Pengelolaan reproduksi Penentuan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Jayapura

Tabel 37. Distribusi karakteristik per distrik di Kabupaten Jayapura Karakteristik Distrik Kemtuk Gresi Distrik Kemtuk Distrik Nimboran Distrik Nimbokrang Total 1. Tanggungan Keluarga orang Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah n=25 n=30 n=30 n=25 n=110 1 – 3 4 – 6 7 – 10 9 14 2 36 56 8 15 14 1 50 46,67 3,33 16 11 3 36,67 53,33 10 8 17 - 68 32 - 48 56 6 43,64 50,91 5,45 Total 25 100 30 100 30 100 25 100 110 100 2. Umur Tahun 20 – 35 36 – 55 56 – 70 9 12 4 36 48 16 12 14 4 40 46,67 13,33 10 15 5 33,33 50 16,67 12 10 3 48 40 12 43 51 16 39,10 46,36 14,54 Total 25 100 30 100 30 100 25 100 110 100 Jumlah anggota keluarga yang besar dalam satu keluarga akan turut mempengaruhi tanggungan keluarga atau biaya hidupnya akan tinggi. Bila dalam satu keluarga ada sejumlah anggota keluarga yang dapat difungsikan sebagai tenaga kerja untuk mengelola usaha peternakan sapi potong akan lebih memudahkan dalam menghemat biaya pengeluaran tenaga kerja, sesuai dengan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan bahwa umumnya tenaga kerja dalam mengelola usaha ternak sapi potong di Kabupaten Jayapura berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Umur peternak dengan proposisi terbesar berada pada kisaran umur 36- 55 tahun, Distrik Nimboran menempati persentase terbesar, yakni sebesar 50 persen, berikutnya Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik Kemtuk 48 dan 46,67 dan Distrik Nimbokrang sebesar 40 persen, berikutnya umur 20-35 tahun Distrik Nimbokrang menempati persentase terbesar, yakni sebesar 48 persen, berikutnya Distrik Kemtuk dan Distrik Kemtuk Gresi 40 dan 36, dan yang terendah adalah Distrik Nimboran sebesar 33,33 persen. Umur sampel 56-70 tahun di Distrik Nimboran dan Distrik Kemtuk Gresi besar persentasenya 16,67 dan 16 persen, Distrik Kemtuk dan Distrik Nimbokrang sebesar 13,33 dan 12 persen. Melihat kisaran umur sampel pada seluruh Distrik menunjukkan bahwa kisaran umur tersebut masih produktif dalam pengelolaan usaha peternakan sapi potong. Usia yang masih produktif ini dapat menggambarkan sebagai suatu potensi yang handal untuk diberdayakan dalam pengelolaan sapi potong. Populasi ternak sapi Populasi ternak sapi potong yang ada di Kabupaten Jayapura berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura tahun 2010 sebanyak 4.183 ekor. Populasi ternak sapi potong ini perlu dikembangkan melalui proses pemberdayaan peternak, guna menunjang produksi ternak. Peluang seperti itu penting untuk proses pembinaan yang intensif bagi peternak melalui pendidikan non formal agar lebih membuka wawasan berpikir dan menambah pengetahuan serta meningkatkan keterampilan peternak. Jumlah populasi ternak sapi di lokasi penelitian berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak ternak sapi betina daripada ternak sapi Jantan, artinya sangat memberikan peluang untuk proses perkembangan produksi di masa yang akan datang. Tabel 38. Populasi ternak sapi pada lokasi penelitian di Kabupaten Jayapura Jenis Kelamin Populasi Ternak Sapi Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Ekor Ekor Ekor Jantan Betina 249 1783 12,25 87,75 278 2058 11,90 89,10 291 2276 11,34 88,66 Total 2032 100,00 2336 100,00 2567 100,00 Dari Tabel 38 terlihat bahwa jumlah ternak sapi potong setiap tahun cukup berkembang, di mana terjadi kenaikan di tahun 2009 sebesar 13,01 persen, sedangkan tahun 2010 terjadi kenaikan populasi ternak sapi potong sebesar 9 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Jayapura populasi ternak sapi potong dapat digolongkan cukup berkembang namun ada kecenderungan terjadi penurunan persentase populasi, dan ini sangat berdampak pada peningkatan produksi di masa yang akan datang.

5.2.17. Penggunaan teknologi oleh sampel

Salah satu faktor yang turut menunjang pengembangan dan peningkatan usaha peternakan sapi potong adalah penggunaan teknologi bahkan dapat menjadi salah satu syarat pokok dalam pengembangan usaha, yang bertujuan untuk peningkatan produksi usaha. Penggunaan teknologi ini dapat berupa cara untuk memperoleh bibit unggul, sistem penggemukan, pengedalian dan penanganan penyakit, penggunaan alat-alat dalam sistem pemeliharaan, pemberian pakan dan pengelolaan ternak sapi potong, bahkan dapat berupa