BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian skripsi ini menggunakan dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode perencanaan arsitektur enterprise. Metode pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, studi dokumen, dan tinjauan pustaka. Metode perencanaan arsitektur enterprise menggunakan TOGAF
Architecture Development Method ADM.
3.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini digunakan agar dapat membantu penulis dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari DKPP Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu untuk mendapatkan fakta-fakta dan kebenaran uraian materi untuk pembahasan. Berikut ini adalah beberapa metode pengumpulan
data yang dipakai penulis.
3.1.1. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung aktivitas yang berjalan pada DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu pada bulan Mei 2014 yang
berlokasi pada Jalan MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350. Hasil observasi yang didapat, yaitu :
1. Sejarah singkat DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu 2. Profil, tugas, dan wewenang dari lembaga DKPP Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu. 3. Sistem yang sedang berjalan, yaitu bagaimana proses pengaduan, persidangan,
kearsipan, persuratan, kepegawaian, inventaris, procurement, keuangan, serta
monitoring dan evaluasi pada DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
Teknik observasi dilakukan untuk mempelajari dan memperoleh gambaran nyata dari aktivitas pengaduan, persidangan, kearsipan, persuratan, kepegawaian,
inventaris, procurement, keuangan, serta monitoring dan evaluasi, dan apa saja
dukungan yang sudah ada agar aktivitas-aktivitas tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan DKPP.
Observasi juga mengamati apakah sistem informasi dan teknologi informasi sudah digunakan sebagai penggerak aktivitas pada DKPP. Tetapi, pada
kenyataannya teknologi informasi hanya digunakan sebagai technical support. Hal
ini dibuktikan dengan tidak adanya bagian khusus untuk menangani permasalahan sistem informasi dan teknologi informasi pada DKPP.
3.1.2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kegiatan pengaduan, persidangan, kearsipan, persuratan, kepegawaian, inventaris,
procurement, keuangan, serta monitoring dan evaluasi di DKPP dengan cara berinteraksi secara langsung dengan pihak yang terkait. Setelah dilakukan tanya-
jawab, didapatkan hasil berupa data dan informasi tentang aktivitas utama yang sedang berjalan pengaduan, persidangan, kearsipan, persuratan, pengelolaan
sistem informasi dan teknologi informasi, perencanaan arsitektur enterprise, serta infrastruktur teknologi yang ada. Berikut ini adalah daftar pertanyaan pada
wawancara yang dilakukan di DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. 1. Strategi aktivitas apa yang sudah diterapkan oleh DKPP?
2. Apa saja aktivitas yang ada di DKPP? Dan bagaimana alur pada masing- masing aktivitas tersebut?
3. Data-data apa saja yang dibutuhkan pada masing-masing aktivitas di DKPP? 4. Aplikasi apa saja yang sudah ada di DKPP untuk mendukung kinerja para
pegawai dalam menjalankan tugasnya? 5. Bagaimana pengelolaan sistem informasi dan teknologi informasi di DKPP?
6. Apakah DKPP sudah memiliki perencanaan arsitektur enterprise? Jika sudah, bagaimana strategi SITI nya?
7. Bagaimana infrastruktur jaringan yang ada di DKPP?
3.1.3. Metode Studi Dokumen
Metode ini dilakukan untuk menambah referensi teori-teori yang menunjang penelitian dengan cara mencari data dan informasi yang berkaitan dengan
perencanaan arsitektur enterprise, arsitektur enterprise, dan TOGAF ADM dari buku-buku, jurnal-jurnal, situs internet, artikel, hasil penelitian dan dokumen-
dokumen dari DKPP. Referensi teori-teori diharapkan dapat membantu penulis dalam melakukan analisis dan menyusun pembahasan.
3.1.4. Metode Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa hasil penelitian sejenis, seperti skripsi dan thesis terdahulu mengenai
perencanaan arsitektur enterprise
dan arsitektur
enterprise, kemudian
mempelajarinya untuk memperoleh perbandingan kekurangan dan kelebihan dari setiap penelitian. Membandingkan hasil penelitian terdahulu juga membantu
penulis untuk menemukan hal yang membedakan antara penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Penulis menggunakan empat referensi thesis dan skripsi untuk perbandingan penelitian sejenis. Sumber referensi yang digunakan untuk perbandingan, yaitu :
Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis
No. Penulis
Judul Masalah
Hasil Penelitian
1. Anis
Khairunisa 2013
Perencanaan arsitektur enterprise pada PT.
Dian Nikel Mining Perusahaan
tidak memiliki
perencanaan strategis SI pada bidang SITI.
Divisi TI belum masuk
dalam struktur
organisasi perusahaan.
Aplikasi yang
digunakan perusahaan
hanya Microsoft Office.
Rancangan kerangka
kerja berdasarkan
TOGAF ADM. Analisis kebutuhan dari
perencanaan strategis SI. Rancangan
arsitektur visi.
Rancangan arsitektur
bisnis. Rancangan
arsitektur sistem informasi.
Rancangan arsitektur
teknologi. Rancangan Peluang dan
Solusi. Rancangan Perencanaan
Migrasi
2. Raimond
Lukito Widiatmo
2012 Perencanaan arsitektur
enterprise Teknologi Informasi
Menggunakan Kerangka
The Open Group
Architecture Framework TOGAF
Studi Kasus : Pemda Kabupaten
Sumba Barat
Bagaimana menyusun
usulan strategi SITI bagi
Pemda Kabupaten
Sumba Barat. Bagaimana
mendefinisikan TOGAF ADM untuk
pemodelan EA
dalam mendukung
aktivitas bisnis
Pemda Kabupaten
Sumba Barat. Bagaimana
membangun model infrastruktur
SITI berbasis EA yang
sesuai. Usulan strategi SITI
bagi Pemda Kabupaten Sumba Barat.
Model infrastruktur
SITI berbasis EA sesuai dengan aktivitas bisnis
Pemda Kabupaten
Sumba Barat.
3. Vivi Fydiani
Pratiwi 2013
Perancangan Model
Enterprise Architecture
dengan Menggunakan TOGAF
Architecture Development Method
pada PT. Satya Karya Utama
Perusahaan belum
mempunyai rancangan
aplikasi pendukung berbasis
elektronik untuk
menunjang proses
bisnis. Perusahaan
belum mempunyai
kerangka dasar
arsitektur teknologi informasi.
Tidak adanya divisi TI dalam struktur
organisasi perusahaan.
Rancangan berdasarkan konsep
EA menggunakan TOGAF
ADM. Analisis kebutuhan EA
yang dibutuhkan
perusahaan. Rancangan
arsitektur bisnis perusahaan.
Rancangan arsitektur
sistem informasi. Rancangan
arsitektur teknologi.
Rancangan peluang dan solusi.
Analisis biaya investasi untuk implementasi EA.
4. Cecep
Rachman Mardiansyah
2012 Analisis
dan Pengembangan
Enterprise Arsitektur Menggunakan
Framework TOGAF
pada Pengadilan
Agama Bandung Bagaimana caranya
membangun rancangan EA.
Bagaimana data yang tersebar di setiap unit
Pengadulan Agama Rekomendasi
model arsitektur bisnis.
Arsitektur sistem
informasi. Arsitektur teknologi.
Bandung bisa
terintegrasi. Bagaimana
cara menjalankan fungsi-
fungsi yang
menerapkan perencanaan
kebutuhan TI. Solusi terbaik yang
diterapkan dalam
pembuatan blueprint.
3.2. Metode Perencanaan Arsitektur Enterprise
Metode perancangan arsitektur enterprise yang digunakan adalah TOGAF Architecture Development Method ADM. Langkah awal untuk menerapkan
TOGAF ADM adalah melakukan persiapan-persiapan, yaitu mengidentifikasi konteks arsitektur yang akan dikembangkan. Langkah selanjutnya, mendefinisikan
strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, seperti arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur
teknologi. Ada tujuh tahap dalam metodologi TOGAF ADM yang digunakan penulis, yaitu :
3.2.1. Preliminary Phase
Pada fase preliminary dilakukan pendefinisian bagaimana melakukan
perancangan di DKPP. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut.
1. Membuat prinsip-prinsip perencanaan arsitektur enterprise sebagai acuan untuk pengembangan arsitektur.
2. Menentukan ruang lingkup perencanaan arsitektur enterprise what.
3. Menentukan siapa saja actor yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan
perencanaan arsitektur enterprise who.
4. Menentukan lokasi perencanaan arsitektur enterprise yang akan dibuat where.
5. Menentukan waktu mulai dan target penyelesaian perencanaan arsitektur enterprise
when. 6. Menetapkan alasan perencanaan arsitektur enterprise ini dibangun
why. 7. Menetapkan bagaimana perencanaan arsitektur enterprise ini dibuat
how. Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu Principles Catalog.
3.2.2. Requirement Management
Pada fase ini dilakukan analisis kebutuhan dari DKPP dan kebutuhan dari user. Tujuan fase ini, yaitu untuk menganalisis dan mengelola kebutuhan
arsitektur di seluruh fase ADM. Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi permasalahan pada DKPP. 2. Membuat solusi aktivitas dari permasalahan yang telah diidentifikasi.
3. Membuat solusi sistem informasi dari permasalahan yang telah diidentifikasi.
3.2.3. Phase A : Architecture Vision
Fase A bertujuan untuk membuat keseragaman pandangan mengenai pentingnya perencanaan arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan DKPP yang
dirumuskan dalam bentuk strategi, serta menentukan ruang lingkup dari arsitektur
yang akan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dibuat pada fase preliminary. Langkah-langkah untuk menentukan visi arsitektur, yaitu :
1. Mendefinisikan visi DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. 2. Menentukan seluruh aktivitas di DKPP, meliputi aktivitas utama dan aktivitas
pendukung. 3. Mendefinisikan
stakeholder. 4. Menentukan hubungan
stakeholder dengan aktivitas utama dan pendukung menggunakan
stakeholder map matrix. 5. Membuat rancangan arsitektur visi.
Tools yang digunakan pada fase ini, yaitu Value Chain Diagram dan Stakeholder Map Matrix.
3.2.4. Phase B : Business Architecture
Pada fase B, penulis akan menentukan model aktivitas sejarah perusahaan, proses, dan fungsi yang diinginkan untuk menentukan arah DKPP di masa depan
melalui sudut pandang organisasi. Model aktivitas ini berupa skenario aktivitas organisasi dari aspek informasi, fungsional, dan organisasi dari lingkungan
DKPP. Penjelasan alur skenario aktivitas tupoksi tugas pokok dan fungsi menggunakan salah satu diagram UML, yaitu
Business Use Case Diagram. Langkah-langkah untuk membuat arsitektur bisnis adalah :
1. Menjelaskan sejarah DKPP. 2. Menjelaskan struktur organisasi DKPP beserta
job description setiap bagian dan menentukan struktur organisasi usulan untuk DKPP.