86
bahkan wilayah Kunduran menjadi salah satu basis dari Partai Komunis Indonesia PKI.
1. Kehidupan sosial ekonomi Bangkerep
a. Geografis
Dari jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan Blora, Bangkerep bisa diljangkau melewati sebuah jalan desa berbatu sejauh lebih kurang
sepuluh kilometer. Secara administratif, Bangkerep merupakan salah satu dari dua dusun yang masuk wilayah Desa Balong, Kecamatan Kunduran. Dusun lainnya, yang
terletak sebelum Bangkerep –memiliki nama yang sama dengan nama desa- adalah
Dusun Balong. Desa Balong memiliki luas 648.420 Ha. Secara geografis, dua dusun yakni
Dusun Bangkerep dan Dusun Balong dipisahkan oleh persawahan dan tegalan sejauh lebih kurang satu kilometer. Sebagian besar wilayah Desa Balong terdiri dari
persawahan, tegalan kering serta dikelilingi oleh hutan jati yang biasa disebut warga dengan nama hutan Kunduran. Hutan jati menjadi bagian dari kehidupan warga
Dusun Bangkerep dan Dusun Balong. Dulu warga Desa Balong terbiasa menebang kayu jati untuk dijual kepada para penadah dengan resiko ditangkap aparat. Reformasi
pada tahun 1998 menjadi puncak ketika pada masa itu warga melakukan penjarahan besar-besaran di hutan jati yang mengelilingi dusun mereka.
87
b. Sosial
Secara umum, Dusun Bangkerep adalah dusun dengan ikatan relasi sosial yang masih kuat. Hal tersebut terjadi karena antar warga memiliki hubungan kekerabatan
baik ikatan darah atau ikatan perkawinan satu dengan lainnya. Selain itu, kondisi geografis dusun yang berada dalam satu lokasi memungkinkan terjadinya interaksi
antar warganya. . Kata Bangkerep sendiri berasal dari kata
“kembang kerep” atau yang berarti bunga
“gebang” yang banyak tumbuh di hutan sekitar Bangkerep. Tidak begitu jelas diketahui kapan dusun ini berdiri. Namun sebagian besar warga Dusun Bangkerep
dulunya bukanlah warga asli. Dusun ini awalnya hanya terdiri dari sekitar 11 kepala keluarga. Lalu pada tahun 1960-an para warga dari luar dusun mulai berdatangan dan
bermukim di Bangkerep. Sebagian besar pendatang tersebut berasal dari wilayah Sragen, Jawa Tengah. Tidak ada informasi yang jelas mengenai motif kedatangan
orang-orang dari wilayah Sragen tersebut. Salah satu informasi dari warga menyebutkan bahwa pada tahun 1960-an ada beberapa orang pendatang dari Sragen
yang membuka lahan di hutan Kunduran yang mengelilingi Dusun Bangkerep. Karena hasil bercocok tanam yang bagus, warga pendatang tersebut kemudian
mengajak kerabat-kerabatnya di wilayah Sragen untuk bersama-sama menetap dan mengolah lahan di hutan sekitar Dusun Bangkerep sehingga kemudian berkembang
menjadi sebuah dusun seperti sekarang ini.
88
Desa Balong dihuni oleh lebih kurang 1.294 jiwa. 90 persen dari mereka bermata pencaharian petani, dan sisanya adalah pedagang, pegawai negeri, tentara dan
pekerja lainnya. Secara formal, Islam menjadi satu-satunya agama yang dianut oleh seluruh warga desa Balong. Khusus untuk Dusun Bangkerep ditinggali oleh sekitar
151 KK atau lebih kurang 500 jiwa. Hampir seluruh kepala keluarga bermata pencaharian sebagai petani padi dan
palawija, terutama jagung dan singkong. Mayoritas tingkat pendidikan hanya sampai di sekolah dasar. Sampai tahun 2011, ada dua orang yang melanjutkan kuliah ke
perguruan tinggi, empat warga yang sedang bersekolah di tingkat menengah atas, kurang dari sepuluh yang bersekolah di tingkat menengah pertama, dan lainnya hanya
bersekolah sampai di tingkat pendidikan dasar. Tidak ada fasilitas publik satupun di Dusun Bangkerep. Karena semua fasilitas
umum terletak di Dusun Balong, maka anak-anak di Dusun Bangkerep harus bersekolah atau warga yang ingin mendapatkan layanan kesehatan harus pergi ke
Dusun Balong. Sebagian besar warga tinggal di rumah berdinding papan dan berlantai tanah. Menempel di sisi rumah atau di pekarangan, terletak kandang sapi atau
kambing, ternak yang menjadi tabungan untuk digunakan saat darurat atau kebutuhan besar. Dengan swadaya masyarakat, pada tahun 2001, warga baru bisa menikmati
listrik. Sementara kondisi di Dusun Balong bisa dibilang relatif lebih maju. Rata-rata
tingkat pendidian warga Dusun Balong memiliki tingkat pendidikan warga yang lebih
89
tinggi dengan beragam jenis mata pencaharian selain petani. Dibandingkan dengan Dusun Bangkerep, rumah-rumah warga Dusun Balong banyak yang berdinding batu
dengan arsitektur beragam. Selain itu, Dusun Balong juga menjadi pusat pemerintahan desa, di mana selain terdapat kantor balai desa, juga terdapat berbagai
layanan publik seperti sekolah dasar, Madrasah Diniyah sekolah sore keagamaan, serta Polindes poliklinik desa dan bidan desa.
c. Ekonomi : Antara tanah tandus dan perantauan