untuk meningkatkan performanya dalam pengelolaan HCVA dalam rangka mewujudkan good corporate governance tata kelola perusahaan yang baik.
Potencial benefit bagi perusahaan yang melakukan pengelolaan HCVA selain
premium price adalah sebagai berikut:
1. Memantapkan izin sosial social permit Pengelolaan HCVA memberikan kemudahan dalam izin sosial social permit
dan legitimasi dari masyarakat sekitar bahwa perusahaan respek terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Hal ini terefleksikan dari
HCV 5 dan 6 dimana perusahaan sangat peduli dengan persoalan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sekitar dan pelestarian situs bersejarah, situs
arkeologi dan tradisi budaya masyarakat lokal. Manfaat sosial dari pengelolaan HCVA tersebut bisa terus menjadi modal sosial perusahaan
social capital untuk menjaga keberlanjutan bisnis sustainable business perusahaan dan mewujudkan good corporate governance tata kelola
perusahaan yang baik. 2. Nilai ekonomi potensial TEV
Pengelolaan HCVA mendatangkan nilai ekonomi bagi perusahaan meskipun sifatnya potensial bukan aktual.
3. Peluang untuk mendapatkan sertifikasi lainnya. Pengelolaan HCVA tidak hanya bertujuan untuk memenuhi sertifikasi RSPO.
Potencial benefit yang lain dari pengelolaan HCVA dan sangat prospektif
kedepannya adalah sertifikasi International Sustainibility Carbon Certification
ISCC. ISCC International Sustainability and Carbon Certification
merupakan sistem sertifikasi bertaraf internasional pertama untuk membuktikan sustainability, traceability dan penghematan dari efek gas
rumah kaca untuk segala jenis produksi biomass energi yang terbarukan, memberikan pembuktian yang positif setelah beroperasi selama setahun.
Sertifikasi ISCC dikeluarkan oleh SGS Germany, yaitu sebuah perusahaan global yang bergerak di bidang inspeksi, verifikasi, pengujian dan sertifikasi.
Badan Federal Pertanian dan Pangan Jerman BLE telah mengakui dan memberikan wewenang kepada SGS Germany untuk melakukan sertifikasi
produksi biomass. CPO bersertifikasi ISCC berpotensi untuk mendapatkan
premium sekitar US20 – US30 per ton dari harga di pasar dunia. Asian Agri
mampu menyediakan minyak sawit sesuai dengan Standar Energi Terbarukan Uni Eropa EU Renewable Energy Directive Wiji 2012. Manager PT. IIS
Kebun Buatan menyatakan bahwa untuk mendapatkan sertifikat ISCC sangat mudah bagi perusahaan yang sudah tersertifikasi RSPO dan sudah melakukan
pengelolaan HCVA secara optimal. 4. Corporate image
Pengelolaan HCVA yang baik dan benar juga secara tidak langsung merupakan bentuk politik pencitraan perusahaan corporate image agar
diterima oleh masyarakat lokal bahkan oleh masyarakat dunia pasar dengan memiliki opportunity dalam bentuk penetrasi pasar yang luas. Pengelolaan
HCVA dan tersertifikasi berkelanjutan bisa menjadi alat untuk meningkatkan citra perusahaan “ramah lingkungan”. HCVA mampu menarik persepsi
masyarakat secara luas akan komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab pelestarian lingkungan. Pengelolaan HCVA yang baik dan benar akan
menciptakan kepercayaan trust bagi buyers dan masyarakat global akan kinerja baik perusahaan. Kepercayaan dari buyers dan konsumen juga
memiliki nilai intrinsik, meskipun sulit untuk diuangkan.Strategi pencapaian pengelolaan HCVA di atas perlu dilakukan serangkaian kegiatan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kegiatan sosialisasi HCVA
Pengelolaan HCVA yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Kurangnya
informasi ini tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan selaku pengelola, padahal pengelolaan HCVA membutuhkan
sumberdaya yang relatif cukup besar baik dari sisi sumberdaya finansial maupun sumberdaya manusia. Hal ini juga akan menyebabkan citra yang
kurang baik bagi perusahaan kelapa sawit terkait isu keberlanjutan. Pengelolaan HCVA merupakan manifestasi mekanisme pembangunan
berkelanjutan di perkebunan kelapa sawit yang semestinya diketahui masyarakat luas.
Perusahaan yang melakukan pengelolaan HCVA diyakini akan mampu meningkatkan citra positif bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan
pengelolaan HCVA juga bisa mendapatkan penilaian dari masyarakat sebagai perusahaan dengan reputasi yang ramah lingkungan dan peduli masyarakat
sekitar bahkan perusahaan tersebut bisa memiliki keuntungan berupa penetrasi pasar untuk produk kelapa sawit yang lebih luas. Keuntungan lainnya adalah
resistensi pasar bisa direduksi dengan tata kelola perkebunan yang baik melalui pengelolaan HCVA.
Mengingat pentingnya informasi pengelolaan HCVA, perusahaan kelapa sawit perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif bagi masyarakat
luas yang tidak hanya terbatas bagi masyarakat sekitar lokasi. Peningkatan kegiatan sosialisasi bagai masyarakat sekitar selain petani plasma berguna
untuk meningkatkan perhatian dan kepedulian dalam pengelolaan HCVA. Hal ini sudah terbukti dari kesediaan membayar Willingness To Pay masyarakat
sekitar untuk berpartisipasi dalam pengelolaan. Pengetahuan dan informasi yang cukup bagi masyarakat sekitar akan mendorong efektivitas dan
keberhasilan pengelolaan HCVA. Kegiatan sosialisasi juga harus ditujukan bagi masyarakat global yang
mengkonsumsi dan menggunakan bahan atau produk minyak kelapa sawit. Pengetahuan masyarakat yang cukup akan kebutuhan pengelolaan HCVA
akan meningkatkan kepedulian konsumen dan perdagangan minyak kelapa sawit. Kepedulian tersebut nantinya bisa mendorong kemauan pedagang dan
konsumen untuk membayar dengan premium price bagi produk kelapa sawit yang ramah lingkungan dan atau menerapkan pengelolaan HCVA di areal
perkebunannya.
b. Meningkatkan program capacity building
Pengelolaan HCVA yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit membutuhkan sumberdaya manusia yang handal. Pengelola HCVA harus
benar-benar memahami dan mengetahui secara holistik mengenai manajemen kawasan konservasi, fungsi ekologi, dan pola interaksi serta sistem sosial budaya
masyarakat lokal dengan kawasan khususnya HCVA. Manajemen perusahaan perlu melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan kapasitas capacity
building sumber daya manusianya khususnya yang terkait dengan pengelolaan
HCVA. Program capacity building bisa dilakukan melalui peningkatan intensitas
program pendidikan dan pelatihan manajemen pengelolaan HCVA dan ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait serta melalui field study dan field trip. Hal ini
disebabkan karena kompleksitas HCVA, sehingga pengetahuan yang harus dimiliki oleh staf pengelola HCVA bersifat multidisplin. Hal ini juga terkait
keanekaragaman jenis dan tipe ekosistem, keanekargaman hayati, dan sistem sosial budaya masyarakat serta pola interaksinya terkait dengan kawasan yang
ditentukan sebagai HCVA. Program capacity building ini bisa melibatkan banyak stakholder
terkait pengelolaan HCVA seperti Sawit Watch, GAPKI dan kelembagaan lainnya yang bergerak di bidang capacity building.
c. Meningkatkan dukungan untuk premium price yang rasional dan wajar
Keberadaan GAPKI sebagai organisasi asosiasi pengusaha perkebunan kelapa sawit yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan yang tinggi terkait
pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan merupakan keuntungan yang sangat besar. GAPKI sebagai organisasi pengusaha kelapa sawit Indonesia,
yang merupakan produsen terbesar di dunia, memiliki posisi tawar bargaining position
yang kuat dalam memperjuangkan premium price. Keberadaan GAPKI bisa dimanfaatkan sebagai fasilitator dan atau mediator untuk mendapatkan
premium price yang wajar dan rasional. GAPKI memiliki kapasitas dan kekuatan
yang cukup untuk mempengaruhi pengusaha lainnya untuk menjual produk kelapa sawit mereka dengan premium price serta menekan pedagang dan pembeli minyak
kelapa sawit untuk membeli dengan premium price bagi perkebunan yang melakukan pengelolaan HCVA.
Nilai premium price yang wajar dan rasional tidak hanya dinikmati oleh perusahaan, namun keuntungan premium price juga turut dirasakan petani plasma.
Premium price yang wajar dan rasional akan mendorong peningkatan harga beli
TBS dari petani. Hal ini tentu saja akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani plasma dengan adanya peningkatan pendapatan petani plasma. Harga
premium yang wajar dan layak diberikan kepada kebun inti dan plasma yang sudah tersertifikasi RSPO sebagai bentuk kompensasi atas pengelolaan HCVA.