Komponen Sistem Informasi Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Keuntungan dari penerapan teknologi informasi Sutarman, 2009 : 19 adalah sebagai berikut : a. Kecepatan speed Komputer dapat mengerjakan suatu perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia. b. Konsistensi consistency Hasil pengolahan data lebih konsisten dan tidak berubah-ubah karena formatbentuknya sudah standar. c. Ketepatan precision Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan manusia, dan juga dapat melakukan perhitungan yang sulit. d. Keandalan reliability Hasil keluaran dari komputer lebih dipercaya dibandingkan dengan yang dilakukan manusia karena kesalahan yang terjadi kemungkinannya lebih kecil jika menggunakan komputer. Infrastruktur TI adalah kumpulan perangkat fisik dan aplikasi software yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan. Infrastruktur TI merupakan sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi bagi perusahaan. Yang termasuk infrastruktur TI adalah investasi dalam hardware, software, dan layanan konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang dibagikan kepada seluruh perusahaan atau seluruh unit di dalam perusahaan Laudon Laudon, 2012 : 165.

2.3. Konsep Perencanaan arsitektur enterprise

Menurut Lederer Sethi dalam Rapiyadi, 2009 : 3, perencanaan arsitektur enterprise adalah proses untuk mengidentifikasi portfolio aplikasi berbasis komputer untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan rencana bisnis dan tujuan bisnis. Perencanaan arsitektur enterprise membantu perusahaan untuk menentukan prioritas dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi secara efektif, efisien, dan memiliki nilai strategis yang selaras dengan strategi perusahaan, serta menciptakan keunggulan kompetitif Doherty et al. dalam Rapiyadi, 2009 : 3. Perencanaan arsitektur enterprise menurut James Martin yang menggunakan metodologi information engineering adalah perencanaan yang ditujukan untuk meningkatkan sumber daya modal, manusia, dan sistem informasi guna mendukung pencapaian visi bisnis Ulum, 2008 : 10. Perencanaan arsitektur enterprise menurut Wetherbe yang menggunakan metodologi four stage model adalah pondasi untuk pengembangan sebuah portfolio aplikasi yang selaras dengan tujuan perusahaan dan memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan di atas pesaing Ulum, 2008 : 12. Perencanaan arsitektur enterprise menurut Tozer adalah pendekatan yang praktis dan formal yang berdasarkan pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara mengeksploitasi sumber daya SITI beserta pemanfaatannya Rapiyadi, 2009 : 8. Perencanaan arsitektur enterprise menurut Price Waterhouse merupakan perencanaan yang didasarkan pada empat hal, yaitu arah dan tujuan organisasi, prioritas strategi SITI, nilai pemanfaatan SITI, pengalaman praktis yang mendukung teori Rapiyadi, 2009 : 13. Visi dan misi organisasi umumnya dinyatakan dalam bentuk sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi tersebut dan kemudian ditentukan strategi yang diperlukan serta tolok ukur bagi pelaksanaan dan pengukuran hasil-hasilnya. Hubungan antara strategi organisasi dengan sistem informasi, yaitu Surendro, 2009 : 2-3 : 1. Peran sistem informasi, sebagai pendukung terwujudnya tujuan organisasi, dapat diterjemahkan sebagai misi sistem informasi dalam organisasi. 2. Misi sistem informasi mengarahkan pembangunan dan implementasi arsitektur organisasi melalui sekumpulan tujuan. Tujuan adalah pernyataan bagian dari misi sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Menurut Surendro 2009 : 4, perencanaan strategis informasi merupakan bagian dari metodologi kerekayasaan informasi Martin, 1990 yang digunakan untuk mengidentifikasi strategi pencapaian visi dan misi sistem informasi melalui pengelolaan dan pengembangan sistem informasi. Pada metodologi kerekayasaan informasi, perencanaan strategis informasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi data dan sisi aktivitas. Perencanaan strategis informasi di sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah upaya terhadap pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Perencanaan strategis informasi di sisi aktivitas, arah tinjauan strategisnya adalah dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja organisasi. Gambar 2.1 Metodologi Kerekayasaan Informasi Martin, 1990 Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem- sistem aplikasi berbasis komputer. Perencanaan ini menjembatani kesenjangan antara rencana strategis bisnis dan pengembangan sistem informasi dengan mengidentifikasi strategi-strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya Surendro, 2009 : 4. Sumber daya resources yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun harus benar-benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus mampu memberikan dampak positif bagi bisnis. Maka perlu dilakukan perencanaan strategis SITI yang tepat bagi perusahaan. Menurut Ward dan Peppard dalam Wedhasmara, 2007 : 3-4, perencanaan strategis SITI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan goals, strategi strategy, sasaran objectives, proses bisnis serta kebutuhan- kebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SITI menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi SITI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif. Menurut Ward Peppard dalam Wedhasmara, 2007 : 1 ada tiga sasaran utama untuk penerapan SITI dalam suatu organisasi, yaitu : 1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. 2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan. 3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan mengubah gaya dan cara berbisnis.