4. Harus mengerti institusi dan implementasi dari masalah yang diamati untuk dapat meramalkan akibat dari kebijakan yang dipilih, sehingga dapat
menyusun fakta dan argumentasi secara lebih efektif. 5. Harus mempunyai etika moral.
Muhammadi et al. 2001 menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah pekerjaan intelektual memilah dan mengelompokkan upaya atau untuk
memperoleh pengetahuan tentang cara-cara yang strategis dalam mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sistem dinamis
untuk menyederhanakan sistem dalam analisis kebijakan digunakan simulasi model. Ada dua tahap simulasi model untuk analisis kebijakan yaitu: 1
pengembangan kebijakan alternatif, yaitu suatu proses berpikir kreatif untuk menciptakan ide-ide baru tentang tindakan yang diperlukan dalam rangka
mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan, baik dengan cara merubah model maupun tanpa merubah model; dan 2 analisis kebijakan alternatif, suatu upaya
untuk menentukan alternatif kebijakan yang terbaik dengan mempertimbangkan perubahan sistem serta perubahan lingkungan ke depan.
Analisis kebijakan diambil dari berbagai macam disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif, evaluatif dan preskriptif. Sebagai disiplin ilmu
terapan, analisis kebijakan meminjam tidak hanya ilmu sosial dan perilaku tetapi juga administrasi publik, hukum, etika dan berbagai macam cabang analisis
sistem dan matematika terapan. Analisis kebijakan dapat diharapkan untuk menghasilkan informasi dan argumen-argumen yang masuk akal mengenai tiga
macam pertanyaan: 1 nilai yang pencapaiannya merupakan tolok ukur utama untuk melihat apakah masalah telah teratasi, 2 fakta yang keberadaannya
dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nilai-nilai, dan 3 tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai.
Analisis kebijakan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mengetahui apa yang sesungguhnya dilakukan pemerintah, mengapa mereka melakukan hal
tersebut dan apa yang menyebabkan mereka melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Analisis kebijakan merupakan suatu proses pencarian kebenaran
yang bermuara pada penggambaran dan penjelasan mengenai sebab-sebab dan akibat dari tindakan pemerintah.
Ada tiga jenis analisis kebijakan, yaitu: 1 analisis prospektif, 2 analisis retrospektif, dan 3 analisis terintegrasi Dunn, 1994. Analisis prospektif
merupakan analisis kebijakan yang terkait dengan produksi dan transformasi
informasi sebelum tindakan kebijakan dilakukan. Analisis retrospektif, sebaliknya berkaitan dengan produksi dan transformasi informal setelah tindakan kebijakan
dilakukan. Sedangkan analisis terintegrasi adalah analisis kebijakan yang secara utuh mengkaji seluruh daur kebijakan dengan menggabungkan analisis
prospektif dan retrospektif.
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Ada beberapa hasil penelitian dan tulisan ilmiah yang membahas tentang kegiatan budidaya sapi potong khususnya di Indonesia dan pendekatan
pembangunan berkelanjutan sebagai metode untuk melakukan studi terhadap suatu sumberdaya alam secara keberlanjutan. Kusumawati 1999 dalam
penelitiannya tentang pengaruh nilai tukar rupiahUSD terhadap usaha penggemukan dan perdagangan sapi potong di Indonesia menyimpulkan bahwa
usaha penggemukan dan perdagangan sapi potong di Indonesia dengan cara impor bibitbakalan tidak layak untuk dikembangkan jika kondisi nilai tukar
rupiahUSD tidak stabil. Peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan percepatan pengembangan bibitbakalan bermutu dengan
menggunakan teknologi inseminasi buatan dan transfer embrio untuk mengurangi ketergantungan kepada bibitbakalan impor.
Himawan, 2001 dalam penelitiannya yang berjudul strategi pengembangan ternak sapi berorientasi agribisnis dalam rangka meningkatkan
ketahanan pangan di Provinsi Riau, dengan menggunakan metode analisis lingkungan eksternal dan internal berdasarkan konsep manajemen strategi,
menyimpulkan bahwa untuk pengembangan budidaya ternak sapi di Propinsi Riau harus dilakukan dengan pendekatan kawasan dengan sistem integrasi.
Susilo 2003, melakukan studi di Kepulauan Seribu dengan judul Keberlanjutan Pembangunan Pulau-pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau
Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dengan menggunakan pendekatan konsep pembangunan berkelanjutan, yang
bersangkutan menyusun nilai indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya di wilayah studi. Berdasarkan hasii analisis dengan metode MDS disimpulkan
bahwa pengelolaan sumberdaya di Pulau Panggang dan Pulau Pari termasuk ke dalam kategori cukup berkelanjutan.
Mersyah 2005 dalam penelitiannya yang berjudul desain sistem budidaya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi
daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menyusun nilai indeks keberlanjutan menggunakan MDS disimpulkan bahwa budidaya sapi potong di
Kabupaten Bengkulu Selatan kurang berkelanjutan. Untuk itu pengembangan sistem budidaya sapi potong berkelanjutan dapat dilakukan dengan strategi
moderat-optimistik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada dalam wilayah Propinsi Papua di Kabupaten Jayapura, yaitu Distrik Nimboran, Nimbokrang, Kemtuk dan Kemtuk Gresi, secara
astronomis berada pada posisi 02
o
27 – 02
o
46 Lintang Selatan LS dan 139
o
58’ – 140
o
31’ Bujur Timur BT. Batas-batas wilayah penelitian tersebut secara administrasi pemerintahan sebagai berikut :
Disebelah utara berbatasan dengan Distrik Demta dan Sentani Barat. Disebelah timur berbatasan dengan Distrik Skamto dan Sentani Barat.
Disebelah selatan berbatasan dengan Distrik Unurum Guay, serta Disebelah barat berbatasan dengan Distrik Unurum Guay dan Bonggo.
Penentuan lokasi penelitian tersebur dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Letak geografis dan kesinergian program pembangunan yang telah dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat.
2. Aksesibilitas kawasan telah dihubungkan oleh jalan arteri yang menghubungkan antar kecamatan.
3. Potensi lahan yang memungkinkan untuk pengembangan kawasan agropolitan berbasis agribisnis peternakan.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2009 sampai bulan Agustus 2010, terhitung sejak penyusunan proposal sampai pengesahan Disertasi.
3.2.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif melalui studi kasus dengan menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem digunakan untuk
merumuskan kebijakan dan skenario strategi pengembangan agropolitan berbasis agribisnis peternakan sapi potong berkelanjutan di Kabupaten Jayapura yang bersifat
multi dimensi, melibatkan berbagai stakeholders, dan lintas sektor. Penelitian dimulai dengan melakukan analisis komoditas unggulan peternakan
dan perilaku peternak. Hasil analisis ini menjadi salah satu sumber untuk memberikan penilaian skor setiap atribut pada masing-masing dimensi dalam rangka menilai
keberlanjutan sistem pada saat ini existing condition. Atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan sistem yang dikaji