Tujuan pemeliharaan ternak Penentuan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Jayapura

4 Dianggap lebih mudah 5 Pengetahuan terhadap sistem pemeliharaan masih terbatas Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan seharusnya memperketat persyaratan apabila ada bantuan bibit ternak untuk peternak atau kelompok peternak yang akan menerima bantuan harus terlebih dulu menyiapkan kandang karena dengan memiliki kandang besar manfaat yang diperoleh dalam pengembangan usahanya. 2 Penyuluh perlu berperan aktif untuk memberikan penyuluhan tentang manfaat kandang melalui sistem pemeliharaan secara intensif dan semi intensif maupun sistem ekstensif. 3 Untuk meningkatkan kompetensi teknis peternak melalui sistem pemeliharaan yang baik, maka peran penyuluh sebagai mediator dan motivator perlu digalakan demi meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak, perlu proses pembelajaran bagi peternak. 4 Dalam proses pembelajaran perlu penyesuaian materi dan motode yang berhubungan dengan sistem pemeliharaan secara intensif, semi intensif dan ekstensif. Dari berbagai uraian di atas terlihat bahwa sistem pemeliharaan secara intensif dan semi intensif sangat menguntungkan dari segi teknis, berdasarkan Tabel 35 memperlihatkan bahwa tingkat kompetensi teknis peternak melalui sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif lebih tinggi dibandingkan sistem pemeliharaan secara ekstensif.

5.2.6. Perkandangan

Kandang merupakan tempat untuk melindungi ternak sapi dari berbagai gangguan yang dapat merugikan, seperti gangguan cuaca, sebagai tempat beristirahat dengan nyaman, aman dari pencurian, tempat pengumpulan kotoran, memudahkan pengawasan terhadap ternaknya Tabel 34. Menurut Santoso 2007, kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi dari keadaan lingkungan yang merugikan sehingga dengan adanya kandang ternak sapi memperoleh kenyamanan. Alasan yang sama dikemukakan oleh peternak yang memiliki kandang, bahwa dengan adanya kandang, mempermudah dalam proses pengawasan dan pemeliharaan ternak sapi, terutama pemberian makan dan minum, serta pengawasan terhadap kesehatan ternak, memudahkan dalam perkawinan, ternak tidak mudah berkeliaran dan dapat terhindar dari pencurian, tidak memasuki lahan milik orang lain sehingga dapat merusak tanaman perkebunan, pengumpulan kotorannya dapat dilakukan dengan mudah, serta memudahkan dalam proses penjualan. Alasan di atas diperkuat dengan pendapat Abidin dan Soeprapto 2006 yang menyatakan bahwa kandang memiliki banyak fungsi, yakni: 1 melindungi ternak sapi dari gangguan cuaca, 2 tempat beristirahat dengan nyaman, 3 tempat pengumpulan kotoran, 4 melindungi sapi dari ganguan luar, dan 5 memudahkan pelaksanaan pemeliharaan , terutama pemberian makan, minum dan pengawasan kesehatan. Tabel 34. Pemilikan dan kondisi Kandang Peternak Sapi Potong per Distrik di Kabupaten Jayapura Pemilikan dan Kondisi Kandang Kemtuk Gresi Kemtuk Nimboran Nimbokrang Total 1 Pemilikan Kandangan n=25 n=30 n=30 n=25 n=110 Tidak memiliki 17 68 26 86,7 25 83,33 16 64 84 76,36 Memiliki 8 32 4 13,3 5 16,67 9 36 26 23,64 Total 25 100 30 100 30 100 25 100 110 100 2 Kondisi Kandang n=8 n=4 n=5 n=9 n=26 Permanen 1 12,5 1 25 1 20 1 11,11 4 15,39 Semi Permanen 2 25 1 25 1 20 1 11,11 5 19,23 Tidak Permanen 5 62,5 2 50 3 60 7 77,78 17 65,38 Total 8 100 4 100 5 100 9 100 26 100 Peternak di Distrik Kemtuk Gresi yang tidak memiliki kandang sebesar 68 dan yang memiliki kandang dalam proses pengelolaan usaha ternak sapi potong adalah sebesar 32, berikutnya peternak di Distrik Kemtuk yang tidak memiliki kandang sebesar 86,7 dan yang memiliki kandang dalam proses pengelolaan usaha ternak sapi potong adalah sebesar13,3, peternak di Distrik Nimboran yang tidak memiliki kandang sebesar 83,33 dan yang memiliki kandang dalam proses pengelolaan usaha ternak sapi potong adalah sebesar16,67,dan sebesar 64 di Distrik Nimbokrang peternak yang tidak menggunakan kandang dalam proses pengelolaan usahanya dan sebesar 36 yang memiliki kandang dalam proses pengelolaan usaha ternak sapi potongnya. Dilihat dam kondisi bangunan kandang yang ada dibagi menjadi tipe permanen, semi permanen dan tidak permanen. Tipe permanen atapnya dari