Purwawangsa H, Hariyadi, dan Ginting
G. 2012. Reducing agricultural expansion into forests in Central Kalimantan Indonesia: Analysis of Implementation and Financing
Gaps. Center for Climate Risk Opportunity Management. Bogor Agricultural University.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten dalam Angka. BPS Kabupaten Pelalawan. Provinsi Riau
Brander L, Bagghethun E.G., Lopez B.M., dan Verma M. 2010. The economics of ecosystem and biodiversity: The Ecological and Economic
Foundations. Colchester M, Jiwan N, Andiko S, Firdaus M, Surambo AY, dan Pane H. 2006.
Tanah Yang Dijanjikan. Minyak kelapa sawit dan Pembebasan Tanah di Indonesia: Implikasi terhadap Masyarakat Lokal dan Masyarakat
Adat. Forest Peoples Programme dan Perkumpulan Sawit Watch.
Costanza R, dArge R, de Groot R, Farber S, Grasso M, Hannon B, Limburg K, Naeem S, ONeill RV, Paruelo J, Raskin RG, Sutton P, dan van den
Belt M. 1997. The Value of the World’s Ecosystem Services and
Natural Capital in Nature May 1997: 253-260. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Statistik Perkebunan.
2012. Jakarta. [EFC dan UN Foundation] Energy Future Coalition dan United Nations
Foundation.2008. Biofuels.www.energyFutureCoalition.orgbiofuels.
Eden C dan Ackermann F. 1998. Making Strategy: the Journey of Strategic
Management.Sage Publications, London. Dalam. Reed et.al. 2009.
Who’s in and why? A typology of stakeholder analysis methods for natural resource management. Journal of Environmental Management
90: 1933 –1949
Engel S, Pagiola S, and Wunder S. 2008. Designing payments for nvironmental services in theory and practice: An overview of the issues. Ecological
Economics 62: 663
–674. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2012. Data Produksi dan Ekspor
Kelapa Sawit Dunia. http:faostat.fao.orgsite339default.aspx
. Tanggal download 18 Jan 2012 jam 11.54 WIB.
Freeman RE. 1984. Strategic Management: a Stakeholder Approach, Masic Books. New York.
Friedman AL. Miles S. 2002. Developing stakeholder theory. Journal of Management Studies
39:1 –21.
[GAPKI] Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia. 2012. Refleksi industri
kelapa sawit
2011 dan
prospek 2012.
Jakarta. www.gapki.com. Publikasi 4 januari 2012
Gittinger JP. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta. UI Press- Jhons Hopkins.
Grindle MS. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World, Princnton University Press. New Jersey.
Grimble R dan Chan MK. 2005. Stakeholder analysis for natural resource management in developing countries: some practical guidelines for
making management more participatory and effective. Natural Resources Forum
19:113 –124.
Grimble R dan Wellard K. 1997. Stakeholder methodologies in natural resource management: a review of concepts, contexts, experiences and
opportunities. Journal of Agricultural Systems 55: 173 –193.
Gray C, Karlina L, dan Kadariah. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
[HCV Toolkit Indonesia] Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia. 2008. Panduan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi.
[HCV-RIWG] HCV RSPO Indonesian Working Group. 2009. Panduan Pengelolaan dan Pemantauan Nilai Konservasi Tinggi NKT untuk
Produksi Minyak kelapa sawit Berkelanjutan di Indonesia.