Metode Perbandingan Eksponensial MPE
sumberdaya dalam suatu wilayah tertentu untuk jenis kegiatan yang spesifik. Dasar dari penentuan status ini menjadi barometer dalam penentuan kebijakan yang harus
dilakukan guna terjaminnya keberlanjutan kawasan agropolitan berbasis agribisnis peternakan sapi potong.
Penggunaan teknik MDS mempunyai berbagai keunggulan diantaranya adalah sederhana, mudah dinilai, cepat serta biaya yang diperlukan relatif murah Pitcher
1999. Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari berbagai aspek keberlanjutan, dan juga mendefenisikan pembangunan kawasan yang fleksibel.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan software pendukung MDS. Dalam penelitian ini analisis MDS dilakukan dengan menggunakan
software pendukung MDS yang dimodifikasi dari software Rapfish rapid assesment techniques for fisheries yang dikembangkan oleh Fisheries Center University of British
Columbia, Kanada. Dalam analisis MDS setiap data yang diperoleh diberi skor yang menunjukkan
status sumberdaya tersebut. Ordinasi MDS dibentuk oleh aspek ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi. Hasil statusnya menggambarkan keberlanjutan di
setiap aspek yang disajikan dalam skala 0 sampai 100. Manfaat dari teknik MDS ini adalah dapat menggabungkan berbagai aspek untuk dievaluasi komponen
keberlanjutannya dan dampaknya terhadap kegiatan pengelolaan lingkungan. Prosedur MDS ditampilkan pada Gambar 8.
Terdapat lima dimensi yang digunakan dalam menilai pengembangan kawasan agropolitan berbasis agribisnis peternakan sapi potong sebagai indikator keberlanjutan.
Setiap dimensi tersebut dilengkapi dengan atribut yang digunakan untuk menilai kondisi di masa lalu dan saat ini. Atribut yang tersebar dalam lima dimensi kondisi
disajikan pada Tabel ,5, 6, 7, 8 dan 9.
Gambar 8. Proses aplikasi MDS
Penentuan skor setiap atribut dilakukan dengan berbagai teknik yaitu: untuk atribut yang datanya tersedia dalam bentuk numerik, maka menggunakan data
dokumentasi. Atribut yang datanya berupa persepsi atau pandangan maka dilakukan wawancara terhadap responden yang mengetahui dengan tepat kondisi atribut
tersebut. Output dari hasil analisis ini adalah berupa status keberlanjutan pengembangan
agropolitan berbasis peternakan sapi potong untuk ke-lima dimensi dalam bentuk skor dengan skala 0 – 100. Kategori keberlanjutan adalah: skor 50 berarti tidak
berkelanjutan; skor 50 – 75 berarti belum berkelanjutan; dan skor 75 berarti berkelanjutan. Kategori ini sesuai dengan standar Mersyah 2005, CSD 2001, dan
Kavanagh 2001. Hasil lain yang diperoleh adalah penentuan faktor pengungkit leverage factors
untuk pengelolaan kawasan yang merupakan faktor-faktor strategis yang harus diperhatikan dalam pengembangan agropolitan berbasis peternakan sapi potong di
masa mendatang. Kegunaan faktor pengungkit adalah untuk mengetahui faktor sensitif atau intervensi yang dapat dilakukan dengan cara mencari faktor sensitif untuk
pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Tabel 5. Dimensi ekologi keberlanjutan pengembangan agribisnis sapi potong
No Atribut dimensi ekologi
1 Pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik
2 Pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak
3 Sistem pemeliharaan
4 Lahan tingkat kesuburan tanah
5 Tingkat pemanfaatan lahan
6 Daya dukung pakan ternak
7 Jenis pakan ternak
8 Ketersediaan RPH dan IPAL RPH
9. Pemotongan ternak betina produktif
10 Kebersihan kandang
11 Kuantitas limbah
peternakan 12 Kejadian
kekeringan 13 Kejadian
banjir 14 Agroklimat
15 Jarak lokasi dengan pemukiman
16 Rencana Tata Ruang Wilayah
17 Kondisi prasarana jalan usahatani
Tabel 6. Dimensi teknologi keberlanjutan pengembangan agribisnis sapi potong
No Atribut dimensi teknologi
1 Teknologi pengolahan hasil produk peternakan
2 Teknologi pakan
3 Teknologi pengolahan limbah peternakan
4 Ketersediaan tempat pelayanan kesehatan hewan poskeswan
5 Ketersediaan tempat pelayanan inseminasi buatan IB
6 Penggunaan vitamin dan probiotik untuk pertumbuhan ternak
7 Ketersediaan teknologi informasi dan transportasi
8. Ketersediaan sarana dan prasarana agribisnis
9. Standar mutu produk peternakan
Tabel 7. Dimensi ekonomi keberlanjutan pengembangan agribisnis sapi potong
No Atribut dimensi ekonomi
1 Pendapatan dari usaha non tani
2 Trend harga ternak dan hasil ternak
3 Kontribusi terhadap PDRB dan PAD
4 Kontribusi terhadap total pendapatan keluarga
5 Besarnya pasar
6 Rata-rata penghasilan peternak antar skala usaha
7 Rata-rata pendapatan peternak terhadap UMR
8 Transfer keuntungan
9 Kelayakan finansial
10 Ketersediaan industri pakan ternak 11 Ketersediaan agroindustri peternakan
12 Perubahan nilai APBD subsektor peternakan 13 Keuntungan profit dalam usaha agribisnis peternakan