Sosialisasi serta Pelatihan Komunikasi internal dan eksternal
• Mengkomunikasikan dengan LP POM MUI untuk setiap perubahan bahan baku, bahan pembantu, dan bahan tambahan.
Pelaksaan audit internal terbagi menjadi waktu pelaksaan audit halal internal, metode pelaksanaan, pelaksana auditor, dan pihak yang diaudit
auditee. 1.
Waktu pelaksanaan Audit halal intertnal dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap enam
bulan atau pada saat terjadi perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi status kehalalan produk seperti : perubahan manajemen,
kebijakan, formulasi, bahan baku, proses, maupun keluhan konsumen.
2. Metode pelaksanaan
Audit halal internal dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan audit sistem yang lain, tetapi formulir audit halal internal dan pelaporannya harus
dibuat terpisah dari audit sistem yang lain. Audit dilakukan dengan metode wawancara, pengujian dokumen, dan observasi di lapangan.
3. Pelaksana auditor
Audit halal internal dilakukan oleh Tim Auditor Halal Internal. Pelaksana audit internal dilakukan oleh audit halal internal dari departemen yang berbeda
cross audit.
4. Pihak yang diaudit auditee
Pihak yang diaudit adalah seluruh bagian yang terkait dalam proses produksi seperti :
- Bagian pembelian
- Bagian pengawasan mutu
- Bagian produksi
- Bagian riset dan pengembangan RD
- Bagian penggudangan
- Bagian transportasi
- Bagian pengembangan SDM
Tindakan perbaikan atas pelaksanaan SJH dilakukan jika pada saat dilakukan audit halal internal ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaannya.
Tindakan perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin, jika temuan yang didapatkan berdampak langsung terhadap status kehalalan produk. Semua bentuk
tindakan perbaikan dilakukan oleh perusahaan dengan dibuatkan berita acara serta laporannya dan terdolumentasikan dengan baik.
Kaji ulang manajemen managemen review terhadap SJH secara menyeluruh harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu misalnya minimal
setahun sekali. Kaji ulang dilakukan karena berbagai hal, antara lain : Perubahan sistem manajemen perusahaan yang mempengaruhi peran SJH secara menyeluruh
atau sebagian, misalnya perubahan peranan auditor halal internal, serta ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaan SJH. Kaji ulang
manajemen dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam SJH termasuk manajemen puncak. Pertemuan kaji ulang dilaporkan dan dibuatkan
rekamannya.