Analytical Hierarchy Process Metode Analisis Data

4.2. Keadaaan Biofisik dan Lingkungan.

4.2.1. Klimatologi

Letak geografis Jayapura yang berada di daerah katulistiwa menyebabkan daerah ini beriklim tropis. Perletakan Jayapura di antara Benua Asia dan Australia menyebabkan iklimnya dipengaruhi oleh angin muson tenggara yang bertiup secara bergantian 6 bulan sekali. Berdasarkan data tahun 2006 yang bersumber dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah V tahun 2007, suhu udara minimum dari stasiun Klimatologi Genyem adalah 20 o C dan maksimum 35 o C. keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12. Gambar 11. Suhu udara maksimum mutlak tahun 2004 – 2006 dalam o C Stasiun Klimatologi Genyem. Gambar 12. Suhu udara minimum mutlak tahun 2004 – 2006 dalam o C Stasiun Klimatologi Genyem.

4.2.2. Fisiografi

Data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa topografi pada keempat distrik tersebut bervariasi dari datar hingga berbukit, tanpa bergunung yang mempunyai kemiringan ≥ 26. Daerah datar 57,21 pada umumnya terdapat di distrik Nimboran, distrik Nimbokrang didominir oleh daerah berbukit 55, 47 dan datar 41,62, distrik Kemtuk oleh daerah berbukit 50,66, sedangkan didaerah Kemtuk Gresi didominir oleh daerah bergelombang 66,12 dan berombak 33,22. Berdasarkan persentasenya terhadap luas total keempat distrik, maka topografi datar lebih banyak terdapat di daerah Distrik Nimboran, daerah berombak dan bergelombang di Distrik Kemtuk Gresi dan daerah berbukit di Distrik Kemtuk. Sebaran fisiografi lahan dalam kawasan pengembangan agropolitan menurut distrik disajikan Tabel 14 dan Gambar 13. Tabel 14. Sebaran luas lahan menurut fisiografi lahan setiap distrik dalam kawasan agropolitan No Distrik Topografi Kemiringan Luas Ha terhadap sub-total terhadap total 1 Nimboran Datar 0 – 2 14.003 57,21 16,46 Berombak 3 – 8 4.057 16,57 4,77 Bergelombang 9 – 15 5.500 22,47 6,47 Berbukit 16 – 25 918 3,75 1,08 Bergunung 26 - - - Sub Total 24.478 100 28,78 2 Nimbokrang Datar 0 – 2 6.267 41,62 7,37 Berombak 3 – 8 438 2,91 0,51 Bergelombang 9 – 15 - - - Berbukit 16 – 25 8.352 55,47 9,82 Bergunung 26 - - - Sub Total 15.057 100 17,70 3 Kemtuk Datar 0 – 2 - - - Berombak 3 - 8 5.186 25,71 6,09 Bergelombang 9 – 15 4.768 23,63 5,61 Berbukit 16 – 25 10.221 50,66 12,02 Bergunung 26 - - - Sub Total 20.175 100 23,72 4 Kemtuk Gresi Datar 0 – 2 - - - Berombak 3 – 8 8.420 33,22 9,90 Bergelombang 9 – 15 16.759 66,12 19,70 Berbukit 16 – 25 169 0,66 0,20 Bergunung 26 - Sub. Total 25.348 100 29,80 Total 85.058 100

4.2.3. Geomorfologi

Daerah Agropolitan Kabupaten Jayapura, yakni distrik Nimboran, Nimbokrang, Kemtuk dan Kemtuk Gresi berada terdiri atas 2 dataran, yaitu “Dataran Grime” dan “Dataran Sekori”. Kedua dataran ini menyatu sebagai suatu dataran luas yang membujur ke arah Barat Daya Danau Sentani. Dataran ini memanjang dari timur ke arah barat dengan lebar bentangan yang hampir sama. Di ujung sebelah barat, dataran ini membentuk daerah rawa hingga ke arah pantai. Wentholt 1939 membagi Dataran Grime ke dalam 6 teras utama. Teras pertama dimulai dari dataran terendah dan termuda. Daerah teras ini melandai ke arah barat laut dan kemudian ke arah utara. Luas teras pertama diperkirakan 19.800 ha. Di sebelah tenggara teras terendah ini berakhir dan berlanjut dengan teras ke-2 yang berada kurang lebih 10 m lebih tinggi. Luas teras ke-2 ini diperkirakan sekitar 3.400 ha. Juga di sini bentanglahannya tampak seluruhnya datar. Teras ke-3 dan ke-4 menempati sisa dataran di sebelah barat Kampung Janim Besar. Luas teras ke-3 dan ke-4 masing-masing 1.000 ha dan 4.700 ha. Teras-teras ini berumur tua dan berada lebih tinggi serta tampak datar. Kedua teras ini melandai ke arah utara hingga ke arah barat laut. Berbatasan dengan teras ke-4, di sebelah timur Sungai Grime terletak teras ke-5. Teras ke-5 ini mencakup dari arah timur hingga arah garis utara-selatan melalui Kampung Sabron Baru. Luas teras ini sekitar 2.000 ha, melandai ke aras utara, dan bergelombang lemah. Teras ke-6, merupakan daerah tertinggi dan tertua yang mengakhiri teras ke-4 dan ke-5 di sebelah selatan. Luas teras ini sekitar 1.900 ha. Di batas utara dari teras ke-5, terdapat Dataran Sekori yang besar dengan luasan sekitar 2.000 ha. Di dataran Sekoli ini juga terbentuk teras, namun tidak jelas perkembangannya. Menurut Schroo 1963, Dataran Grime dan Dataran Sekori merupakan lembah sedimentasi peninggalan zaman tersier yang terisi atas sedimen laut marin dan kemudian oleh bahan fluviatil. Wentholt 1939, menyatakan bahwa dataran ini terbentuk pada zaman kwarter. Lebih lanjut Schroo 1961, menyatakan bahwa adanya ketinggian elevasi yang berselang-seling di seluruh daerah tersebut menyebabkan sungai-sungai memotong sedimen ini. Selama periode ini dataran banjir terbentuk pada berbagai tingkat dan sisa-sisanya masih ditemukan sekarang dalam bentuk teras-teras yang luas sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Zwierzichi 1921 dalam Schroo 1963, menunjukkan bahwa tanah di Dataran Grime dan Dataran Sekoli berasal dari hancuran batuan fluviatil sedimen kwarterner, terumbu koral terangkat pleistosin, dan sedimen marin neogen. Menurut Wentholt 1939, seluruh lahan yang berada di sebelah barat Yanim Besar Braso dibentuk oleh