seng, lantainya semen, tipe semi permanen atap rumbia dan lantai semen, sedangkan tidak permanen atap rumbia dan lantainya tanah. Untuk Distrik
Kemtuk Gresi sebesar 12,5 adalah tipe permanen, sebesar 25 tipe semi permanen, dan tidak permanen sebesar 62,5. Distrik Kemtuk sebesar 25 tipe
permanen, sebesar 25 persen tipe semi permanen, dan sebesar 50 tidak peremanen, Distrik Nimboran sebesar 20 persen tipe permanen, sebesar 20
persen tipe semi permanen, dan sebesar 60 persen tidak permanen, sedangkan untuk Distrik Nimbokrang, yang permanen dan semi permanen masing-masing
sebesar 11,11 dan yang tidak permanen adalah 77,78. Berdasarkan Tabel 34 dapat diprediksikan bahwa minat peternak untuk
menggunakan kandang dalam proses pengelolaan usahanya walaupun rendah, tetapi sudah tercipta upaya dari dalam diri peternak betapa pentingnya dan
bermanfaatnya kandang untuk mengelola ternaknya. Bila hal ini terus dikembangkan, ternak sapi tidak mudah mengalami gangguan atau ancaman
dari luar yang dapat merugikan peternak.
5.2.7. Pakan ternak sapi potong
Makanan ternak sapi potong dari sudut nutrisi merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan
reproduksi ternak. Makanan sangat esensial bagi ternak sapi. Makanan yang baik menjadikan ternak sanggup menjalankan fungsi proses dalam tubuh secara
normal. Dalam batas normal, makanan bagi ternak sapi potong berguna untuk menjaga keseimbangan jaringan tubuh dan membuat energi sehingga mampu
melakukan peran dalam proses metabolisme. Pemberian makanan secara ekonomis dan teknis memenuhi persyaratan dapat digunakan sebagai kebutuhan
hidup pokok, kebutuhan untuk pertumbuhan dan kebutuhan untuk reproduksi. Sumber pakan ternak sapi potong yakni: 1 hijauan makanan ternak
HMT berupa rumput dan leguminosa, 2 pakan penguat atau konsentrat, dan 3 limbah pertanian.
Jenis hijauan
Jenis hijauan yang dapat diberikan bagi ternak sapi potong dalam bentuk hijauan segar, hijauan kering hay, hijauan olahan atau hasil fermentasi yang
disebut silase. Jenis-jenis hijauan makanan ternak dapat berupa rumput dan leguminose yang terdapat di areal padang penggembalaan dan di sekitar areal
padang penggembalaan biasanya dikonsumsi oleh ternak sapi potong. Di
Kabupaten Jayapura hijauan makanan ternak tersebar pada berbagai areal, yakni areal padang penggembalaan, lahan perkebunan dan lahan tanaman
pertanian pangan di pinggiran jalan sepanjang jalan umum. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diperoleh jenis hijauan yang
ada di Kabupaten Jayapura terdiri dari jenis rumput antara lain rumput lapangan Natural grass, rumput nizi Brachiaria ruziziensis, rumput gajah Pennisetum
purpureum, rumput teki Killinga monochepala, rumput setaria Setaria ancepts, rumput pangola Digitaria decumbens, rumput pahit Ceseonopus
compressus, rumput merayap atau sukest glinting Cynodon dactylon, putri malu Mimosa pudica, rumput buffel Cenchrus ciliaris, rumput beranda
Ccynodon dectylori, rumput sudan Sudan grass, rumput beludru Brachiaria holotricha, rumput rhodes Chris gayana, alang-alang Imperata cylindrica,
rumput kuda nama lokal, siratro Macroptiliun atropurpeum, calopo Calopogonium mucunoides, centro Centrosema pubencens,
lamtoropetai cina Leucaena glauca, daun gamal Gliricidia maculate. Rumput gajah Pennisetum purpureum telah ditanam sebagai bibit
hijauan makanan ternak oleh pemerintah Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura dan pihak swasta, yakni di Distrik Kemtuk dan Distrik Nimbokrang
telah ditanam pada areal khusus sebagai bibit hijauan makanan ternak yang cukup berkualitas kandungan nilai gizinya. Bahkan rumput gajah
Pennisetum purpureum juga ditemui hampir di sepanjang jalan umumutama tumbuh secara liar memasuki Distri Kemtuk dan Nimbokrang. Sedangkan
tanaman gamal sudah dijadikan sebagai tanaman pagar atau pelindung yang dapat dikonsumsikan oleh ternak sapi. Jenis tanaman ini ditanam hampir
sepanjang jalan pada desa-desa di Distrik Kemtuk, Distrik Kemtuk Gresi, Distrik Kemtuk dan Distrik Nimbokrang.
Di Kabupaten Jayapura, hijauan makanan ternak bagi ternak sapi potong diperoleh atau diberikan oleh peternak dengan cara menggembalakan ternaknya
di areal perkebunan kelapa, perkebunan kelapa sawit, padang rumput dan di pinggir-pinggir jalan. Bagi peternak yang memiliki kandang, hijauan makanan
ternak dipotong atau diambil pada areal padang rumput atau di lahan perkebunan maupun di pinggir jalan kemudian di gunakan kendaraan roda dua
sepeda dan sepeda motor dan mobil khusus untuk membawa hijauan makanan ternak.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, hijauan yang paling banyak dikonsumsi ternak adalah rumput-rumput yang tumbuh di areal padang rumput
dan areal pohon kelapa dan kelapa sawit. Hal ini disebabkan hijauan-hijauan tersebut memiliki palatabilitas yang tinggi dan ketersediaannya tersedia
sepanjang waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadiprodjo, 1985 bahwa vegetasi rumput dan pepohonan tidak hanya dilihat sebagai sumber
makanan ternak saja tetapi juga bermanfaat sebagai tanaman penutup tanah yang dapat mencegah terjadinya erosi tanah agar unsur-unsur hara yang ada
dipermukaan tanah tidak terkikis.
Makanan penguat atau konsentrat
Jenis makanan penguat atau konsentrat yang diberikan bagi ternak sapi terdiri dari dedak padi, bungkil kelapa, ampas tahu, sebagian besar peternak
yang menggunakan kandang sering memberikan pakan penguat atau konsentral bagi ternaknya.
Limbah pertanian
Salah satu produk sampingan dari tanaman perkebunan dan tanaman pertanian adalah limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan bagi ternak sapi
sebagai salah satu alternatif bahan makanan ternak pada musim panas yang berkepanjangan atau musim paceklik. Limbah pertanian juga dapat dikombinasi
secara bersamaan dengan hijauan makanan ternak. Beberapa jenis jerami yang biasa diberikan untuk makanan ternak sapi
antara lain adalah jerami padi Oriza saliva L, jagung Zea mays, kacang tanah Arachis hipogeae, kacang kedelai Glycincn max dan ketela pohon Manihot
uillisima. Potensi limbah pertanian tanaman pangan di Kabupaten Jayapura tersedia dengan melimpah saat musim panen. Misalnya potensi limbah di Distrik
Nimbokrang dan Distrik Nimboran dengan hasil limbah produk jerami padi sebesar 1. 342 tontahun, limbah ketela rambat 62,73 tontahun, jerami jagung
51,8 tontahun dan ketela pohon 332,15 tontahun dan jerami kacang tanah 52,6 tontahun, jerami kacang kedelai 8,74 tontahun. Limbah ini merupakan potensi
yang dimiliki petani peternak di Kabupaten Jayapura untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak selingan ataupun tambahan. Kenyataannya
limbah-limbah pertanian yang dihasilkan jarang bahkan hampir tidak diberikan untuk ternak peliharaannya, karena ketersediaan rumput di areal padang rumput,