Preliminary Phase Metode TOGAF ADM

2. Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup arsitektur saat ini. 3. Mengembangkan visi arsitektur c. Output 1. Hasil identifikasi semua aktivitas yang ada di dalam organisasi. Identifikasi tersebut dihasilkan dalam value chain, diagram yang mengidentifikasi dan mengelompokkan seluruh aktivitas akan masuk ke dalam kelompok aktivitas utama atau aktivitas pendukung. Penjelasan value chain dapat dilihat pada bagian 2.7.1. 2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada di organisasi untuk mengetahui keterlibatan setiap stakeholder dalam organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan setiap stakeholder dalam pembuatan arsitektur. Identifikasi tersebut dijelaskan dalam stakeholder map matrix, matriks yang menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan aktivitas pada organisasi. Penjelasan stakeholder map matrix dapat dilihat pada bagian 2.7.5. 3. Visi dan misi organisasi, penjelasan tentang visi dan misi dari organisasi agar perencanaan arsitektur enterprise yang akan dibuat dapat selaras dengan visi misi organisasi.

2.7.4. Phase B : Business Architecture

Karena objek penelitian penulis merupakan lembaga pemerintahan, maka seluruh makna bisnis akan diubah menjadi aktivitas atau tupoksi tugas pokok dan fungsi. Arsitektur bisnis berisi strategi aktivitas, organisasi, dan informasi aktivitas utama. Arsitektur bisnis sering diperlukan sebagai sarana untuk menunjukkan nilai aktivitas dan alur aktivitas yang akan diusulkan sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Tujuan dari fase arsitektur bisnis adalah : 1. Menguraikan deskripsi dasar arsitektur bisnis aktivitas. 2. Mengembangkan tujuan arsitektur bisnis, menguraikan strategi layanan serta aspek geografis, informasi, fungsional, proses dan organisasi dari lingkungan aktivitas yang berdasarkan pada prinsip dan tujuan aktivitas, dan penggerak strategis. 3. Menganalisis gap antara arsitektur bisnis aktivitas saat ini dan arsitektur bisnis aktivitas tujuan. Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut The Open Group, 2009 : 98 - 107. a. Input 1. Kondisi aktivitas pada saat ini as – is system b. Langkah-Langkah 1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar. 2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur aktivitas. 3. Melakukan analisis gap. 4. Membuat arsitektur bisnis aktivitas. c. Output 1. Rancangan arsitektur bisnis aktivitas, yang menggambarkan alur aktivitas usulan sesuai dengan kebutuhan stakeholders dan didahului dengan analisis as – is system. Rancangan arsitektur bisnis aktivitas digambarkan menggunakan rich picture. Penjelasan rich picture dapat dilihat pada bagian 2.7.3. 2. Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur organisasi yang baru untuk menunjang kinerja organisasi dan kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik. 3. Hasil identifikasi peran setiap aktor stakeholder dan pendefinisian dukungan aktor untuk setiap aktivitas. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan dalam actor role matrix. Penjelasan actorrole matrix dapat dilihat pada bagian 2.7.6. Arsitektur bisnis dijelaskan menggunakan beberapa konsep tambahan berdasarkan orientasi layanan, yaitu konsep business service layanan bisnis, business process proses bisnis, dan business function fungsi bisnis. a. Business Service Business service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai tambah untuk lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan secara internal dan independen. Business service menetapkan layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer. Business service berhubungan dengan sebuah nilai The Open Group, 2009 : 35-40. b. Business Process Business process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang terdiri atas proses atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process adalah untuk memuaskan atau menyenangkan customer. Business process menetapkan elemen perilaku untuk menghasilkan satu set produk atau business service yang telah didefinisikan The Open Group, 2009 : 35-36. Business process adalah cara khusus dalam menyelaraskan dan mengatur aktivitas kerja, informasi, dan pengetahuan organisasi untuk menghasilkan sebuah produk atau layanan Laudon Laudon, 2012 : 643. c. Business Function Business function menetapkan elemen perilaku berdasarkan pada sekumpulan kriteria terpilih. Business function menjelaskan perilaku internal oleh business role. Business function mengelompokkan perilaku berdasarkan pada sumber daya bisnis, kemampuan, kompetensi, dan pengetahuan yang dibutuhkan The Open Group, 2009 : 37. Business function adalah tugas-tugas khusus yang dilakukan dalam sebuah organisasi Laudon Laudon, 2012 : 643. Tabel 2.1 Daftar Simbol Business Service, Business Process, Business Function The Open Group, 2009 : 50 dan 79 Simbol Keterangan