Listrik Sarana dan Prasarana UmumInfrastruktur 1. Transportasi

kemampuan pelaku usaha agribisnis peternakan untuk mengusahakan sendiri misalnya bibit, penyediaan pasar dan informasi pasar, dan sebagainya. Walaupun intervensi mendesak utuk dilakukan di Kabupaten Jayapura, ada satu prinsip penting yang harus dipegang erat oleh pemerintah kabupaten yaitu; intervensi tidak boleh menciptakan ketergantungan rakyatpelaku usaha secara tidak sehat terhadap bantuan pemerintah. Penerapan prinsip kemandirian seperti ini jelas tidak mudah, karena ada kecenderungan pada kelompok- kelompok masyarakat tertentu bahwa pemerintah berkewajiban untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, walaupun masyarakat sebenarnya bisa melakukannya sendiri. Intervensi-intervensi yang dilakukan oleh pemerintah adalah perbaikan yang memberdayakan dan bukan perbaikan yang mematikan kreativitas, daya saing, dan kemandirian masyarakat. Faktor strategis kedua yang mempengaruhi pengembangan komoditas peternakan di Kabupayen Jayapura adalah potensi pasar dengan nilai bobot 0,119. Kriteria diatas berlaku untuk semua komoditas alternatif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pasar sebagai wadah transaksi antara penjual dan pembeli akan menjamin tersalurnya hasil produksi peternakan dengan harga jual yang layak, sehingga peternak akan termotivasi untuk lebih giat mengelola usaha ternaknya. Faktor strategis ketiga yang mempengaruhi pengembangan komoditas peternakan di Kabupaten Jayapura adalah jumlah populasi ternak dengan nilai bobot 0,110. Untuk mewujudkan swasembada daging di Kabupaten Jayapura maka populasi ternak harus mendapat perhatian yang utama juga. Dalam pengembangan peternakan jumlah ternak yang dipelihara sangat menentukan keuntungan yang dapat diterima peternak. Jika pemeliharaan di bawah kapasitas ekonomis maka belum dapat memberikan tambahan penghasilan peternak secara nyata. Kriteria keempat yang menentukan komoditas unggulan adalah ketersediaan lahan dengan nilai bobot 0,109. Dalam pengembangan ternak di suatu daerah, perlu diukur potensi sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya tersebut salah satunya adalah ketersedian lahan. Daya dukung lahan terhadap ternak merupakan kemampuan lahan untuk menampung sejumlah populasi ternak secara optimal, yang sifatnya sangat spesifik antar agroekosistem. Potensi lahan juga untuk menghasilkan pakan terutama berupa hijauan yang dapat mencukupi bagi kebutuhan sejumlah populasi ternak baik dalam bentuk segar maupun kering tanpa melalui pengolahan dan tambahan khusus. 5.2. Analisa Potensi Pengembangan Ternak Sapi Potong dan Karakteristik Peternak di Kabupaten Jayapura Analisa potensi pengembangan ternak sapi potong dan karakteristik peternak di Kabupaten Jayapura dilihat dari beberapa aspek, yakni: 1 tujuan pemeliharaan, 2 sistem pemeliharaan, 3 pengelolaan reproduksi, 4 penyakit dan penanganannya, 5 pertumbuhan alami natural increase, 6 sistem tataniaga, 7 aspek ekonomi, 8 aspek sumberdaya alam, dan 9 infrastruktur dan kelembagaan, berbagai aspek ini sangat menentukan untuk pengembangan suatu usaha peternakan, sebagaimana diungkapkan oleh Hardjosubroto dan Astuti 1994 bahwa ada tujuh pedoman usaha sapta usaha peternakan yang harus dilakukan oleh peternak untuk memperoleh hasil yang baik yakni; I pemilihan bibit yang baik, 2 pencegahan dan pemberantasan penyakit, 3 penggunaan kandang yang memenuhi syarat, 4 pemberian pakan tambahan, 5 pengelolaan reproduksi, 6 penanganan pasca panen dan pemasaran, dan 7 manajemen usaha yang baik.

5.2.1. Tujuan pemeliharaan ternak

Tujuan utama peternak di Kabupaten Jayapura dalam memelihara ternak adalah untuk menambah tingkat pendapatan keluarga, pendapatan yang diperoleh dapat digunakan sebagai tabungan bagi kebutuhan keluarga peternak. Tabungan ini kemudian dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan keluarga yang mendesak, berupa; kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan membangun rumah, dan kebutuhan anggota keluarga yang menikah. Menurut Tawaf dkk, 1994, pada umumnya pemeliharaan ternak di Indonesia adalah sebagai usaha sambilan dan tabungan, yakni pada saat petani-peternak membutuhkan uang kontan, ternak yang dimilikinya dapat dijual. Hasil penelitian Tim Peneliti Program Studi Peternakan FAPERTA Uncen tahun 2003 menunjukkan bahwa tujuan utama pemeliharaan ternak sebesar 81,09 persen adalah sebagai tabungan dan pendapatan, dan sebagai sampingan adalah 18,91 persen.