Nasionalisme di India PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA DAN PE- NGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN NASIONALISME

211 yang dikenal sebagai seorang pejuang radikal dalam meneruskan pemberontakan Katipunan Jose Ri al. Ketika Spanyol dihadapkan pada perang melawan Amerika Serikat dalam perebutan daerah di sekitar Laut Karibia, maka Emilio Aquinaldo memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memproklamirkan kemerdekaan Filipina pada tanggal 12 Juni 1898. Seperti kita ketahui, sejak tahun 1898 kondisi perpolitikan kembali diwarnai dengan suasana tegang. Hal ini disebabkan adanya permusuhan antara Amerika Serikat dengan Spanyol yang memperebutkan daerah koloni di sekitar Laut Karibia. Permusuhan antara kedua negara tersebut memberikan pengaruh terhadap daerah- daerah yang menjadi koloni Spanyol, termasuk salah satunya adalah Filipina. Dengan permusuhan tersebut, Spanyol banyak memusatkan perhatiannya untuk menghadapi Amerika, karena Amerika secara jelas bermaksud untuk mengusir Spanyol dari Filipina. Kondisi hubungan kedua negara yang sedang bersitegang tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Emilio Aquinaldo dengan ikut bergabung pada Amerika. Hal tersebut dilakukan dengan harapan ketika Spanyol kalah Filipina akan diserahkan oleh Amerika sebagai negara yang merdeka. Dalam kenyataannya, setelah Spanyol dapat dikalahkan dan diusir Amerika, Filipina tidak diserahkan kepada rakyat Filipina. Oleh karena itu, Emilio Aquinaldo segera mem- proklamirkan Republik Filipina tahun 1899 di Malolos. Setelah memproklamirkan kemerdekaan Filipina, Emilio Aquinaldo ditangkap oleh Amerika. Dengan demikian, setelah lepas dari Spanyol, Filipina jatuh ke tangan Amerika 1898. Perjuangan menentang kolonialisme di Filipina terus dikobarkan dan pada tahun 1919 Filipina menuntut kemerdekaan penuh, tetapi ditolak oleh Amerika dengan alasan Filipina belum saatnya untuk merdeka. Amerika hanya memberikan status Commonwealth kepada bangsa Filipina pada tahun 1943. Sepuluh tahun kemudian, Filipina diberi kemerdekaan oleh Amerika dengan hari yang sama dengan hari kemerdekaan Amerika, yaitu tanggal 4 Juli 1946. Gambar 7.4 Emilio Aquinaldo memimpin gerakan Filipina Merdeka Sumber: Muhammad Yamin, Lukisan Sejarah, halaman 135 212

5. Nasionalisme di Vietnam

Selain di Filipina, gerakan nasionalisme terjadi pula di Vietnam. Gerakan ini diawali dengan peristiwa jatuhnya seluruh Indochina yang meliputi Laos, Kamboja, dan Vietnam ke tangan Prancis. Sejak Vietnam dikuasai Prancis, gerakan nasionalisme Vietnam mulai bangkit. Gerakan nasionalisme Vietnam terjadi melalui tiga periode, yaitu sebagai berikut. a. Periode 1913-1917 yang secara umum gerakan nasionalisme Vietnam dikendalikan oleh Kuang Phuc Hoi Partai Restorasi Vietnam di bawah pimpinan Phan Boi dan Phan Trinh. Gerakan tersebut bertujuan untuk menciptakan negara Vietnam yang modern. b. Periode tahun 1917-1930 yang ditandai dengan munculnya partai-partai politik, seperti, Partai Progresif Rakyat Vietnam, Partai Konstitusi, Partai Kebangsaan Vietnam, Gerakan Cao Dai, dan Partai Komunis Vietnam. Dari partai-partai tersebut, Partai Komunis Vietnam berhasil memegang dan mengendalikan gerakan nasionalisme Vietnam. c. Periode 1930-1954. Pada periode ini gerakan nasionalisme Vietnam terus dilakukan oleh partai komunis dalam menentang Prancis. Dominasi Partai Komunis Vietnam semakin besar setelah Partai Nasionalis dihancurkan oleh Prancis. Di bawah pimpinan Ho Chi Minh, Partai Komunis Vietnam bercita-cita untuk merebut kemerdekaan Vietnam dari tangan Prancis. Pola perjuangan partai ini ternyata sangat menarik perhatian dan minat rakyat Vietnam. Karena gerakan yang digunakan Partai Komunis Vietnam ini bersifat radikal, maka Prancis segera menghancurkan perjuangan partai tersebut. Ho Chi Minh sebagai pemimpin Partai Komunis Vietnam berhasil melarikan diri ke Hongkong, kemudian pergi ke Rusia, Cina, dan akhirnya kembali ke Vietnam pada tahun 1942. Gambar 7.5 Ho Chi Minh Sumber: Ensiklopedia Indonesia Jilid 3, 1983, halaman 1323