Preliminary Phase Metode Perencanaan Arsitektur Enterprise

BAB IV PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

Dalam bab pembahasan ini, untuk mempersiapkan perencanaan arsitektur enterprise maka akan dilakukan tiga tahapan awal dari TOGAF ADM, yaitu Preliminary Phase, Requirement Management, Architecture Vision, dan Business Architecture untuk melakukan proses pengenalan pada objek penelitian, yaitu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu DKPP. Tahapan selanjutnya adalah membahas secara mendalam mengenai Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, dan Migration Planning sebagai usulan untuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.

4.1. Preliminary Phase

4.1.1. Prinsip

– Prinsip Perencanaan Arsitektur Enterprise Pada tahapan ini akan dibuat prinsip-prinsip perencanaan arsitektur enterprise yang merupakan bagian dari kebijakan sistem informasi dan teknologi informasi di DKPP yang akan sangat berpengaruh terhadap seluruh proses perencanaan arsitektur enterprise. Prinsip-prinsip ini berguna untuk menjadi acuan dalam pengambilan keputusan arsitektur pada bidang sistem informasi dan teknologi informasi, menentukan struktur dan komposisi dari komponen-komponen arsitektur, menentukan kriteria pemilihan teknologi, serta menjadi acuan dalam perencanaan dan pengimplementasian arsitektur. Selain itu, prinsip-prinsip perencanaan arsitektur enterprise juga memodelkan karakteristik dari arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi yang akan dikembangkan. Prinsip-prinsip perencanaan arsitektur enterprise memiliki sifat yang umum untuk digunakan dalam tahapan awal pengembangan perencanaan arsitektur enterprise. Prinsip – prinsip tersebut juga menggambarkan karakteristik serta tujuan dari arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi yang akan dikembangkan. Prinsip – prinsip yang akan digunakan sebagai acuan pengembangan adalah sebagai berikut : 1. Arsitektur yang dibuat harus sesuai dengan tujuan, aktivitas, serta tugas pokok dan fungsi tupoksi di DKPP. 2. Pengelolaan arsitektur harus user friendly agar dapat membantu kerja sama antar bagian. 3. Arsitektur yang dikembangkan harus aman agar tidak membahayakan keamanan dan kerahasiaan data, serta teknologi yang ada di DKPP. 4. Data dan informasi dari sistem harus dilindungi dari akses oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. 5. Arsitektur harus dirancang untuk memudahkan penambahan dan pengembangan di masa depan. 6. Penerapan teknologi interkoneksi dan akses data standar. 7. Penerapan arsitektur multi-tier dan arsitektur berbasis komponen. 8. Menggunakan software, hardware, dan platform yang telah distandarkan untuk mencegah data yang tidak kompatibel dengan teknologi yang digunakan.