Tabel 29. Sebaran jumlah prasarana dan sarana ibadah berdasarkan distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura.
No. Distrik Mesjid
Unit Musollah
Unit Gereja Unit
PuraWihara Unit
Protestan Katolik 1. Nimboran
2 3
20 -
1 2. Nimbokrang
3 17
18 3
- 3. Kemtuk
- -
16 -
- 4. Kemtuk
Gresi 6
5 17
- -
J u m l a h 11
25 71
3 1
4.6.3. Sarana dan Prasarana Ekonomi 1. Pasar
Setiap distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura telah memiliki bangunan gedung pasar. Fungsi pasar ini sebagaimana layaknya adalah sebagai
prasarana fisik yang memungkinkan bertemunya produsen langsung dengan konsumen akhir produksi pertanian, atau bertemunya produsen dengan konsumen
akhir melalui pedagang perantara. Pemanfaatan pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura ternyata masih belum intensif sebagaimana yang diharapkan.
Walaupun demikian jika dibandingkan antar distrik ternyata pemanfaatan pasar di Distrik Nimboran yang dikenal dengan nama Pasar Genyem lebih intensif
dibandingkan tiga distrik lainnya. Sebaran jumlah pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 30.
Tabel 30. Sebaran jumlah pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura
tahun 2003. No. Distrik
Jumlah Unit
1. Nimboran 2
2. Nimbokrang 1
3. Kemtuk 1
4. Kemtuk Gresi
1 J u m l a h
5
2. Koperasi Unit Desa dan Kios Sarana Produksi
KUD di kawasan agropolitan sebelumnya telah tumbuh dan berkembang di kalangan warga tani tanaman pangan terutama padi dan palawija. Fungsi utama KUD
sebagaimana umumnya adalah sebagai sarana bagi warga tani utuk mendapatkan kredit usahatani KUT, pemasok SAPROTAN ke kampung, penampung hasil produksi
pertanian, dan pemasok 9 bahan pokok kebutuhan rumahtangga petani setempat. Aktivitas KUD menjalankan fungsinya sekarang tampak lesu, dan bahkan terdapat
KUD yang dilaporkan oleh anggotanya telah mengalami kemacetan. Faktor yang menjadi penyebab macetnya KUD ini sebenarnya belum diketahui secara pasti, tetapi
menurut pengurus KUD yang berhasil ditemui adalah karena telah terhentinya KUT yang disalurkan oleh pemerintah, dan rendahnya partisipasi anggota.
Kios SAPROTAN seperti halnya KUD telah terdapat di setiap distrik, walaupun jumlahnya masih terbatas. Namun ditinjau dari aktivitasnya sebagai salah satu unit
usaha ekonomi, tampak lebih intensif dibandingkan KUD. Artinya, kios SAPROTAN menunjukkan kecenderungan lebih maju pada saat sekarang. Sebaran jumlah koperasi
unit desa KUD dan kios sarana produksi pertanian SAPROTAN berdasarkan distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Gambar 24.
Gambar 24. Sebaran jumlah KUD dan kios SAPROTAN berdasarkan distrik di
kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan, sub sektor hortikultura, perkebunan, sub sektor peternakan dan perikanan merupakan
sektor yang dominan dibandingkan dengan sektor lain, dan mampu menjadi penyangga dalam meningkatkan struktur perekonomian di Kabupaten Jayapura,
sehingga perannya sangat penting untuk dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Peran sektor pertanian ini harus mampu menunjang
PAD, terjadinya penyerapan tenaga kerja dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui komoditas lokal yang ada, dan diharapkan dapat
berdampak pada supply dan atau demand dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani-peternak dan nelayan. Namun tampaknya tidak
semudah yang kita lihat sesuai dengan kondisi lapangan, tetapi harus ada pola perubahan paradigma pembangunan pada berbagai tataran. Salah satu
contohnya bahwa keberhasilan ketahanan pangan nasional dapat dicapai tidak melalui pendekatan terpusat secara nasional melalui Departemen Pertanian
semata, tetapi perlu diubah pola pikir bahwa ketahanan pangan tercapai jika dilakukan di tingkat keluarga, komunitas, dan daerah-daerah.
Wilayah studi terdiri atas empat distrik, yaitu Distrik Kemtuk Gresi, Kemtuk, Nimbokrang, dan Nimboran. Setiap distrik mempunyai potensi untuk
pengembangan beberapa komoditas peternakan, sehingga dapat menjadi basis bagi pengembangan komoditas peternakan tersebut. Untuk mengetahui
komoditas peternakan unggulan apa yang tepat diusahakan dan dikembangkan di Kabupaten Jayapura dilakukan analisa berdasarkan pada pendapat
stakeholder dan pakar dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial MPE.
5.1. Penentuan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Jayapura
Dari hasil perhitungan MPE diketahui komoditas unggulan agribisnis peternakan Kabupaten Jayapura yang menjadi peringkat pertama adalah sapi
potong dengan skor nilai 11,36; kedua ternak babi dengan skor nilai 11,24; ketiga ternak ayam buras dengan skor nilai 11,20; ayam ras pedaging dengan
skor nilai 11,17; kelima ayam ras petelur dengan skor nilai 11,13 dan keenam adalah kambing dan itik yang memiliki skor nilai sama yaitu 11,10. Peringkat di