Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno berpusat di Jawa Timur

48 Tohjaya dalam Prasasti Mulamalurung adalah Raja Daha, tetapi menurut kitab Pararaton merupakan raja dari Singhasari. Jika dilihat dari kekuatan sumber, maka Prasasti Mulamalurung merupakan sumber primer dibanding kitab Pararaton yang ditulis beberapa abad setelah Singhasari berakhir. Dari prasasti Mulamalurung kita dapat pahami bahwa di Jawa terdapat dua kerajaan yaitu Singhasari dan Kediri.

a. Kehidupan politik

Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa Ken Angrok atas perintah Berihiang menyerang Kediri pada tahun 1222, dan berhasil mengalahkan Kertajaya. Ken Angrok selanjutnya mendirikan kerajaan Singhasari pada tahun 1222 M abad ke-13 M dengan pusat pemerintahannya di sekitar Kota Malang Jawa Timur. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pada aman itu, dalam kitab Pararaton dikisahkan bahwa Ken Angrok adalah anak Dewa Brahma. Atas bantuan pendeta Lohgawe, Ken Angrok bekerja pada akuwu bupati Tumapel Malang yang bernama Tunggul Ametung. Tidak menutup kemungkinan, Ken Angrok itu ada hubungannya dengan Tunggul Ametung, Sebagaimana diketahui, ayah dari Ken Angrok masih dipertanyakan, yang ada hanya legenda tentang siapa ayah Ken Angrok. Ketika bekerja di sana, Ken Angrok menjalin hubungan asmara dengan istri muda Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes . Kemudian Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, lalu menikahi Ken Dedes yang sedang hamil, dan sekaligus menjadi Akuwu Tumapel yang baru. Silsilah Ken Angrok dan keluarganya dapat digambarkan sebagai berikut. Kediri SINGHASARI Bhatara Siwa Ken Angrok Paramesara Guring Baya Tohjaya Singhasari Waninghyun + SeminingratWisnuwardhana KERTAJAYA Anusapati 49 Pada masa itu Tumapel merupakan daerah kekuasaan Kediri Daha. Raja Kertajaya berselisih dengan para pendeta Brahmana, kemudian para Brahmana ini meminta perlindungan kepada Ken Angrok yang menjabat sebagai Akuwu di Tumapel. Kesempatan ini digunakan Ken Angrok untuk menggulingkan kekuasaan Kediri. Pada pertempuran di Ganter 1222, Kertajaya dapat dikalahkan. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri dikuasai. Di atas kekuasaannya ini, Ken Angrok menyatakan diri sebagai raja baru dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi . Nama Tumapel diganti menjadi Singhasari. Ken Angrok hanya memerintah lima tahun 1222-1227. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, Ken Angrok mempunyai empat orang anak yaitu: Mahisa Wongateleng, Panji Saprang , Agni Bhaya, dan Dewi Rimba. Kemudian dari perkawinannya dengan istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Angrok mempunyai anak bernama Panji Tohjaya. Pada tahun 1227 M, Ken Angrok dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati . Anusapati ternyata anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung atau anak tiri Ken Angrok. Setelah membunuh Ken Angrok, Anusapati menjadi raja Singhasari 1227-1248. Sepak terjang Anusapati ini didukung oleh Mahisa Wongateleng, anak Ken Dedes dari Ken Angrok. Dengan meninggalnya Ken Angrok, Tohjaya sebagai anak Ken Angrok dari Ken Umang ingin membalas kematian ayahnya. Untuk itu, pada tahun 1248, Anusapati dibunuh oleh Tohjaya. Dengan terbunuhnya Anusapati, Panji Tohjaya naik takhta menjadi Raja Singhasari. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan Tunggul Ametung + Ken Dedes + Ken Angrok + Ken Umang Anusapati M.W.Ateleng Panji Saprang Aghni Bhaya Dewi Rimba Tonjaya Sudata Tuan Wregolo Dewi Ramai SeminingratRanggawuni Mahesa Cempaka Syah Lembutal Raden Wijaya Kertanegara