penanaman disarankan hanya dilakukan pada daerah-daerah yang kemiringan lahannya 15 atau pada daerah-daerah bergelombangberbukit dengan menerapkan
prinsip konservasi tanah yang ketat atau pencegahan terhadap erosi. Tanah SPT 10 disarankan penggunaannya untuk ladang penggembalaan dengan
masukan.perbaikan. Tanah SPT 10 mempunyai sifat fisik yang agak baik, yakni lebih kering, dan
tergolong dalam. Namun, sifat kimianya tidak menguntungkan. Tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian setelah sifat kimianya diperbaiki.
Penelitian kemudian yang dilakukan Razoux Schultz 1958, menyimpulkan bahwa tanah SPT 6 sesuai bagi tanaman kakao berbasis perkebunan besar. Tanah
SPT 5 dapat digunakan untuk tujuan perkebunan kakao jika drainase permukaan dan drainase dalam diperbaiki. Sebaliknya tanah SPT 8 yang mempunyai sifat fisik yang
jelek tergolong tidak sesuai untuk perkebunan besar, namun dapat digunakan untuk perkebunan rakyat.
Penelitian yang dilakukan Wentholt 1939 dan Razoux Schultz 1958 sebagaimana diuraikan di atas, sedangkan penelitian Schroo 1963 menyimpulkan
bahwa di sebelah selatan Dataran Sekori pada daerah yang tinggi dan di zone transisi ke arah barat Dataran Grime dijumpai jenis tanah dominan yang disebut “Seri tanah
Sekori, kelabu sangat tua, liat berdebu, dalam”. Jenis tanah dengan luasan 3.500 ha ini mempunyai tingkat kesuburan tanah cukup baik serta drainase permukaan yang baik
pula, dianggap sesuai untuk tujuan pertanian. Selain tanah di Dataran Sekori, juga di Dataran Grime dijumpai 2 seri tanah
yang dibedakan secara mendalam menurut deskripsi dan cirinya, yaitu tanah SPT 5 yang terletak di daerah yang agak tinggi punggung aliran dan SPT 6 yang letaknya di
bagian terendah dari dataran tersebut. Tanahnya subur, namun pada lapisan atas bereaksi agak alkalin. Tanah lapisan bawahnya mengandung kapur bebas.dan sangat
kahat akan unsur kalium K. Tanah ini tidak sesuai untuk penggunaan saat sekarang present use, namun dianggap sangat menjanjikan jika drainasenya diperbaiki dan
dilindungi terhadap aliran air permukaan yang berasal dari perbukitan di sekitarnya.
4.2.5. Kesuburan Tanah
Pembahasan kesuburan tanah didasarkan pada laporan pemetaan dan kesuburan tanah yang dilakukan oleh Wentholt 1939, Schroo 1961 dan Schroo
1963. Laporan tersebut memperlihatkan bahwa hampir semua SPT memiliki sifat kimia yang relatif sama kecuali SPT 8, SPT 9 dan SPT 10. Sebaliknya, terdapat
perbedaan yang menyolok pada sifat fisika tanah terutama keadaan drainase permukaan dan drainase internal yang jelek serta kadar liat yang tinggi dan adanya
lapisan liat yang kompak di dalam penampang tanah. Drainase permukaannya jelek karena peresapan atau perembesan air kedalam tanah berlangsung lambat. Drainase
internal dikatakan jelek karena air tanahnya dangkal sehingga tanahnya basah dan jenuh air. Keadaan ini berbeda dengan daerah-daerah yang letaknya lebih tinggi atau
daerah-daerah lereng dan bergelombang.Tekstur tanah dan beberapa sifat kimia tanah penting, yaitu reaksi tanah, kadar kation-kation tersedia, kadar fosfat dan kalium
tersedia, kadar fosfat dan kalium total, serta kandungan karbon organik tanah adalah sebagai berikut :
Tekstur Tanah
Pada umumnya tanah bertekstur berat, yaitu berkisar dari lempung liat berdebu hingga liat berdebu. Kadar liat yang tinggi dapat menyebabkan akar tanaman sulit
berkembang. Selain itu, berdampak pula terhadap rendahnya kapasitas infiltrasi perembesan tanah sehingga menyebabkan penggenangan air di permukaan tanah
terutama di musim penghujanan. Hal ini sudah barang tentu akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
Untuk tujuan penanaman kakao, maka drainase permukaan maupun drainase internal sangat perlu diperhatikan, jika ingin memperoleh pertumbuhan dan produksi
kakao yang baik. Dalam rangka menanggulangi drainase yang jelek, perlu dibuatkan selokan-selokan drainase berukuran kecil hingga sedang serta cukup dalam agar
kelebihan air dapat dikeluarkan, sehingga tanahnya selalu dalam keadaan kering lembab dan tidak jenuh air. Selain itu, agar pertumbuhan akar tanaman kakao tidak
terhalang oleh lapisan liat yang kompak, maka perlu digali lubang tanaman yang cukup besar dan dalam.
Reaksi Tanah
Pada umumnya tanah bereaksi alkali hingga sangat alkali dengan kisaran pH rata-rata 7,0 – 7,8. Semakin dalam tanahnya semakin tinggi reaksi tanah, bahkan
tidak jarang mencapai pH=8,0 atau lebih. Tingginya pH tanah ini disebabkan karena
tingginya kadar kalsium tanah kapur yang terbawa bersama bahan endapan sungai yang berasal dari pegunungan dan perbukitan kapur di sekitarnya. Reaksi Tanah
demikian menyebabkan sebagian besar unsur-unsur hara makro N, P, K dan mikro Fe, Zn, Mn, B, Cu berada dalam keadaan tidak tersedia bagi tanaman. Apabila
reaksi tanah mencapai pH=8,0 atau lebih akan menyebabkan tanaman sulit menyerap fosfat dan unsur-unsur mikro.
Pada saat penelitian dijumpai pertanaman kacang tanah milik masyarakat di kampung Pobaim yang menunjukkan gejala kekuningan pada daun-daun muda. Gejala
kekuningan ini diduga kuat karena kahat akan beberapa unsur mikro. Gejala klorosis ini diistilahkan sebagai “klorosis terimbaskan kapur” lime induced-chlorosis, suatu
gejala kekahatan hara yang biasanya muncul di tanah-tanah berkapur.
Kation-Kation Tersedia
Kation tersedia yang diukur adalah kalsium Ca, magnesium Mg dan kalium K. Kadar Ca dan Mg tersedia pada umumnya sedang hingga sangat tinggi. Hal ini
mengisyaratkan bahwa kebutuhan tanaman akan Ca dan Mg cukup memadai sehingga tidak perlu diberi pupuk dengan kedua unsur tersebut. Pada kadar Ca yang
sangat tinggi seperti dijumpai di beberapa tempat justru mengganggu pertumbuhan tanaman. Sebaliknya K tersedia tergolong rendah hingga sangat rendah sehingga
pemupukan K sangat diperlukan agar mendapatkan produksi tanaman yang baik. Dalam hal tanaman tahunan seperti kakao, maka pemupukan kalium setidaknya
dilakukan setiap tahun. Hasil analisis mineral tanah juga mencerminkan rendahnya kadar K tanah. Mineral tanah penyumbang kalium dari jenis kalium-veldspat yang telah
hancur menunjukkan status kalium tanah yang jelek.
Fosfor Tanah
Kadar fosfat tersedia tergolong agak tinggi hingga sangat tinggi. Hampir semua contoh tanah menunjukkan adanya mineral primer apatit penyumbang fosfat yang
tergolong sporadis 1 hingga beberapa persen saja. Pengalaman-pengalaman sebelumnya membuktikan bahwa walaupun jumlahnya sangat sedikit atau sporadis
1, nilai fosfat tersedia biasanya tinggi. Dengan demikian unsur hara fosfor dianggap cukup bagi kebutuhan tanaman, sehingga pemupukan P tidak diperlukan
selama beberapa waktu tanam.
Fosfat dan Kalium Total
Kadar fosfat dan kalium total mencerminkan cadangan hara tersebut dalam tanah. Pada umumnya kadar fosfat total berkisar dari sedang hingga tinggi sehingga