Tanggung jawab pengelolaan HCVA diserahkan kepada perusahaan

stakeholder seharusnya memahami bahwa postulat ekonomi inti bisnis yaitu maksimasi keuntungan. Perusahaan merupakan lembaga yang berorientasi profit profit oriented umumnya tidak akan bersedia jika kehilangan keuntungan dari usaha mereka dengan melakukan pengelolaan HCVA tanpa mendapatkan kompensasi. Keberatan perusahaan terletak pada tambahan biaya pengelolaan dan kehilangan produksi, sementara itu manfaat keberadaan HCVA tidak secara riil dinikmati oleh perusahaan. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian menyatakan keberatannya dalam pengelolaan HCVA jika tidak mendapatkan kompensasi. Faktanya ada juga perusahaan seperti Astra Agro Group melakukan pengelolaan HCVA tanpa berharap terlalu besar mendapatkan premium price karena memang tidak melakukan sertifikasi RSPO. Perusahaan tersebut melakukan pengelolaan HCVA atas dasar motif good will kemauan baik. Hampir sebagian perusahaan yang melakukan pengelolaan HCVA melakukan pengelolaan HCVA atas dasar motif good will dan corporate image karena inisiatif pengelolaan HCVA akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan. Keberadaan HCVA di perkebunan kelapa sawit memilik kecenderunagn sebagai barang publik yang manfaatnya bisa dinikmati oleh siapa saja yang tidak hanya terbatas masyarakat lokal sekitar perusahaan. Nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung berupa aliran barang dan jasa ekosistem seperti penyerapan karbon dan lainnya merupakan manfaat yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat global, apalagi saat ini mekanisme perdagangan karbon sudah ada dan beberapa diantara sudah terjadi transaksi perdagangan karbon. Hal ini sesuai dengan tujuan HCVA sebagai pengelolaan kawasan konservasi pada tingkat lokal, regional maupun global. Keberadaan HCVA memang memiliki nilai ekonomi total Total Economic Value TEV, namun bersifat potensial bukan riil atau aktual yang bisa diterima oleh perusahaan. Hal inilah yang juga menjadi salah satu kendala bagi perusahaan untuk menutup kehilangan profit atas pengelolaan HCVA. Skema menangkap nilai ekonomi total capturing TEV HCVA yang merupakan nilai ekonomi dari barang dan jasa yang belum memiliki harga pasar. Nilai TEV bisa ditangkap dengan menggunakan mekanisme perdagangan trading mechanisme yang sudah ada seperti PES Payment Environemntal Services. Hasil wawancara dengan narasumber manajemen perusahaan perkebunan PT. IIS Kebun Buatan menyatakan bahwa skema capturing TEV HCVA yang paling potensial dan memungkinkan untuk bisa diimplementasikan adalah melalui mekanisme PES. Mekanisme PES awalnya diperkenalkan oleh Pagiola dengan melihat resultan dari perbandingan nilai dari suatu kawasan hutan jika dikonservasi atau dikonversi. Formula penentuan PES yang dirumuskan oleh Pagiola sebagai berikut: Minimal Nilai Kompensasi PES = Nilai Konversi – Nilai Konservasi Maksimum Nilai Kompensasi PES = TEV HCVA Penentuan nilai Payment Environmental Services dalam tataran prakteknya berupa nilai kompensasi. Nilai kompensasi ini dihasilkan dari pengurangan nilai konversi dengan nilai konservasi atau jika suatu kawasan dipertahankan. Formula di atas menunjukkan bahwa minimal nilai kompensasi sebagai manifestasi nilai Payment Environmental Services adalah selisih antara nilai konversi dengan nilai konservasi. Kawasan yang dipertahankan keberadaannya atau dikonservasi karena suatu alasan dan kebutuhan untuk perlindungan dan pelestarian flora fauna memiliki besaran nilai minimum kompensasi yang semestinya diterima oleh palm oil grower perusahaan perkebunan. Nilai ini adalah selisih antara nilai konversi dengan nilai konservasi. Sebaliknya maksimum nilai PES adalah nilai dari konservasi. Nilai konservasi diasumsikan sebagai nilai TEV. Kalangan pengusaha perkebunan memahami bahwa kawasan yang dikonservasi dinilai tidak memberikan nilai ekonomi langsung bagi pengelola, padahal kawasan konservasi memiliki nilai ekonomi tinggi dari aliran barang dan jasa ekosistem yang dihasilkannya. Nilai ekonomi dari kawasan konservasi tidak bersifat nilai aktual. Hal ini dikarenakan kawasan konservasi umumnya menghasilkan aliran barang dan jasa yang belum memiliki harga pasar atau belum diperdagangkan di pasar. Valuasi nilai konservasi didekati dari nilai ekonomi total TEV suatu kawasan baik yang bersifat tangible maupun intangible atau mengacu pada penjumlahan berbagai nilai langsung maupun nilai tidak langsung