Sumber daya resources yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai
tujuan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun harus benar-benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus
mampu memberikan dampak positif bagi bisnis. Maka perlu dilakukan perencanaan strategis SITI yang tepat bagi perusahaan.
Menurut Ward dan Peppard dalam Wedhasmara, 2007 : 3-4, perencanaan strategis SITI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan
goals, strategi
strategy, sasaran objectives, proses bisnis serta kebutuhan- kebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan
memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SITI menjelaskan
berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan
strategi SITI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif.
Menurut Ward Peppard dalam Wedhasmara, 2007 : 1 ada tiga sasaran utama untuk penerapan SITI dalam suatu organisasi, yaitu :
1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi.
2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan.
3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan mengubah gaya dan cara berbisnis.
Sering ditemukan bahwa penerapan TI kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan
daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SITI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk
mendapatkan manfaat strategis dari penerapan SITI adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis
rethinking business melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan
TI sebagai bagian dari solusi Wedhasmara, 2007 : 1.
2.3.1. Strategi SITI
Strategi SI adalah kebutuhan atau permintaan informasi dan sistem untuk mendukung strategi bisnis secara keseluruhan. Strategi SI didasarkan pada
bisnis dengan mempertimbangkan dampak kompetitif dan persyaratan penyelarasan SITI. Pada dasarnya, strategi SI mendefinisikan strategi dan
memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai portfolio aplikasi yang ideal dan manfaat yang diharapkan dalam keterbatasan sumber daya dan
sistem yang saling ketergantungan Ward Peppard, 2002 : 61. Strategi TI berkaitan dengan menguraikan visi tentang bagaimana
permintaan organisasi untuk informasi dan sistem akan didukung oleh teknologi. Strategi TI membahas penyediaan kemampuan dan sumber daya TI
termasuk hardware, software, dan telekomunikasi serta layanan, seperti
operasi TI, pengembangan sistem, dan dukungan pengguna Ward Peppard, 2002 : 61.
Dari dua definisi di atas , dapat disimpulkan bahwa strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan
organisasi atau menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang
terkait atau menjawab pertan yaan “bagaimana?”.
Menurut Ward Peppard 2002 : 135-136, tujuan yang paling umum organisasi mengadopsi proses strategi SITI, yaitu :
1. Menyelaraskan SITI dengan bisnis untuk mengidentifikasi dimana SITI berkontribusi paling banyak dan penentuan prioritas untuk investasi.
2. Mendapatkan keunggulan kompetitif dari peluang bisnis yang dibuat dengan menggunakan SITI.
3. Membangun infrastruktur teknologi dengan biaya efektif untuk masa depan.
4. Mengembangkan sumber daya yang tepat dan kompeten untuk mengimplementasikanSITI di seluruh organisasi dengan sukses.
2.4. Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi
Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik, dan tools untuk
analisis yang digunakan dalam proses mengerjakan kegiatan. Tujuan penggunaan metodologi untuk perencanaan arsitektur enterprise adalah untuk
mengurangi kesalahan dan resiko kegagalan serta memastikan keterlibatan
semua stakeholder Rapiyadi, 2009 : 6. Berikut ini adalah beberapa bahasan
singkat tentang metodologi perencanaan arsitektur enterprise menurut The Open Group, Ward dan Peppard, Tozer, dan Wetherbe.
2.4.1. Metodologi Menurut The Open Group
Metodologi menurut The Open Group adalah TOGAF The Open
Group Architecture Framework. TOGAF menyediakan metode dan tools yang lengkap untuk membangun, mengelola, dan mengimplementasikan
sistem informasi secara menyeluruh. TOGAF memiliki komponen ADM Architecture Development Method yang merupakan metode yang dipakai
sebagai panduan untuk merencanakan, merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk organisasi Surendro dalam
Gandhi, 2012 : 2. TOGAF mempunyai 4 pilar utama untuk pengembangan arsitektur TIK, yaitu arsitektur organisasi biasa disebut arsitektur bisnis,
arsitektur aplikasi, arsitektur data, dan arsitektur teknologi.
2.4.2. Metodologi Menurut Ward dan Peppard
Metodologi menurut Ward dan Peppard adalah SPIS Strategic
Planning for Information System. SPIS bertujuan untuk menangkap peluang bisnis, serta meningkatkan keunggulan kompetitif untuk memanfaatkan SITI
dengan maksimal. SPIS membuat tahapan masukan dan keluaran yang didasarkan pada kebutuhan bisnis. Tahap masukan berisi identifikasi dan