Payment for Environmental Services PES

seorang pengguna langsung yang rasional, sebuah pembayaran dari perbedaan ini dalam arus pendapatan menjelaskan sebuah insentif minimum untuk pemeliharaan ekosistem. Seorang pengguna arus bawah yang rasional, yang memunculkan sebuah arus pendapatan bawah B, bisa membayar pada tingkat maskimal yang setara dengan arus pendapatan yang sudah ada melalui konversi pada penggunaan alternatif. Hal ini mendukung para pengguna tidak langsung dan pembeli pelayanan ekosistem untuk masuk ke dalam sebuah kontrak untuk pengadaan pelayanan yang berkelanjutan dengan memberikan pembayaran, yang bervariasi antara minimum sampai maksimum disajikan dengan Balok E, kepada para pengguna langsung atau kepada para penyedia pelayanan ekosistem. Total arus pendapatan penyedia pelayananekosistem Balok D plus E lebih banyak dari yang ada pada sebuah ekosistem yang dikonversi, yang membuat konservasi menjadi layak. Sistem ini menginternalisasikan hal-hal yang akan menjadi sebuah eksternalitas bila tidak dilakukan Pagiola Platais 2007. Tipologi PES bisa diupayakan di lintas jalur, sebuah dasar yang bermanfaat adalah menjelaskan program-program PES yang dibiayai oleh pengguna ketika para pembeli pelayanan adalah para pengguna pelayanan yang aktual, dan program-program yang dibiayai pemerintah ketika pemerintah membeli pelayanan, kemudian menyediakannya kepada pengguna akhir. Program-program yang dibiayai oleh pengguna bersifat sukarela pada sisi penjual maupun pembeli, sedangkan sebagian besar program pemerintah bersifat sukarela hanya pada sisi penyedia Engel et al. 2008. Bulte et al. 2008 mengusulkan sebuah klasifikasi fungsional skema PES yang memisahkan program-program yang membayar kontrol polusi, konservasi sumberdaya alam dan ekosistem, serta yang ditujukan untuk fasilitas lingkungan publik yang baik. Ada penekanan yang luar biasa pada PES namun hanya ada sedikit upaya untuk menilai efektivitas dan efisiensinya.

2.6 Teknik Valuasi Sumberdaya Hutan

Secretariat of the Convention on Biological Diversity 2001 menyebutkan banyaknya barang dan jasa hutan tidak memiliki pasar dan hal ini diperlukan teknik valuasi bukan pasar. International Institute for Environmental and Development 2003 menyebutkan teknik valuasi nilai ekonomi sumberdaya hutan dikelompokkan menjadi 5 lima kelompok yaitu 1 Market price valuation, meliputi metode untuk estimasi manfaat produksi subsisten dan konsumsi, 2 Surrogate market approaches, meliputi travel cost models, hedonic pricing dan substitute goods approach 3 Production function approach, yang memfokuskan pada hubungan biofisik antara fungsi hutan dan aktivitas pasar 4 Stated preference approaches, utamanya contingent valuation method dan variannya 5 Cost-based approach, meliputi replacement cost dan defensive expenditure . 2.7. Analisis Finansial dan Ekonomi 2.7.1 Analisis Finansial Analisis finansial bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan tertentu layak secara finansial, atau dapat memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan dengan tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Pengambilan keputusan berdasarkan penilaian kelayakan suatu kegiatan, sangat penting untuk turut memperhitungkan semua biaya dan manfaat yang relevan danatau benar terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan. Berbeda dengan analisis finansial, dalam analisis valuasi ekonomi berbagai biaya lingkungan dan biaya sosial yang mungkin atau potensial terjadi turut diperhitungkan dalam menilai kelayakan investasi suatu kegiatan. Kriteria kelayakan investasi tetap sama, yaitu berdasarkan NPV net present value. Kelayakan finansial suatu kegiatan ditunjukan oleh nilai NPV, BC ratio Benefit-Cost Ratio, atau IRR Internal Rate of Return. Nilai NPV, BC ratio dan IRR sesungguhnya saling berhubungan satu sama lainnya. Suatu kegiatan dikatakan layak secara finansial menguntungkan bagi perusahaan bila nilai NPV-nya positif. Bila NPV positif artinya nilai BC ratio-nya lebih besar dari satu, dan nilai IRR-nya lebih besar dari tingkat suku bunga diskonto discount rate yang dipergunakan dalam perhitungan nilai NPV. Salah satu dari ketiga nilai tersebut dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu kegiatan akan menguntungkan layak atau tidak secara finansial. Analisis finansial yang perlu diperhatikan adalah waktu didapatkannya pengembalian returns, sebaliknya analisis ekonomi yang diperhatikan ialah hasil total atau produktivitas atau keuntungan didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa yang dalam proyek menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “the social returns” atau “the economic returns” dari proyek.

2.7.2 Analisis Biaya Mafaat

Suatu kajian penggunaan kawasan sebaiknya dan idealnya melibatkan evaluasi semua manfaat dan biaya-biaya serta dihubungkan dengan pilihan penggunaan yang relevan. Nilai-nilai tersebut bisa disatukan dalam analisa biaya dan manfaat, yang berguna untuk melihat trade off dari perbedaan pilihan pembangunan. Analisis biaya manfaat merupakan alat standar untuk evaluasi jasa ekonomi investasi atau proyek pembangunan. Alat analisis ini secara luas digunakan untuk mengevaluasi pilihan-pilihan penggunaan kawasan hutan International Institute for Environmental and Development 2003. Analisis biaya manfaat dapat digunakan untuk menganalisis dampak ekonomi pembangunan dengan melakuan evaluasi semua manfaat dan biaya yang terjadi dalam suatu pembangunan. Kekuatan analisis biaya manfaat adalah penggunaan kriteria keputusan secara eksplisit dan secara langsung dapat diperbandingkan. Logika yang mendasari analisis ini adalah untuk setiap pilihan aktivitas seperti pilihan penggunaan lahan masing-masing manfaat bersih net benefit harus diperbandingkan dimana net benefit dari pilihan yang diambil secara sederhana diformulasikan dalam persamaan : Net Benefit NB = Benefit B – costs C Manfaat dan biaya diidentifikasi untuk setiap periode waktu biasanya per tahun atau menggunakan time horizon. Pengunaan teknik discounting, net benefit sepanjang waktu dapat dikombinasikan ke dalam satu tampilan agregat tunggal atau NPV. Setiap pilihan penggunaan kawasan hutan misalkan pilihan A pilihan pengelolaan HCVA , net benefit NB A harus melebihi dari net benefit NB B jika pilihan A lebih disukai.