Nasionalisme di Filipina PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA DAN PE- NGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN NASIONALISME

212

5. Nasionalisme di Vietnam

Selain di Filipina, gerakan nasionalisme terjadi pula di Vietnam. Gerakan ini diawali dengan peristiwa jatuhnya seluruh Indochina yang meliputi Laos, Kamboja, dan Vietnam ke tangan Prancis. Sejak Vietnam dikuasai Prancis, gerakan nasionalisme Vietnam mulai bangkit. Gerakan nasionalisme Vietnam terjadi melalui tiga periode, yaitu sebagai berikut. a. Periode 1913-1917 yang secara umum gerakan nasionalisme Vietnam dikendalikan oleh Kuang Phuc Hoi Partai Restorasi Vietnam di bawah pimpinan Phan Boi dan Phan Trinh. Gerakan tersebut bertujuan untuk menciptakan negara Vietnam yang modern. b. Periode tahun 1917-1930 yang ditandai dengan munculnya partai-partai politik, seperti, Partai Progresif Rakyat Vietnam, Partai Konstitusi, Partai Kebangsaan Vietnam, Gerakan Cao Dai, dan Partai Komunis Vietnam. Dari partai-partai tersebut, Partai Komunis Vietnam berhasil memegang dan mengendalikan gerakan nasionalisme Vietnam. c. Periode 1930-1954. Pada periode ini gerakan nasionalisme Vietnam terus dilakukan oleh partai komunis dalam menentang Prancis. Dominasi Partai Komunis Vietnam semakin besar setelah Partai Nasionalis dihancurkan oleh Prancis. Di bawah pimpinan Ho Chi Minh, Partai Komunis Vietnam bercita-cita untuk merebut kemerdekaan Vietnam dari tangan Prancis. Pola perjuangan partai ini ternyata sangat menarik perhatian dan minat rakyat Vietnam. Karena gerakan yang digunakan Partai Komunis Vietnam ini bersifat radikal, maka Prancis segera menghancurkan perjuangan partai tersebut. Ho Chi Minh sebagai pemimpin Partai Komunis Vietnam berhasil melarikan diri ke Hongkong, kemudian pergi ke Rusia, Cina, dan akhirnya kembali ke Vietnam pada tahun 1942. Gambar 7.5 Ho Chi Minh Sumber: Ensiklopedia Indonesia Jilid 3, 1983, halaman 1323 213 Selanjutnya setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, gerakan nasionalis Vietnam kembali berada di bawah kendali Ho Chi Minh. Dengan kekalahan Jepang tersebut, Ho Chi Minh segera memanfaatkan kesempatan dengan memproklamasikan kemerdekaan Vietnam pada tanggal 2 September 1945. Sementara itu, untuk menghadapi gerakan Partai Komunis Vietnam, pada tanggal 1 Juni 1949 Prancis Vichy segera membentuk negara boneka. Pembentukan negara boneka ini bertujuan untuk mempertahankan kolonialismenya. Ternyata pembentukan negara boneka tersebut menjadi pemicu terjadinya perang Vietnam Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Dalam perang tersebut, Vietnam Selatan dibantu dan dikendalikan oleh kekuatan Prancis. Perang tersebut diakhiri dengan perundingan Jenewa. Amerika khawatir dengan kemenangan komunis di Vietnam dapat menyuburkan komunis di Asia Tenggara, akhirnya Amerika ikut campur di Vietnam. Terjadilah reaksi keras dari Vietnam, sehingga pecahlah Perang Vietnam I 1954-1964 dan Perang Vietnam II 1964-1975.

6. Nasionalisme di Myanmar

Myanmar setelah jatuh ke tangan Inggris mengalami tiga kali perang yang disebut The three burmese wars. Dari sini nasionalisme Myanmar terus bergelora. Nasionalisme Myanmar timbul di antaranya karena: a. Kemenangan Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1905; b. Nasionalisme di India mempengaruhi timbulnya nasionalisme di Myanmar; c. Adanya perdamaian Versailles yang memperjuangkan hak-hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka. Pada tahun 1919 muncul gerakan melawan Inggris dengan membentuk The General Council of Burmese Association GCBA yang menjalankan politik non kooperatif dengan Inggris. Dari sini berkobarlah semangat nasionalisme Myanmar yang anti Inggris. Gerakan-gerakan nasionalisme Myanmar lainnya adalah Myochit Partai Nasionalis, Sinyetha Partai Rakyat Miskin, dan Do Bama Asiayone Kita Bangsa Myanmar atau Partai Thakin yang menuntut kemerdekaan bagi Myanmar. Setelah mengetahui gerakan-gerakan nasional di beberapa negara di kawasan Asia, bandingkanlah dengan gerakan nasionalisme yang berlangsung di Indonesia, adakah kesamaannya dan apa perbedaannya? Diskusikan dengan temanmu, kumpulkan Kegiatan 7.2 214

C. KERAGAMAN IDEOLOGI PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

Abad XX merupakan abad kebangkitan dan munculnya nasionalisme di kawasan Asia Afrika. Penderitaan rakyat sebagai akibat dari penjajahan bangsa Eropa telah mengalami puncaknya. Proses munculnya paham-paham nasionalisme di Eropa dikembangkan di Asia. Dari perkembangan nasionalisme di Asia ada yang mempengaruhi perkembangan nasionalisme di Indonesia. Aspek-aspek yang berkembang di Asia dipelajari, khususnya dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Mereka mulai melakukan suatu gerakan antara lain dengan membentuk organisasi-organisasi pergerakan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam melakukan perjuangan melawan kolonial. Pergerakan nasional Indonesia lahir dari berbagai kondisi, baik yang sifatnya internal maupuan eksternal. Kondisi dalam negeri yang berpengaruh adalah akibat diterapkannya sistem pemerintahan Kolonial yang menimbulkan berbagai ketimpangan dalam masyarakat. Kondisi tersebut antara lain kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pendidikan. Adapun kondisi dari luar yang mendorong lahirnya pergerakan nasional berasal dari adanya pengaruh dan perkembangan paham-paham baru di kawasan Eropa.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya pergerakan

nasional

a. Kondisi politik

Kondisi politik yang dimaksud adalah kondisi yang berhubungan dengan masalah kekuasaan pemerintahan Kolonial. Sejak Kolonial menanamkan kekuasaannya di Indonesia, kekuasaan pribumi tradisional yang berada dibawah seorang raja atau sultan sedikit demi sedikit mulai dihapus dan akhirnya hilang sama sekali. Kekuasaan mulai berganti kepada tangan Kolonial. Raja-raja diangkat dan diberhentikan berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Kolonial. Setiap penguasa lokal yang diangkat dan diberhentikan oleh Kolonial pada dasarnya telah terikat oleh kontrak politik yang menyatakan bahwa daerah yang mereka kuasai harus diakui sebagai bagian dari kekuasaan Kolonial Belanda. Begitu pula dengan para Bupati dan Lurah, mereka dijadikan sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji dan harus taat terhadap setiap Kata-kata kunci • Politik Etis • Budi Utomo • Syarikat Islam • Indische Partij • Perhimpunan Indonesia • PKI • PNI • Fraksi Nasional • PBI • Parindra • Gapi • Petisi Sutardjo