melakukan perpanjangan produk perisa yang sudah pernah mempunyai sertifikat halal sebelumnya.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Melakukan analisis kebutuhan untuk menyusun Manual Sistem Jaminan Halal Manual SJH pada PT GIA.
2. Merancang draft Manual SJH.
3. Melakukan analisis kebutuhan dan menyusun draft  SOP  sebagai
kelengkapan manual SJH.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1.
Membantu perusahaan perisa lokal dalam hal perancangan dan penerapan Sistem Jaminan Halal SJH untuk kebutuhan sertifikasi perisa ke LPOM
MUI. 2.
Memberikan informasi kepada  LPPOM MUI tentang kondisi perusahaan perisa  dalam hal menjamin kehalalan produk perisa yang diproduksinya
dimulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, penyimpanan, dan pengiriman ke pelanggan.
3. Sebagai bentuk pemberdayaan perusahaan perisa domestik  agar dapat
bersaing di  pasar  Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang sangat memerlukan jaminan atas kehalalan produk yang dikonsumsinya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT  GIA  yang lingkup penelitiannya adalah proses perancangan  Manual  Sistem Jaminan Halal SJH untuk produk  perisa
yang diproduksi oleh PT  GIA  sampai tersusunnya Manual SJH.  Dengan adanya SJH ini lebih mempermudah perusahaan  dalam  proses sertifikasi produk perisa
baru atau pun perpanjangan sertifikat halal produk perisa yang sudah ada.  Untuk mendapatkan sertifikat halal,  produk perisa terlebih dahulu harus mempunyai
sertifikat SJH dengan tujuan untuk menjamin produk perisa yang sudah bersertifikat halal agar tetap terjamin kehalalannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pangan Halal
Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi  manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman  Undang- Undang No.71996.
Makanan didefinisikan sebagai semua  jenis makanan dan minuman  yang beredardijual kepada masyarakat, termasuk bahan tambahan makanan dan bahan
penolong  sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI Keputusan Bersama Menkes dan Menag  No. 427men.kesksbVIII1985 dan No 68 tahun
1985 pasal 1.   Dalam peraturan Menkes No.  280Men.KesPerXI76 pasal 1, makanan adalah tiap bahan yang diedarkan sebagai makanan manusia, termasuk
bahan-bahan yang digunakan sebagai tambahan dalam makanan. Pangan halal menyatakan bahwa makanan adalah barang  yang
dimaksudkan untuk dimakan atau diminum oleh manusia serta bahan yang digunakan dalam produksi makanan dan minuman LP POM MUI, 2008.
Dalam khasanah ilmu tsaqafah Islam, hukum asal segala sesuatu benda yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satu pun yang haram,
kecuali ada keterangan yang sah dan tegas tentang keharaman bahan tersebut. Hal ini berbeda dengan kaidah perbuatan yang menuntut setiap apapun yang dilakukan
manusia dalam hal ini seorang muslim harus terikat dengan hukum syara wajib, sunah, mubahboleh, makruh, haram. sebagaimana kaidah fiqh yang menyatakan
Hukum asal bagi setiap bendabarang adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkannya untuk benda dan Hukum asal bagi perbuatan
manusiamuslim adalah terikat dengan hukum syaraIslam untuk perbuatan An- nabani, 2001.
Halal berarti boleh, sedangkan haram berarti tidak boleh Qardhawi, 2000.  Selain masalah halal dalam perilaku yang menjadi standar minimal
perilaku  seorang muslim, Allah SWT  juga mengatur halal dalam masalah
makanan maupun  minuman.    Di dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 3, Allah SWT berfirman bahwa  :  “Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging
babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang mati karena dicekik, yang mati karena  dipukul, yang mati karena jatuh dari atas, yang mati
karena ditanduk, yang  mati karena dimakan oleh binatang buas, kecuali  yang dapat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala.
Makanan halal adalah makanan yang dibolehkan memakannya menurut Syariat  Islam.  Minuman halal adalah minuman yang dibolehkan meminumnya
menurut  Syariat Islam. Begitu sebaliknya untuk makanan dan minuman haram. Syariat Islam adalah tata aturan agama Islam yang berdasarkan Al Quran dan Al
Hadist  yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan sesamanya. Disamping Al Quran dan
Al  Hadist, sumber syariat Islam yang lainnya adalah Ijma Sahabat  dan Qiyas. Termasuk makanan dan minuman halal adalah 1 bukan terdiri dari atau
mengandung bagian atau benda dari binatang yang dilarang oleh syariat Islam untuk  memakannya atau  yang tidak disembelih menurut syariat Islam, 2 tidak
mengandung sesuatu yang dihukumi sebagai najis menurut syariat Islam, 3 tidak mengandung bahan penolong dan atau bahan tambahan yang diharamkan menurut
syariat Islam, 4 dalam proses, menyimpan dan menghidangkan tidak bersentuhan  atau berdekatan dengan makanan yang tidak memenuhi  persyaratan
sebagaimana  di atas atau benda yang dihukumkan sebagai najis menurut syariat Islam Tim Penerbit Buku Pedoman Pangan Halal, 2001.
Menurut Girindra 2002 yang dimaksud produk halal adalah produk yang memenuhi persyaratan halal sesuai dengan syariat Islam yaitu: 1 tidak
mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi, 2 tidak mengandung bahan- bahan yang diharamkan seperti: bahan-bahan yang berasal dari organ manusia,
darah, kotoran-kotoran dan sebagainya, 3 semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam, 4 semua tempat
penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi, jika digunakan untuk babi atau
barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tatacara