Maulana Malik Ibrahim Para penyebar Islam di Indonesia

86 Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama adiknya, Sayid Ali Murtadha. Tetapi sebelum sampai ke Jawa, ia singgah dahulu di Palembang, kemudian berlabuh di daerah Gresik, dilanjutkan ke Majapahit untuk menemui bibinya yang bernama Dwarawati, seorang putri Campa yang dipersunting Raja Majapahit yang bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Pada tahun 1450, Raden Rahmat menikah dengan Nyi Ageng Manila, putri Bupati Tuban yang sudah memeluk agama Islam. Selanjutnya Raden Rahmat menetap di daerah Ampeldenta pemberian dari Raja Majapahit. Di sana Raden Rahmat mendirikan masjid dan membuka pondok pesantren, sehingga ia dikenal dengan Sunan Ampel. Sesuai dengan tugasnya, ia adalah guru yang mengajarkan budi pekerti kepada para adipati, pembesar keraton, dan bagi masyarakat yang ingin belajar tentang keislaman. Pada pertengahan abad ke-15, pesantren tersebut menjadi pusat pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara. Ajaran Sunan Ampel yang terkenal adalah falsafah Mo Limo, Mo artinya ora gelem tidak mau dan Limo artinya perkara lima. Jadi maksud Mo Limo ialah tidak mau melakukan perkara lima yang terlarang, yaitu : 1 Emoh main tidak mau judi 2 Emoh ngumbih tidak mau minum-minuman yang memabukkan 3 Emoh madat tidak mau minum atau menghisap candu atau ganja 4 Emoh maling tidak mau mencuri 5 Emoh madon tidak mau ber ina Keberhasilah Sunan Ampel lainnya ialah melahirkan tokoh wali lainnya seperti Sunan Giri, Sunan Kalijaga , dan putranya sendiri yang bernama Sunan Derajat dan Sunan Bonang. Keber- hasilan yang lain, Sunan Ampel menjadi perencana Kerajaan Demak. Dialah yang melantik Raden Patah sebagai Sultan Demak yang pertama tahun 1403 Saka 1481 M. Pada tahun 900 Hijriyah 1494 M, Sunan Ampel wafat. Jena ahnya dimakamkan di Ampeldenta, Surabaya. Gambar 3.3 Pintu gerbang Masjid Sendang Duwur di dekat Tuban, dengan corak tradisional yang berasal dari zaman Hindu-Buddha Majapahit Sumber: R. Soekmono, Jilid 3 halaman 92 87

c. Sunan Bonang

Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim lahir pada tahun 1450 M. Ia adalah putra Sunan Ampel dari istrinya yang bernama Nyi Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren