harga perlu dilakukan terutama untuk proyek-proyek dengan umur ekonomis yang panjang dan dalam ukuran yang besar.
2.8 Analisis Kebijakan Pengelolaan HCVA di Perkebunan Kelapa Sawit
Freeman 1984 mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organisasi. Analisis kebijakan pengelolaan HCVA di perkebunan kelapa sawit menggunakan analisis pemangku kepentingan stakeholder. Reed et al. 2009
mendefinisikan analisis stakeholder sebagai proses dengan tujuan untuk 1 mendefinisikan aspek sosial dan fenomena alam yang dipengaruhi oleh kebijakan
atau tindakan, 2 mengidentifikasi individu, kelompok dan organisasi yang dipengaruhi oleh atau dapat mempengaruhi bagian dari fenomena dapat
melibatkan bukan manusia dan bukan makhluk hidup dan generasi masa depan, 3 memprioritaskan individu dan kelompok tersebut terlibat dalam proses
pembuatan keputusan. Analisis stakeholder merupakan suatu pendekatan untuk memahami sebuah sistem dan perubahan yang terjadi di dalamnya, dengan
mengidentifikasi aktor kunci atau stakeholder kunci dan menilai kepentingan masing-masing stakeholder dalam sistem tersebut Grimble and Wellard, 1997.
Analisis stakeholder dipadang sebagai cara membangkitkan informasi dari pelaku yang sesuai untuk memahami tingkah laku, kepentingan, agenda dan
pengaruh dalam proses pengambilan kebijakan Brugha dan Varvasovsky 2000 dalam Reed et al. 2009. Analisis stakeholder memandu kita untuk dapat sampai
pada persoalan dan memahami alasan yang ada di balik konflik kepentingan yang mengancam keberhasilan suatu proyek atau kebijakan Grimble and Chan 2005.
Meyers 2001 menyatakan bahwa analisis stakeholder diperlukan untuk memahami posisi orang lain dalam menghadapi isu yang ada, sehingga dapat
menakar tingkat dukungan atau oposisi dari orang lain dan memprediksi langkah yang akan diambil bila terjadi perubahan. Masing-masing stakeholder memiliki
derajat kekuatan power yang berbeda-beda dalam mengontrol keputusan yang berpengaruh pada kebijakan dan lembaga. Mereka memiliki derajat potensi yang
berbeda untuk disumbangkan atau derajat kepentingan interest yang berbeda dalam mencapai tujuan tertentu. Reed et al. 2009 menyatakan bahwa analisis
stakeholder terdiri atas 1 identifikasi stakeholder, 2 pembedaan di antara
kategorisasi stakeholder, 3 investigasi hubungan di antara stakeholder.
2.9 Penelitian sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang mendasari landasan berpikir dan sumber tinjuan pustaka adalah penelitian yang dilakukan :
1 Greetje Schouten dan Pieter Glasbergen yang berjudul Creating legitimacy in global private governance: The case of the roundtable on Sustainable Palm
Oil pada tahun 2011
Jurnal ini mengemukakan mengenai proses pembentukan RSPO berdasarkan pendekatan multi-dimensional approach. Pendekatan ini belum
sepenuhnya menyentuh ketentuan prinsip dan kriteria dalam RSPO yang mempersyaratkan mengenai pengelolaan HCVA. Jurnal ini berisikan banyak
informasi mengenai sejarah menuju global private governance dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di dunia.
2 Kalyan Hou dan Sothunvathanak Meas yang berjudul A Cost and Benefit Analysis of the Community Forestry Project in Chumkiri District, Kampot
Province, Cambodia pada tahun 2008.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan alat analisis yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan alat analisis biaya manfaat,
analisis sensitivitas, dan valuasi jasa ekosistem dan biodiversitas dengan pendekatan Total Economic Values, namun dengan obyek penelitian yang
berbeda. Kalyan Hou dan Sothunvathanak Meas melakukan penelitian di hutan kemasyarakatan community forestry di kawasan hutan tropis Kamboja,
sedangkan penelitian ini dilakukan di kawasan HCVA perkebunan kelapa sawit. Hasil penelitian Kalyan Hou dan Sothunvathanak Meas 2008
menunjukkan bahwa cost benefit analysis digunakan untuk estimasi manfaat bersih dari tiga pilihan manajemen pengelolaan community forestry, yaitu pilihan
konservasi conservation option, campuran combined option, dan eksploitasi exploitation option dimana pilihan konservasi ternyata menjadi paling baik
secara ekonomi. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pilihan konservasi menempati ranking pertama bahkan dengan asumsi menggunakan harga kayu dan