Audit internal Komponen Manual SJH

Tindakan perbaikan atas pelaksanaan SJH dilakukan jika pada saat dilakukan audit halal internal ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaannya. Tindakan perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin, jika temuan yang didapatkan berdampak langsung terhadap status kehalalan produk. Semua bentuk tindakan perbaikan dilakukan oleh perusahaan dengan dibuatkan berita acara serta laporannya dan terdolumentasikan dengan baik. Kaji ulang manajemen managemen review terhadap SJH secara menyeluruh harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu misalnya minimal setahun sekali. Kaji ulang dilakukan karena berbagai hal, antara lain : Perubahan sistem manajemen perusahaan yang mempengaruhi peran SJH secara menyeluruh atau sebagian, misalnya perubahan peranan auditor halal internal, serta ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaan SJH. Kaji ulang manajemen dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam SJH termasuk manajemen puncak. Pertemuan kaji ulang dilaporkan dan dibuatkan rekamannya.

4.3.9. Tindakan perbaikan

Semua tindakan perbaikan baik yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit maupun saat ditemukan ketidaksesuaian harus dilaksanakan sesegera mungkin dan dibuatkan laporannya dalam berita acara perbaikan.

4.3.10. Kaji ulang manajemen management review

Kaji ulang manajemen management review harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk memperbaharui adanya departemen-departemen dari SJH yang direvisi ataupun untuk memperbaiki bagian yang sering ditemukan ketidaksesuaian.

4.4. Lampiran manual

Lampiran yang menjadi bagian dari Manual SJH adalah sebagai berikut :

4.4.1. Panduan halal

Panduan halal adalah buku panduan halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI tahun 2008 yang dipakai sebagai referensi di dalam perancangan Manual SJH dan poin-poin yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai prasarat minimal untuk memenuhi persaratan minimal SJH perusahaan.

4.4.2. Diagram alir penetapan titik kritis

Diagram alir penetapan titik kritis terdiri dari : - Identifikasi titik kritis bahan - Identifikasi titik kritis bahan hewani - Identifikasi titik kritis bahan mikrobial - Identifikasi titik kritis bahan lain tambang, sintetik - Identifikasi titik kritis penyimpanan dan lini prodiksi - Identifikasi titik kritis distribusi

4.4.3. Standard Operation Procedure SOP setiap departemen

Standard Operation Procedure SOP setiap departemen merupakan panduan umum bagi setiap departemen untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan SJH. Uraian lebih lanjut mengenai SOP ini dituangkan dalam Work Instruction WI.

4.4.4. Daftar bahan, titik kritis dan tindakan pencegahannya

Penentuan titik kritis keharaman dan identifikasi bahan baku yang haram menurut Panduan Umum SJH LP POM MUI adalah bahan baku sebagai berikut : • Tidak mengandung alkohol etanol • Tidak mengandung babi dan turunannya • Bahan baku yang berasal dari hewan – harus berasal dari spesies yang halal dan disembelih berdasarkan syariah Islam. Tabel contoh hasil penetapan titik kritis bahan baku dan tindakan pencegahannya dapat dilihat pada Lampiran 12. Contoh tabel hasil penetapan titik kritis proses produksi dan tindakan pencegahannya dari bahan haramnajis dapat dilihat pada Lampiran 13.

4.4.5. Daftar proses produksi, titik kritis dan tindakan pencegahannya

Identifikasi titik kritis dalam produksi bertujuan untuk menentukan di tahapan yang mana di dalam proses produksi yang dapat terjadi kemungkinan kontaminasi silang ataupun masuknya bahan yang non-halal ke dalam bahan yang halal. Selanjutnya dilakukan tahapan pencegahan untuk menghilangkan kemungkinan tersebut. Pada penelitian ini baru dilakukan penentuan Haram Analysis Critical Control Points HACCP untuk perisa cair. Sebab produk yang dibuat di lokasi pabrik PT GIA adalah baru hanya produk perisa cair. HACCP untuk perisa cair dapat dilihat pada Lampiran 14.

4.4.6. Matrik bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong semua

produk yang disertifikasi halal Matrik bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong semua produk yang disertifikasi halal harus dibuatkan daftarnya. Daftar tersebut terdiri dari daftar semua bahan baku yang dipakai dan ada diperusahaan. Daftar tersebut dibuatkan oleh departemen RD dan dan diketahui oleh Manajer Umum dan IHAC. Revisi daftar bahan baku ini harus dilakukan secara rutin dan teregistrasi mulai dari revisi nol dan seterusnya. Daftar untuk bahan penolong juga perlu dibuatkan seperti daftar merek pembersih yang digunakan untuk peralatan produksi dan peralatan laboratorium, bahan pelumas mesin yang selain harus food grade juga harus halal bila bersentuhan dengan produk.

4.4.7. Formulir audit halal internal AHI yaitu pokok-pokok pertanyaan

yang harus dicakup AHI pada saat audit Format audit halal internal AHI yaitu pokok-pokok pertanyaan yang harus dicakup AHI pada saat audit dibuatkan untuk audit dari setiap departemen dan dilakukan secara lintas departemen, misalnya bila dilakuakan audit di departemen pembelian maka yang akan melakukan audit adalah departemen lain yang diketuai oleh IHAC. Hal ini untuk menjaga obyektifitas hasil internal audit tersebut. Format-format internal audit untuk setiap departemen tersebut disimpan