Warung kopi : ruang publik dan transaksi ekonomi

93 ke sekolah menengah pertama di kota kecamatan. Sementara Kukuh, anak laki- lakinya masih bersekolah di sekolah dasar di Dusun Balong. Selain Kamituwo, tokoh berpengaruh lainnya adalah Mbah Nurhasyim, yakni Modin atau orang yang bertugas mengurusi masalah keagamaan. Meskipun memiliki jabatan Modin, Mbah Nurhasyim bukan tipe tokoh agama yang memiliki pengetahuan agama Islam yang luas dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang berkaitan dengan masalah keagamaan. Ia hanya menjadi imam sholat di saat-saat tertentu saja. Beberapa warga menunjukkan keraguannya pada mbah Nurhasyim, terutama karena bacaan Qur‟annya yang tidak fasih. Menurut Pak Saji: “Riyen mbah Modin namung ditunjuk, kowe dadi modin. Nggih namung iso-isonan .” Dulu mbah Modin itu ditunjuk, kamu jadi Modin. Ya cuma bisa sedikit-sedikit saja. Selain Kamituwo dan Modin, sebenarnya ada tokoh kultural lainnya, yaitu Petengan dan Bayan. Petengan adalah orang yang bertugas menjaga keamanan dusun. Sementara Bayan adalah semacam juru informasi berkaitan dengan kebijakan desa atau dusun. Namun sudah puluhan tahun kedua posisi tersebut tidak diisi karena Dusun Bangkerep tidak memiliki tanah bengkok untuk menggaji orang yang menduduki kedua jabatan tersebut.

b. Warung kopi : ruang publik dan transaksi ekonomi

Dari warung kopi kehidupan Bangkerep seolah dimulai. Pagi hari ketika matahari mulai menyiratkan semburat merah di timur, lelaki-lelaki Bangkerep 94 bergegas menuju ke sebuah rumah di sebelah selatan dusun. Rumah berukuran luas dengan bangku dan meja-meja panjang itu berfungsi sebagai warung kopi. Seiring matahari meninggi, warung mulai ramai didatangi pembeli. Hampir semuanya adalah lelaki Bangkerep. Gelas-gelas kopi mulai diedarkan. asap rokok mulai mengepul. Dan obrolan dimulai. Bagi lelaki Bangkerep, warung kopi adalah tempat untuk memulai segala kegiatan sebelum pergi ke sawah atau ladang. Selain pagi hari, warung kopi mulai ramai saat siang hari, ketika panas matahari mulai menyengat. Para petani Bangkerep beristirahat ke warung kopi untuk kemudian pergi ke sawah atau ladang ketika matahari tidak lagi menyengat. Malam hari, mereka kembali menghabiskan waktu di warung kopi sampai larut malam. Terlebih jika ada pertandingan sepak bola atau wayang di televisi. Lebih dari sekedar minum kopi, warung kopi menjadi semacam ruang publik tempat di mana mereka bisa membicarakan hal apapun secara bebas. Situasi politik, panen, olahraga dan sebagainya. Selain itu, warung kopi adalah tempat melakukan transaksi ekonomi. Pagi itu misalnya Mbah Nurhasyim membayarkan sejumlah uang kepada salah seorang warga yang telah membantunya ndodos atau memanen singkong. Warga lainnya mencari beberapa orang untuk borongan ndodos, atau sebaliknya warga yang tidak memiliki lahan bisa mencari informasi siapa warga yang hari itu ndodos untuk kemudian menawarkan jasanya. 95 Tidak hanya itu, warung kopi menyediakan cara melepas penat dengan cara judi kecil-kecilan. Pada hari-hari tertentu, pemilik warung menyediakan kupon yang berhadiah rokok. Warga membelinya dan jika beruntung mendapatkan sebungkus rokok. Judi kecil-kecilan juga dilakukan jika ada pertandingan bola di televisi.

c. Kenduri di bawah beringin