UML Unified Modelling Language

merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Class diagram memiliki beberapa jenis kelas, yaitu :  Kelas utama : memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.  Kelas tampilan sistem : mendefinisikan dan mengatur tampilan ke user.  Kelas dari pendefinisian use case : menangani fungsi-fungsi yang harus ada, diambil dari pendefinisian use case.  Kelas dari pendefinisian data : digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan dalam class diagram A.S. Shalahuddin, 2011 : 123 : Tabel 2.5 Daftar Simbol Class Diagram Simbol Deskripsi Kelas Kelas pada struktur sistem. Antarmuka interface Sama seperti konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek. Asosiasi association Relasi antar kelas dengan makna umum; biasanya disertai dengan multiplicity. Asosiasi berarah directed association Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain; biasanya disertai dengan multiplicity. Generalisasi generalization Relasi antar kelas dengan makna generalisasi – spesialisasi umum – khusus. Kebergantungan depedency Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas. Gambar 2.8 Class Diagram Gambar 2.8 merupakan class diagram dari arsitektur data E-Pengaduan. Arsitektur data e-Pengaduan memiliki 13 kelas, yaitu, Bagian, Subbagian, Level, Jabatan, Pegawai, User, Panel_Majelis, Saksi, Pengaduan, Pencatatan_Perkara, Pengadu, Teradu, Form_Pengaduan. Kelas Bagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Subbagian. Kelas Subbagian memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Level memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Pegawai. Kelas Jabatan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pegawai. Kelas Pegawai memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas User. Kelas User memiliki multiplicity 1  satu ke banyak terhadap kelas Panel_Majelis, kelas Saksi, kelas Pengaduan, kelas Pencatatan_Perkara, kelas Pengadu, dan kelas Teradu. Kelas User memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyak terhadap kelas Form_Pengaduan. Kelas Teradu memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu ke banyak terhadap kelas Pencatatan_Perkara. Kelas Pengadu memiliki multiplicity 1  1.. satu ke antara satu sampai banyakterhadap kelas Pencatatan_Perkara. Kelas Pengaduan memiliki multiplicity 1  1 satu ke satu terhadap kelas Pencatatan_Perkara.

2.8.6. Principles Catalog

Principles catalog bertujuan untuk menangkap prinsip-prinsip bisnis dan arsitektur yang menggambarkan solusi atau arsitektur seperti apa yang baik. Prinsip-prinsip digunakan untuk mengevaluasi dan menyetujui hasil keputusan arsitektur. Prinsip juga digunakan sebagai alat bantu untuk membantu dalam tata arsitektur perubahan The Open Group, 2009 : 421. Tabel 2.6 Principles Catalog No. Prinsip Tujuan 1. Arsitektur yang dibuat harus sesuai dengan tujuan, aktivitas, serta tugas pokok dan fungsi tupoksi di DKPP  Mendukung aktivitas dan tupoksi di DKPP.  Memperkuat hubungan antara aktivitas dan infrastruktur untuk memudahkan penyelarasan aktivitas terhadap perubahan. 2. Pengelolaan arsitektur harus user friendly  Meningkatkan kemampuan sharing data dan sumber daya lain dalam pelayanan kepada user.  Membantu kerja sama antar bagian. 3. Arsitektur yang dikembangkan harus aman  Agar tidak membahayakan keamanan dan kerahasiaan data, serta teknologi yang ada di DKPP.  Meminimalkan dampak dari bencana.  Mampu bertahan dari serangan virus, spyware, hack, worm. Tabel 2.6 menjelaskan prinsip-prinsip beserta tujuan masing-masing dari tiap prinsip untuk membantu stakeholder dalam mengevaluasi dan menyetujui perubahan arsitektur yang akan diusulkan. Salah satu prinsip, yaitu arsitektur yang dikembangkan harus aman. Tujuan dari prinsip itu agar arsitektur yang diusulkan tidak membahayakan keamanan dan kerahasiaan data dan teknologi yang ada di DKPP, arsitektuur yang diusulkan pun harus mampu bertahan dari serangan virus, spyware, hack, worm, atau bencana.

2.8.7. ActorRole Matrix

Tujuan actorrole matrix adalah untuk menunjukkan aktor dan juga peranannya. Memahami hubungan aktor dengan peranannya adalah pendukung utama dari pendefinisian kebutuhan pelatihan, pengaturan keamanan user dan manajemen perubahan organisasi The Open Group, 2009 : 426. Tabel 2.7 ActorRole Matrix Tabel 2.7 merupakan actorrole matrix untuk aktivitas pengaduan di DKPP. Kolom pada matriks adalah bagian dan subbagian yang ada di DKPP aktor, sedangkan baris pada matriks adalah unit aktivitas terkecil business function dalam aktivitas pengaduan. Dalam matriks ini ada keterangan RACI Responsible, Accountable, Consulted, Informed yang menghubungkan kolom aktor dengan baris unit aktivitas terkecil pada aktivitas pengaduan. Keterangan Responsible menyatakan bahwa suatu aktor melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Keterangan Accountable menyatakan bahwa suatu aktor bertanggung jawab dan memiliki otoritas untuk memutuskan perkara. Keterangan Consulted menyatakan bahwa seorang aktor diperlukan saran dan kontribusinya terhadap suatu kegiatan. Keterangan Informed menyatakan bahwa seorang aktor perlu mengetahui hasil dari keputusan dalam suatu tindakan. Untuk kegiatan penerimaan dan registrasi pengaduan, Kepala DKPP RI, Kepala Biro Administrasi DKPP, Kabag Administrasi Pengaduan, dan Kasubbag Penerimaan dan Registrasi Pengaduan memiliki keterangan Informed, yang berarti mereka perlu mengetahui laporan dari kegiatan penerimaan dan registrasi pengaduan. Sedangkan, Staf Subbag Penerimaan dan Registrasi Pengaduan memiliki keterangan Responsible, yang berarti staf tersebut yang secara langsung melakukan kegiatan penerimaan dan registrasi pengaduan. Untuk kegiatan pemberkasan perkara, Kabag Administrasi Pengaduan memiliki keterangan Informed, yang berarti Kabag Administrasi Pengaduan perlu mengetahui laporan mengenai pemberkasan perkara. Kasubbag Penerimaan dan Registrasi Perkara memiliki keterangan Accountable dan Consulted, yang berarti Kasubbag Penerimaan dan Registrasi Perkara bertanggung jawab dan sarannya dibutuhkan dalam kegiatan pemberkasan perkara. Sedangkan, Staf Subbag Penerimaan dan Registrasi Pengaduan memiliki keterangan Responsible, yang berarti staf tersebut yang secara langsung melakukan kegiatan pemberkasan perkara. Untuk kegiatan analisis dan verifikasi pengaduan, Kepala DKPP RI, Kepala Biro Administrasi DKPP, Kabag Administrasi Pengaduan, dan Kasubbag Penerimaan dan Registrasi Pengaduan memiliki keterangan Informed, yang berarti mereka perlu mengetahui laporan dari kegiatan analisis dan verifikasi pengaduan. Kasubbag Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah 1 dan 2 memiliki keterangan Accountable dan Consulted, yang berarti Kasubbag Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah 1 dan 2 bertanggung jawab dan sarannya dibutuhkan dalam kegiatan analisis dan verifikasi pengaduan. Sedangkan, Staf Subbag Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah 1 dan 2 memiliki keterangan Responsible, yang berarti staf tersebut yang secara langsung melakukan kegiatan analisis dan verifikasi pengaduan.

2.8.8. Stakeholder Map Matrix

Tujuan stakeholder map matrix adalah untuk mengidentifikasi stakeholder untuk keterlibatannya di dalam aktivitas utama dan aktivitas penunjang pada perusahaan The Open Group, 2009 : 421. Tabel 2.8 Stakeholder Map Matrix Pada tabel 2.8 digambarkan pemetaan keterlibatan stakeholder terhadap aktivitas yang ada di DKPP. Kolom pada matriks tersebut merupakan stakeholder yang ada di DKPP. Sedangkan, baris yang ada pada matriks tersebut merupakan aktivitas-aktivitas yang ada di DKPP dan aktivitas tersebut sebelumnya terlebih dahulu dianalisis menggunakan value chain. Analisis value chain membagi aktivitas di DKPP menjadi dua bagian, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Warna merah yang ada dalam matriks menandakan siapa saja stakeholder yang terlibat dalam setiap aktivitas. Sebagai contoh, aktivitas pengaduan melibatkan stakeholder Pengadu, Subbagian Penerimaan dan Registrasi Pengaduan, dan Subbagian Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah 1 dan 2. Aktivitas persidangan melibatkan stakeholder Pengadu, Teradu, Subbagian Pemanggilan, Subbagian Persidangan, Subbagian Risalah dan Dokumen Perkara.

2.8.9. Application Portfolio Catalog

Menurut The Open Group 2009 : 432, Application portfolio catalog berguna untuk mengidentifikasi dan memelihara semua daftar aplikasi yang ada di perusahaan. Daftar ini membantu untuk menentukan ruang lingkup perubahan yang dapat mempengaruhi jenis-jenis aplikasi tertentu. Menurut O’Brien Marakas 2010 : 557, application portfolio adalah tools perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi aplikasi sistem informasi saat ini dan yang diusulkan dalam syarat jumlah pendapatan atau aset yang diinvestasikan dalam sistem informasi yang mendukung business function dan business process utama. Tabel 2.9 Application Portfolio Catalog