Application Architecture Phase C : Information System Architecture

3. E-Persuratan Gambar 4.52 Arsitektur Aplikasi E-Persuratan Arsitektur aplikasi e-Persuratan memiliki 19 aktor dan 14 use case yang dapat dilakukan dalam sistem persuratan. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Admin, Admin TU, Ketua DKPP, Kepala Biro DKPP, Sekjen Bawaslu, Kaepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Subbagian TU, Staf Subbagian TU, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Kepala Subbagian Analisis dan Verifikasi, Staf Subbagian Analisis dan Verifikasi, Kepala Bagian Administrasi Persidangan, Kepala Subbagian Persidangan, Staf Manajemen User Surat Masuk Surat Keluar Tulis Surat Lihat Nota Dinas Tulis Nota Dinas Approve Surat Manajemen Disposisi Manajemen Surat Lihat Surat Logout Admin Sekjen Bawaslu Kasubbag Analisis Verifikasi Admin TU Pengadu Staf Subbag TU Staf Subbag Publikasi Sosialisasi Staf Subbag Analisis Verifikasi Staf Subbag Persidangan Staf Subbag Risalah Dokumentasi Staf Subbag Pemanggilan Ketua DKPP Login Lihat Disposisi Tulis Disposisi Kasubbag TU Kepala Biro DKPP Kasubbag Pemanggilan Kabag Administrasi Umum Kabag Administrasi Pengaduan Kabag Administrasi Persidangan Kasubbag Persidangan Kasubbag Risalah Dokumentasi Approve Disposisi Kasubbag Publikasi Sosialisasi include extend extends Subbagian Persidangan, Kepala Subbagian Pemanggilan, Kepala Subbagian Risalah dan Dokumentasi, Kepala Subbagian Publikasi dan Sosialisasi, Staf Subbagian Sosialisasi dan Publikasi, Pengadu. Use case yang terlibat dalam sistem e-Persuratan, yaitu login, logout, tulis surat, tulis disposisi, registrasi surat, lihat surat, lihat disposisi, approve disposisi, approve surat, tulis nota dinas, lihat nota dinas, manajemen user, manajemen surat, manajemen disposisi. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case tulis surat dan registrasi surat hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case tulis disposisi dan approve disposisi melibatkan aktor yang menjabat sebagai Kepala Bagian, Kepala Subbagian, Kepala Biro DKPP, dan Ketua DKPP. Use case lihat surat melibatkan aktor Staf Subbagian TU, Ketua DKPP, Sekjen Bawaslu, Kepala Subbagian Pemanggilan, Staf Subbagian Persidangan, Pengadu. Use case lihat disposisi melibatkan semua aktor, kecuali Admin dan Pengadu. Use case approve surat melibatkan aktor Kepala Biro DKPP dan Sekjen Bawaslu. Use case tulis nota dinas hanya melibatkan aktor Kepala Biro DKPP. Use case lihat nota dinas hanya melibatkan aktor Ketua DKPP. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case manajemen surat dan manajemen disposisi hanya melibatkan aktor Admin TU. 4. E-Kearsipan Gambar 4.53 Arsitektur Aplikasi E-Kearsipan Arsitektur aplikasi e-Kearsipan memiliki 11 aktor dan 8 use case yang dapat dilakukan dalam sistem kearsipan. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Staf Subbagian Risalah dan Dokumentasi, Staf Subbagian Pemanggilan, Staf Subbagian Persidangan, Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi, Staf ANRI, Ketua DKPP, Kepala Biro DKPP, Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi, Staf Subbagian TU, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, dan Admin. Use case yang terlibat dalam sistem e-Kearsipan, yaitu login, logout, manajemen user, input dokumen dan surat, manajemen dokumen dan surat, konversi arsip, simpan arsip, lihat laporan. Manajemen User Manajemen Dokumen Surat Konversi Arsip Simpan Arsip Input Dokumen Surat Staf Subbag Risalah Dokumentasi Staf Subbag Pemanggilan Staf Subbag Persidangan Admin Staf Subbag TU Staf Subbag Monitoring Evaluasi Staf ANRI Staf Bagian Administrasi Pengaduan Logout Kepala Biro DKPP Ketua DKPP Login Lihat Laporan Kasubbag Monitoring Evaluasi extends Dokumen Surat extends Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case input dokumen dan surat melibatkan aktor Staf Subbagian Risalah dan Dokumentasi, Staf Subbagian Pemanggilan, Staf Subbagian Persidangan, Staf Subbagian TU, dan Staf Bagian Administrasi Pengaduan. Use case manajemen dokumen dan surat hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi. Use case konversi arsip hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi. Use case simpan arsip hanya melibatkan aktor Staf Monitoring dan Evaluasi. Use case lihat laporan melibatkan aktor Ketua DKPP, Kepala Biro DKPP, dan Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi. 5. E-Kepegawaian Gambar 4.54 Arsitektur Aplikasi E-Kepegawaian Manajemen User Absensi Manajemen Data Pegawai Manajemen Data Absensi Manajemen Data Penggajian Admin Pegawai DKPP Staf Subbag TU Staf Bagian Keuangan Bawaslu Logout Login Lihat Laporan Kasubbag TU extends Data Pegawai Data Absensi extends extends Arsitektur aplikasi e-Kepegawaian memiliki 5 aktor dan 8 use case yang dapat dilakukan dalam sistem kepegawaian. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Pegawai DKPP, Staf Subbagian TU, Staf Bagian Keuangan Bawaslu, Kepala Subbagian TU, dan Admin. Use case yang terlibat dalam sistem e-Kepegawaian, yaitu login, logout, manajemen user, manajemen data pegawai, absensi, manajemen data absensi, manajemen data penggajian, lihat laporan. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case manajemen data pegawai hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case absensi hanya melibatkan aktor Pegawai DKPP. Use case manajemen data absensi hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case manajemen data penggajian melibatkan aktor Staf Subbagian TU dan Staf Bagian Keuangan Bawaslu. Use case lihat laporan melibatkan aktor Staf Bagian Keuangan Bawaslu dan Kepala Subbagian TU. 6. E-Keuangan Gambar 4.55 Arsitektur Aplikasi E-Keuangan Arsitektur aplikasi e-Keuangan memiliki 5 aktor dan 6 use case yang dapat dilakukan dalam sistem keuangan. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Staf Subbagian TU, Ketua DKPP, Kepala Biro DKPP, Staf Bagian Keuangan Bawaslu, dan Admin. Use case yang terlibat dalam sistem e-Keuangan, yaitu login, logout, manajemen user, pencatatan general ledger, atur periode pelaporan, lihat laporan. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case pencatatan general ledger hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case atur periode pelaporan hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case lihat laporan Manajemen User Lihat Laporan Staf Bagian Keuangan Bawaslu Admin Ketua DKPP Kepala Biro DKPP Logout Login Pencatatan General Ledger Atur Periode Pelaporan Staf Subbag TU extends melibatkan aktor Ketua DKPP, Kepala Biro DKPP, dan Staf Bagian Keuangan Bawaslu. 7. E-Inventaris Gambar 4.56 Arsitektur Aplikasi E-Inventaris Arsitektur aplikasi e-Inventaris memiliki 7 aktor dan 6 use case yang dapat dilakukan dalam sistem inventaris. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Staf Bagian Administrasi Umum, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, Staf Bagian Administrasi Persidangan, Kepala dan Staf Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bawaslu, Staf Bagian Keuangan Bawaslu, Admin. Manajemen User Input Data Penggunaan BMN Manajemen Data Penggunaan BMN Admin Staf Bagian Administrasi Umum Staf Bagian Administrasi Pengaduan Staf Bagian Administrasi Persidangan Staf Subbag Rumah Tangga Perlengkapan Bawaslu Staf Bagian Keuangan Bawaslu Logout Login Lihat Laporan Kasubbag Rumah Tangga Perlengkapan Bawaslu extends Data Penggunaan BMN extends Use case yang terlibat dalam sistem e-Inventaris, yaitu login, logout, manajemen user, input data penggunaan BMN, manajemen data penggunaan BMN, lihat laporan. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case input data penggunaan BMN melibatkan aktor Staf Bagian Administrasi Umum, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, dan Staf Bagian Administrasi Persidangan. Use case manajemen data penggunaan BMN hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bawaslu. Use case lihat laporan melibatkan aktor Kepala Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bawaslu dan Staf Bagian Keuangan Bawaslu. 8. E-Procurement Gambar 4.57 Arsitektur Aplikasi E-Procurement Arsitektur aplikasi e-Procurement memiliki 7 aktor dan 9 use case yang dapat dilakukan dalam sistem Procurement. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Staf Bagian Administrasi Umum, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, Staf Bagian Administrasi Persidangan, Kepala Subbagian TU, Staf Subbagian TU, Admin, Penyedia BarangJasa. Use case yang terlibat dalam sistem e-Procurement, yaitu login, logout, manajemen user, membuat request order, pemberitahuan lelang, pendaftaran lelang, input dokumen lelang, input dokumen penawaran, lihat laporan. Staf Bagian Administrasi Pengaduan Staf Bagian Administrasi Umum Input Dokumen Lelang Staf Subbag TU Membuat Request Order Staf Bagian Administrasi Persidangan Lihat Laporan Kasubbag TU Pemberitahuan Lelang Pendaftaran Lelang Input Dokumen Penawaran Penyedia BarangJasa Manajemen User Admin Login Logout extends Request Order include Pengumuman Lelang include Biodata Penyedia extends Dokumen Lelang extends Dokumen Penawaran extends Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case membuat request order melibatkan aktor Staf Bagian Administrasi Umum, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, Staf Bagian Administrasi Persidangan. Use case pemberitahuan lelang melibatkan aktor Staf Subbagian TU dan Penyedia BarangJasa. Use case pendaftaran lelang hanya melibatkan aktor Penyedia BarangJasa. Use case input dokumen lelang hanya melibatkan aktor Staf Subbagian TU. Use case input dokumen penawaran hanya melibatkan aktor Penyedia BarangJasa. Use case lihat laporan melibatkan aktor Staf Bagian Administrasi Umum, Staf Bagian Administrasi Pengaduan, Staf Bagian Administrasi Persidangan, Kepala Subbagian TU. 9. E-Monev Gambar 4.58 Arsitektur Aplikasi E-Monev Arsitektur aplikasi e-Monev memiliki 4 aktor dan 8 use case yang dapat dilakukan dalam sistem Monev. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Kepala dan Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi, Ketua DKPP, dan Admin. Use case yang terlibat dalam sistem e-Monev, yaitu login, logout, manajemen user, input target triwulan kegiatan, input data realisasi kegiatan, input indikator sasaran kegiatan, validasi data, lihat laporan. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case input target triwulan kegiatan hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi. Use case input data realisasi kegiatan hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Manajemen User Input Target Triwulan Kegiatan Input Data Realisasi Kegiatan Input Indikator Sasaran Kegiatan Admin Staf Subbag Monitoring Evaluasi Logout Kasubbag Monitoring Evaluasi Login Lihat Laporan Validasi Data Ketua DKPP extends Target Triwulan Kegiatan extends Data Realisasi Kegiatan extends Indikator Sasaran Kegiatan extends Monitoring dan Evaluasi. Use case input indikator sasaran kegiatan hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Monitoring dan Evaluasi. Use case validasi data hanya melibatkan aktor Ketua DKPP. Use case lihat laporan melibatkan aktor Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi dan Ketua DKPP. 10. Website DKPP Gambar 4.59 Arsitektur Aplikasi Website DKPP Arsitektur aplikasi website DKPP memiliki 5 aktor dan 8 use case yang dapat dilakukan dalam sistem publikasi. Aktor-aktor yang terlibat, yaitu Staf Subbagian Persidangan, Staf Subbagian Risalah dan Dokumentasi, Staf Subbagian Publikasi dan Sosialisasi, Media Massa, Admin. Manajemen User Input Data Persidangan Input Putusan Sidang Input Maklumat Sidang Manajemen Konten Website DKPP Admin Staf Subbag Persidangan Staf Subbag Risalah Dokumentasi Staf Subbag Publikasi Sosialisasi Logout Login Input Berita DKPP Media Massa Data Persidangan Putusan Sidang Maklumat Sidang Berita DKPP extends extends extends extends extends Use case yang terlibat dalam sistem website DKPP, yaitu login, logout, manajemen user, input data persidangan, input putusan sidang, input maklumat sidang, input berita DKPP, manajemen konten website DKPP. Use case login dan logout melibatkan semua aktor. Use case manajemen user hanya melibatkan aktor Admin. Use case input data persidangan hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Persidangan. Use case input putusan sidang hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Persidangan. Use case input maklumat sidang hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Risalah dan Dokumentasi. Use case input berita DKPP hanya melibatkan aktor Media Massa. Use case manajemen konten website DKPP hanya melibatkan aktor Staf Subbagian Publikasi dan Sosialisasi.

4.5.2. Data Architecture

Dalam membuat rancangan arsitektur data untuk DKPP, akan digunakan tools Class Diagram. Class Diagram digunakan untuk menggambarkan model konseptual data yang berupa entitas, atribut, dan relasi. Class diagram juga berguna untuk menunjukkan hubungan antar kelas dalam suatu sistem. Terdapat sepuluh rancangan arsitektur data yang dibutuhkan oleh DKPP, yaitu e-Pengaduan, e-Persidangan, e- Persuratan, e-Kearsipan, e-Kepegawaian, e-Keuangan, e-Inventaris, e-Procurement, e-Monev, dan website DKPP. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing rancangan aplikasi tersebut. 1. Pengaduan Gambar 4.60 Arsitektur Data E-Pengaduan Arsitektur data e-Pengaduan memiliki 13 kelas, yaitu, Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Pegawai, User, Panel_Majelis, Saksi, Pengaduan, Pencatatan_Perkara, Pengadu, Teradu, Form_Pengaduan. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas User. Kelas User memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Panel_Majelis, kelas Saksi, kelas Pengaduan, kelas Pencatatan_Perkara, kelas Pengadu, dan kelas Teradu. Kelas User memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyak terhadap kelas Form_Pengaduan. Kelas Teradu memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu ke banyak terhadap kelas Pencatatan_Perkara. Kelas Pengadu memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyakterhadap kelas Pencatatan_Perkara. Kelas Pengaduan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pencatatan_Perkara. 2. Persidangan Gambar 4.61 Arsitektur Data E-Persidangan Arsitektur data e-Persidangan memiliki 11 kelas, yaitu Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Pegawai, User, Jadwal_Sidang, Pencatatan_Perkara, Resume_Sidang, Risalah, Maklumat. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas User. Kelas User memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Jadwal_Sidang, kelas Pencatatan_Perkara, kelas Resume_Sidang, kelas Risalah, dan kelas Maklumat. Kelas Pencatatan_Perkara memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Jadwal_Sidang, kelas Resume_Sidang, kelas Risalah, dan kelas Maklumat. 3. Persuratan Gambar 4.62 Arsitektur Data E-Persuratan Arsitektur data e-Persuratan memiliki 17 kelas, yaitu Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Pegawai, User, Nota Dinas, Disposisi_Perkara, Disposisi, Disposisi_Pengaduan, Sifat, Surat_Pengaduan, Surat_Balasan, Surat_Undangan, Surat_Pemberitahuan, Jenis. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas User. Kelas User memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Disposisi, kelas Surat, dan kelas Nota_Dinas. Kelas Disposisi_Perkara memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Disposisi. Kelas Disposisi_Pengaduan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Disposisi. Kelas Sifat memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Disposisi. Kelas Sifat memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyak terhadap kelas Surat. Kelas Surat memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Surat_Pengaduan, kelas Surat_Balasan, kelas Surat_Undangan, kelas Surat_Pemberitahuan. Kelas Jenis memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Surat. Kelas Surat_Pengaduan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Disposisi_Pengaduan. 4. Kearsipan Gambar 4.63 Arsitektur Data E-Kearsipan Arsitektur data e-Kearsipan memiliki 14 kelas, yaitu Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Pegawai, User, Arsip, Klasifikasi_Dokumen, Dokumen, Surat_Masuk, Klasifikasi_Surat, Konversi_Arsip_Surat, Surat_Keluar, Konversi_Arsip_Dokumen. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas User. Kelas User memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyak terhadap kelas Dokumen. Kelas Dokumen memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Konversi_Arsip_Dokumen. Kelas Klasifikasi_Dokumen memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Dokumen. Kelas User memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Surat_masuk, kelas Surat_Keluar, kelas Arsip. Kelas Klasifikasi _Surat memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Surat_Masuk dan kelas Surat_Keluar. Kelas Surat_Masuk dan kelas Surat_Keluar memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Konversi_Arsip_Surat. Kelas Konversi_Arsip_Surat dan kelas Konversi_Arsip_Dokumen memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Arsip. 5. Kepegawaian Gambar 4.64 Arsitektur Data E-Kepegawaian Arsitektur data e-Kepegawaian memiliki 12 kelas, yaitu Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Golongan, User, Data_Lengkap_Pegawai, Golongan, Gaji_Pokok, Tunjangan, Gaji_Total, Absensi. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity