29
Kedua, secara khusus Dusun Bangkerep dipilih sebagai wilayah penelitian karena di satu sisi masih banyak tradisi-tradisi yang dihidupi masyarakat tetapi di sisi
lain di dusun ini pula pertama kali terdapat sekelompok warga yang mengembangkan organisasi MTA untuk pertama kalinya di kabupaten Blora. Khususnya di dusun
Bangkerep, Desa Balong, terdapat sekitar 50 KK yang sangat militan dalam menjalankan keyakinannya dan berakibat pada konflik horizontal dengan warga pada
rentang waktu 2000-2003. Meski hanya sebuah dusun kecil, di Bangkerep terdapat kantor perwakilan MTA untuk tingkat kabupaten dan menjadi pusat kegiatan MTA di
seluruh kabupaten Blora. Menariknya lagi, sebagai jalan keluar akibat konflik dengan warga setempat, di dusun Bangkerep ini juga warga MTA akhirnya mendirikan
masjid, dan merupakan satu-satunya masjid yang khusus didirikan oleh warga MTA di Indonesia karena pada umumnya untuk beribadah mereka membaur dengan warga
non-MTA.
3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini akan menggunakan informasi dan data yang diambil dari dua sumber, yaitu: Pertama, sumber bibliografis dan dokumentasi, yaitu data yang berasal
dari bahan-bahan kepustakaan, baik berupa ensiklopedi, buku-buku, artikel-artikel karya ilmiah yang dimuat dalam media massa seperti majalah dan surat kabar, serta
jurnal ilmiah maupun laporan-laporan hasil penelitian dan data-data yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga penelitian atau lembaga lainnya yang terkait. Sumber data
30
pustaka akan digunakan sebagai titik tolak dalam memahami dan menganalisis fenomena radikalisme agama. Data bibliografis diposisikan sebagai data sekunder.
Kedua adalah data yang berasal dari field-work; responden, informan, peristiwa, situasi-kondisi dan fakta yang didapat dari obyek penelitian di lapangan.
Data lapangan ini dikumpulkan dengan beberapa instrumen seperti observasi, dan wawancara mendalam indepth interview dan kuesioner. Data jenis ini akan
diperlakukan sebagai sumber-sumber primer yang mendasari hasil penelitian ini. Dengan dua macam sumber tersebut, proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengungkap dan menjelaskan alasan perubahan orientasi keagamaan masyarakat di pedesaan Blora secara lebih obyektif dan komprehensif.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, wawancara mendalam. Teknik ini dilakukan terhadap
warga anggota MTA di desa Bangkerep untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan orientasi beragama dan keikutsertaan mereka dalam
organisasi MTA. Wawancara ini akan dilakukan secara terarah dan intensif. Dalam hal ini, pokok permasalahan yang ditanyakan berkaitan dengan kehidupan responden,
konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan warga desa
dusun Bangkerep yang tidak bergabung dengan MTA, tokoh masyarakat, dan pihak
31
pemerintah di dusun Bangkerep dan sekitarnya untuk menggali data tambahan yang berkaitan dengan konteks sejarah, tradisi dan kondisi sosial politik di wilayah
tersebut. Kedua, observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengambil data yang terkait
dengan hal-hal sebagaimana dalam wawancara terhadap warga atau tokoh MTA. Fokus dari observasi ini adalah mengamati tindakan-tindakan, perilaku sosial,
pandangan hidup, serta interaksi mereka dengan lingkungan sekitar mereka. Pengamatan diarahkan kepada perhatian pada jenis kegiatan dan peristiwa tertentu
yang memberikan informasi dan pandangan yang terkait dengan tema penelitian. Ketiga, analisa dokumendokumentasi. Analisa ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai gambaran keberadaan subyek yang diteliti, di samping juga untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
wawancara.
5. Metode Analisis Data