5. Memastikan solusi program di deploy dengan sukses.
6. Memastikan kesesuaian solusi deploy dengan arsitektur target.
Fase tata kelola implementasi memiliki input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut The Open Group, 2009 : 187 - 191. a.
Input 1.
Architecture Roadmap, menggambarkan jadwal implementasi aplikasi.
b. Langkah-Langkah 1. Memastikan ruang lingkup dan prioritas untuk
deployment dengan manajemen pengembangan.
2. Mengidentifikasi sumber daya dan keterampilan deployment.
3. Membimbing pengembangan solusi deployment.
4. Melakukan tinjauan kepatuhan arsitektur enterprise. 5. Menerapkan operasi bisnis dan TI.
6. Melaksanakan tinjauan
pasca implementasi
dan menutup
implementasi. c.
Output 1. Kontrak arsitektur yang telah ditandatangani.
2. Compliance Assessment.
2.7.10. Phase H : Architecture Change Management
Pada fase manajemen perubahan arsitektur akan diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana mengatur perubahan tersebut, mulai dari
pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. Fase H akan secara khusus menyediakan
monitoring berkelanjutan dari pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan bisnis, serta menentukan
apakah untuk memulai siklus evolusi arsitektur yang baru secara formal. ADM menguraikan strategi dan rekomendasi pada fase ini. Tujuan dari fase H adalah
untuk memastikan bahwa arsitektur mencapai nilai target bisnis aslinya, serta membangun dan mendukung arsitektur enterprise diimplementasikan sebagai
arsitektur yang dinamis. Fase ini menetapkan proses arsitektur manajemen perubahan untuk
arsitektur enterprise baru yang telah selesai diimplementasikan secara berkelanjutan memonitor perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan
organisasi dan menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
Tujuan dari fase ini, yaitu : 1. Memastikan bahwa arsitektur dasar menjadi cocok dengan tujuan.
2. Menilai kinerja dari arsitektur dan membuat rekomendasi untuk perubahan.
3. Menilai perubahan pada kerangka kerja dan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam fase sebelumnya.
4. Membuat arsitektur proses manajemen perubahan untuk arsitektur dasar perusahaan yang baru dan dicapai dengan penyelesaian fase G.
5. Memaksimalkan nilai bisnis dari arsitektur dan operasi yang sedang berjalan.
6. Menjalankan kerangka kerja tata kelola. Fase manajemen perubahan arsitektur memiliki
input, langkah-langkah, dan
output sebagai berikut The Open Group, 2009 : 198 - 202. a.
Input 1.
Change Request pada pengembangan bisnis, inovasi teknologi bisnis, dan perubahan strategi.
b. Langkah-Langkah 1. Membuat proses realisasi nilai.
2. Menyebarkan tools monitoring.
3. Mengelola risiko. 4. Menyediakan analisis untuk arsitektur manajemen perubahan.
5. Mengembangkan kebutuhan perubahan untuk memenuhi target kinerja.
6. Mengaktifkan proses untuk menerapkan perubahan. c.
Output 1. Arsitektur yang diperbarui untuk perubahan proses pemeliharaan.
2. Perubahan kerangka arsitektur dan prinsip-prinsip untuk perubahan proses pemeliharaan.
3. Statement of Architecture Work.
4. Kontrak arsitektur yang sudah diperbarui. 5.
Compliance Assessment yang sudah diperbarui.
2.7.11. Tools Pokok Pemodelan TOGAF