SOP Pelatihan dan Sosialisan Halal

American Halal Foundation AHF 125 N, Vincent Drive, Bolingbrook, IL 60490 USA Tel : 630 759 6982 Fax : 603 759 4981 Email : halalfoundationyahoo.com CP : M. Mazhar Hussaini Meat, Chicken, Processed Food EUROPE Belanda : Halal Food and Feed Inspection Authority Fijnjekade 225, 2521 DT The Hague, The Netherlands Postal Address : PO. BOX. 16786, 2500 BT The Hague The Netherlands Telp. : 31 70 364 9191 Fax. : 31 70 364 9191 Email : infohalal.nl CP. Abdul Qoyyoem Meat, Chicken, Processed Food Total Quality Halal Correct Certification B. V. PO BOX 179, 2300 AD Leiden, The Netherlands Telp. : +31 71 523 5770 Fax. : +31 71 523 5771 CP : A. Ben Ali Salah MMeat, Chicken, Processed Food Controle Office of Halal Slaughtering Laan van Meedervoort 53d 2517 AE Den Haag Telp. 31 70 346 9795 Fax. 31 70 345 0033 CP : AM. Al. Chaman MMeat, Chicken Belgium : Islamic Food Council of Europe Rue Bara 150, B-1070 Brussels, Belgium CP : Dr. Mohamed Sadek Telp : + 32 2227 1114 Fax : + 32 2218 3141 Email : sadekmohdyahoo.com Meat, Chicken, Processed Food Irlandia : Bray Islamic Society 5 Duncairn Terrace, Bray, Co Wicklow, Republic of Ireland Tel : 353 2867 280 Fax : 353 2869 353 CP : Ali Taha Meat Muslim Society of Dublin Hazelwood Cresent Dublin 22 Tel. 353 1 499 0315 Fax. 353 1 492 8063 Meat Islamic Culture Centre of Ireland 19 Rocbuck Rd. Clonskeagh Dublin 14, Republic of Ireland Tel : 353 1 208 0000 Fax : 353 1 208 000 Meat Waterford Islamic Centre 54 Sherry Mount drive Tel. 353 87 2550786 Fax. 353 87 3933120 Meat Perancis : Insitute Musulman de la Mosquee de Paris Meat, Chicken, Processed Food Place du puits de I Ermite 75005 – Paris Telp. 33 1 45 35 97 33 Fax. 33 1 45 35 16 23 CP : Dr. Dalil Boubaker Slovenia : Halal Certification Authority Europe Prazakova 14, Ljubljana 1000, Slovenija Telp. : + 386 1 231 0722 Fax : + 386 1 430 4866 Email : mesihatinslosiol.net muftiamis.net CP : Laith UdinOsman Dogic Meat, Chicken, Processed Food Germany : Halal Control e. K. Pruef-und Zertifizierungsstelle, Fuer Halal-Lebensmittel, Eisenstr.51, D-65428 Ruesselsheim, Germany Tel : + 49 6142 171283 Fax : + 49 6142 171284 Email : mtatarihalalcontrol.info CP : Mahmoud M. Tatari. Meat, Chicken, Processed Food Spain : Instituto Halal De Junta Islamica C Arco, 13 14720 Almodovar del Rio Cordoba Tel : 003 49024 31937 Fax : 003 49577 13203 Email : infoinstitutohalal.com CP : Hanif Escudero Meat, Processed Food, Chicken AFRICA South Africa : South African Nasional Halaal Authority SANHA Meat, Chicken, Processed Food 2 nd Telp : + 27 31 207 5768 Fax : + 27 31 207 5793 Email : Floor, 45 Hopeland Road Overport 4001, Durban, South Africa Halaalsanha.org.zd CP : S. Mohamady Exec. Officer ASIA Singapore : Majelis Ugama Islam Singapore MUIS Islamic Centre of Singapore, 273 Braddell Road Singapore 579702 Telp : + 65 6359 1137 Fax : + 65 6253 7572 CP : Mr. Zahid Ahmad Meat, Chicken, Processed Food Malaysia : Islamic Research – Jabatan Kemajuan Islam Malaysia Pusat Islam 50480, Jalan Perdana, Kuala Lumpur Telp : + 603 273 3652 2749 333 ext. 380 Fax : + 603 888 92039 CP : Hj. Mustafa A. Rahman Meat, Chicken, Processed Food Thailand : The Central Islamic Committee of Thailand 282 Moo 12, Mitmaitree Road Nonochor, Bangkok 10530 – Thailand Tel. : + 662 – 517 50859886516 Fax. : + 662 – 29494220 CP : Mr. Sawa Sumai Yasa Meat, Chicken, Processed Food Philippines : Islamic Da’wah Council of The Philippine Suite 419 FUBC Building, Escolta – Manila Tel : 632 245 8456 Fax : 632 241 5142 Email : idepdsamail.com.ph or artl1030yahoo.com CP. : Atty Hj. Abdulrahman R.T. Linzag Meat, Chicken, Processed Food Japan : Japan Muslim Association Valore Yoyogi 1004, 2-26-5, Yoyogi, Shibuya-Ku, Tokyo 161-0053, Japan Tel : + 81 3 3370 3476 Fax : + 81 3 3370 3420 CP : Hideomi MUTO Meat, Chicken, Processed Food Date Issue : 17 August 2007 Notes : ฀ LP POM MUI recognize certificates issued by approved organizations only for products produced in the country where the organizations located, except for product produce in Amerika and Canada can be used halal certificate from America and product produce in Europe can be used halal certificate from Europe. ฀ There are still possibilities for LP POM MUI to ask supporting documents to clarify the critical points of certain certified products. ฀ This list contain 9 nine pages and there are 40 forty Halal Certifier Bodies approved by LP POM MUI. Lampiran 19 Contoh hasil audit internal Resume Laporan Audit Halal Internal yang terdiri dari : Waktu Pelaksanaan : Nopember 2011 Auditor : CHSNIR Auditee : Management YSCH General Manager CH Internal Halal Audit Koordinator IHAC SN Purchasing Dept. IDEF QAQC Dept. IR RD CHIR WH Dept. YuA Production Dept. YiA Sales Dept. EFID Finance Dept. ID Transportation AD General All Temuan : Management - Tidak ada temuan General Manager - Tidak ada temuan IHAC - Merevisi form 01-SOP-02-IH Internal halal audit checklist menjadi R-1, supaya dapat dipakai untuk bat produksi yang halal dan yang non halal untuk menghindari adanya kontaminasi silang antara bat yang halal dan bat yang non halal. - Mengikuti program Pelatihan Sistem Jaminan Halal yang akan diselenggarakan oleh LPPOM MUI pada tanggal 5-7 Juni 2011 di Jakarta, dengan mengirimkan 3 partisipan YS, CH, SN. Purchasing Department - Memperbaharui dokumen untuk Supplier list sebaiknya dilakukan setiap 2 bulan sekali tergantung dari banyaknya perubahan dari daftar. - Ditemukan beberapa spesifikasi bahan baku yang masih belum lengkap hal ini dikarenakan belum terjadi lagi pembelian untuk beberapa bahan baku tersebut sehingga menyusahkan untuk memintakan spec kepada pemasoknya. Serta jumlah bahan baku yang dibeli masih berupa sample trial sehingga jumlahnya sedikit. Hal ini akan dilakukan pelengkapan spesifikasi apabila jumlah bahan baku yang dibeli sudah agak besar dan merupakan jumlah dalam skala produksi yang sebenarnya. QAQC Department - Memperbaharui Spesifikasi QC sebaiknya dilakukan 2 bulan sekali tergantung dari banyaknya perubahan dan panambahan bahan baku agar tidak menumpuk. - Incoming RM Log Book untuk bahan baku sudah terwakili dalam sistem komputer. - Out Going Product dalam FG Log Book sudah terwakili dalam sistem komputer. - Memperbaharui kelengkapan dokumen untuk spesifikasi QC seoptimal mungkin. RD Department - Dilakukan perubahan formula untuk BB34002 Blueberry Flavour yang dikarenakan masalah teknis untuk kelarutannya, terjadi pemisahan saat dilakukan stability test, sehingga perlu ditambahkan Isopropyl alcohol atau IPA sebagai bahan pembatu pelarutan. Warehouse Department - Mempunyai daftar untuk melakukan Re-QC setiap bahan baku yang sudah melewati Best Before Date-nya. Production Department - Production Log Book sudah terwakili dalam Jurnal Pembelian dalam sistem komput erisasi. Sales Department - Melengkapi Customer Database untuk memonitor aktivitas pengorderan pelanggan terutama yang menjadi prioritas adalah pelanggan yang sudah order. Finance Department - Mempunyai daftar harga bahan baku RM yang sudah diorder. - Mempunyai daftar harga jual produk jadi FG berdasarkan masing- masing pelanggan. Transportation - Tidak ditemukan non-conformace. General - Setiap departmen harus menyimpan dan mempelajari HASSJH - Cakupan Halal meliputi : RD; Purchasing; WH; Storage RM,FG,Packaging; QC Testing for Incoming Goods; Pre-Batching; Production Process; QC FG; Despatch; dan Transportasi ke pelanggan. - Organisation Chart perlu diperbaharui setiap ada perubahan personil. Tindakan Koreksi Sesuai dengan departemen masing-masing yang disebutkan di atas. Resume perubahan-perubahan yang terjadi selama 6 bulan terakhir yang mencakup : • Perubahan Manajemen Perusahaan yang mempengaruhi kebijakan Halal Ada revisi personnel untuk RD dan revisi Struktur Organisasi • Perubahan Sistem Jaminan Halal SOP, Dokumen, Personil, dan sebagainya Ada peubahan revisi untuk 01-SOP-02-IH Internal Halal Audit Checklist, yaitu penambahan point produk halal dan non-halal agar format ini dapat dipakai untuk jenis produk yang halal maupun yang mengandung alkohol non-halal. Terdapat revisi untuk Halal Organization Structure untuk penggantian dan penambahan nama personilnya. • Perubahan lokasi pabrik Tidak ada perubahan lokasi pabrik • Perubahan bahan produsen, pemasok, jenis bahan Untuk bahan baku umum atau pelarut yang dibeli dari TraderToko Kimia, untuk kondisi masih trial order masih digunakan “XX” pada kode bahan bakunya, dikarenakan susahnya mencari informasi dari manufacturer-nya karena sebagian besar Toko Kimia tidak mempunyai spesifikasi bahan. Bila kondisi sudah masuk dalam skala produksi maka akan dicari pemasok bahan yang dapat memberikan spesifikasi produk. Untuk kondisi trial terbentur masalah minimal order pembelian. • Perubahan formula dan pengembangan produk baru Perubahan formula dan pengembangan produk baru dapat dililihat di GIA’s Development Collection dan perubahan formula pasti terjadi perubahan code produk. Kecuali untuk yang BB34002 Blueberry Flv terjadi penambahan IPA yang ditujukan agan terjadi pencampuran sempurna tidak memisah, dikarenakan BB34002 masih dalam kondisi trial production, dan kalau kodenya diganti maka pelanggan yang sudah trial order akan terobsesi bahwa formulanya menjadi berubah. Namun penambahan ini sudah diberitahukan secara tertulis kepada pihak auditornya Ibu ElvinaIbu Anna Roswiem bulan Desember 2010. Berita acara tindakan koreksi atas temuan pada audit halal internal Seperti terlampir di atas Daftar bahan terakhir beserta dokumen pendukung terbaru Daftar RM terakhir dapat ditemulan di-update QC RM Specification. Menyetujui Yang Membuat Direktur Internal Halal Audit Koordinator Lampiran 20 Contoh hasil audit eksternal oleh LPPOM MUI Halal Assuarance System Audit Finding on February 28, 2011 Auditor : - Ibu Dr. Ir. Liesbetini Hartoto - Bapak Catur Prasetyo, Stp. Finding and Action : 1. GIA’s Form We will review for 01-SOP-01-SL New Sales Order which will be added the row for QC approval due to product quality approval and stick the finished goods quality label status. Action : - Making an attendance list meeting - Making a new revision of 01-SOP-01-SL R1 - Revision of HAS SJH as R-2 1 Mar 2011 Time Table : 1 April 2011 Done 2. On new arrival raw material incoming should be checked the country of origin and Halal logo as per Halal Certificate if available. Action : We will make an additional coloum in Log Book of Incoming Raw Material for country of origin for recording. Time Table : 1 May 2011 Done 3. For buying raw material from trader, the original label as posssible as still sticked on the packaging. Action : Making a letter to Supplier Lavarian Aroma Chemindo as GIA’s raw material trader to do this. attatched Time Table : 1 May 2011Done 4. Making an updating formula especially for formula which still containing Choc- o-gloss whereas on the matrik has been changed with Barco. Action : Making a general list of RM in Active Formula which content of all ingredients usage and quantity of each. Time Table : 1 May 2011 Done 5. In every issuing of purchase order should be state the manufacturing name and halal raw material as per GIA’s Internal codes. Action : On every PO will be stated them. It will be effective since May 2011. Time Table : 1 May 2011 Done 6. Suggested to make a list for every department who responsiblefile for the GIA’s Forms. Action : A distribution list for GIA’s Form in Departments and document should be stated on HAS in every Departments. Time Table : 1 May 2011 Done 7. Stated Halal Certificate issued by, Validity date, and Registration number shoudl be stated on Matrik and RM Specification in QC. Action : Done Time Table : 1 May 2011 Done 8. Finding a miss type of Country of Origin of Ethyl Vanillin Rhodia RME00 is not from France but from NJ, USA. Action : Making a matrik revison for getting re-approval to MUI. Time Table : 1 May 2011 Done 9. Suggested to make a Table of CCP of Raw Material and Process and preventive action as weel reffernce SJH Guidance page 58-59. Action : Making a new attachement for “Contoh Tabel Hasil Penetapan Titik Kritis dan Tindakan Pencegahannya”; and “Contoh Table Hasil Penetapan Titik Kritis Proses Produksi dan Tindakan Pencegahannya”. Time Table : 1 May 2011 Done. ABSTRACT DEDDY HARYADY. Design of Halal Assurance System Manual at PT GIA Under supervision of SUGIYONO and DARWIN KADARISMAN. The study was conducted at PT GIA, one of local flavour companies in Indonesia, which had difficulties in implementing halal certification of new flavour products or the extension of flavour products that previously had already got the certification of halal. There must have been Halal Assurance System HAS before implementing the halal certification of flavour with the aim that certified flavour products gain halal assurance continuously. The purpose of this study was to design of Manual Halal Assurance System HAS Manual at PT GIA. The expected benefits were to help the flavor company in designing the HAS compilation for the needs of flavour certification to LPPOM MUI and to give information to LPPOM MUI about the conditions of PT GIA in terms of ensuring halalness of flavour products from raw materials selection, production processes, storage and delivery to customers. HAS Manual was expected to be a form of empowerment of domestic flavour companies so that they were able to compete in Indonesia market that was predominantly Islamic religious who were in needs of collateral for halal products consumed. The study was conducted in two steps. In the first step, a problem analysis was carried out to identify problems faced by PT GIA in halal certification of its products. In the second step, a halal assurance system manual was designed. It was recognized that the main problem faced by PT GIA was the company did not have a halal assurance system. As a result, the company was not able to comply the halal certification requirements. In this study, a halal assurance system manual was developed. This manual consisted of components as required by the halal certification body LP POM MUI. Nineteen Standard Operating Procedures were established to support the implementation of halal assurance system at PT GIA. Keywords : halal assurance system, flavour industry. RINGKASAN DEDDY HARYADY. Perancangan Manual Sistem Jaminan Halal di PT GIA Di bawah bimbingan SUGIYONO and DARWIN KADARISMAN. Penelitian tentang Perancangan Manual Sistem Jaminan Halal SJH ini telah dilakukan di PT GIA dalam rangka melakukan sertifikasi halal produk perisa dengan tujuan : 1 Melakukan analisis kebutuhan untuk menyusun Manual SJH, 2 Menyusun draft Manual SJH, dan 3 Melakukan analisis kebutuhan dan menyusun draft SOP-SOP sebagai kelengkapan Manual SJH. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan metode deskriptif untuk mengetahui kesulitan dan kendala yang dihadapi PT GIA dalam memenuhi permintaan pelanggan terhadap produk bersertifikat halal. Penelitian utama dilakukan dengan tahap-tahap penelitian sebagai berikut : Pembentukan tim penyusun manual SJH, analisis kebutuhan perusahaan, diskusi dengan manajemen puncak dan pakar SJH, penyusunan rancangan manual SJH, analisis kebutuhan SOP departemen terkait, penyusunan draft SOP, dan pengkajian ulang draft manual SJH dan SOP. Dari hasil analisis kebutuhan perusahaan PT GIA, diketahui bahwa diperlukan berbagai komponen SJH meliputi kendali dokumen, pendahuluan antara lain profile perusahaan, tujuan penerapan SJH dan lingkup penerapan SJH, kebijakan halal, panduan halal, susunan organisasi, berbagai SOP, acuan teknis, sistem administrasi, sistem dokumentasi, sosialisasi dan pelatihan, komunikasi internal dan eksternal, audit internal, tindakan perbaikan, dan kaji ulang manajemen. Hampir seluruh kebutuhan tersebut belum dimiliki oleh PT GIA. Manual SJH di PT GIA telah tersusun dalam bentuk suatu dokumen sesuai dengan berbagai komponen SJH yang dibutuhkan berdasarkan Panduan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI. Telah tersusun 19 draft SOP untuk mendukung penerapan SJH di PT GIA. SOP-SOP tersebut adalah : penetapan bahan baku dan bahan penolong, permintaan bahan baku, perubahan formula dan pengembangan produk baru, pemilihan pemasok, pembelian bahan baku dan bahan penolong, penerimaan bahan baku dan bahan penolong, pemeriksaan bahan baku, pemeriksaan produk antara dan produk jadi, penerimaan order dari pelanggan, pembuatan perisa, penyimpanan bahan baku dan bahan penolong, penyimpanan kemasan, penyimpanan produk jadi, pengiriman produk jadi ke pelanggan, kendali dokumen, audit internal, kaji ulang manajemen, pelaporan pelaksanaan SJH ke LP POM MUI, dan SOP sosialisasi dan pelatihan. Kata kunci : sistem jaminan halal, perisa.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran telah menuntut setiap muslim untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang halal serta baik seperti yang tercantum dalam QS Al-Baqarah 168 Hai sekalian umat manusia makanlah dari apa yang ada di bumi ini secara halal dan baik dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian. Makanan dan minuman tersebut harus berasal dari bahan yang halal, diproses dengan proses yang dapat menjamin kehalalannya, dan diperoleh dengan cara yang halal. Penduduk Indonesia pada tahun 2000 berjumlah 206 juta orang, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia menjadi 237,6 juta orang. BPS, 2011. Bila persentase penduduk muslim mencapai 80 dari data BPS 2010, maka jumlah penduduk muslim Indonesia sekitar 190 juta orang. Jumlah ini merupakan pangsa pasar yang besar bila dinilai dari segi bisnis, dan umat Islam mempunyai hak dan harus diberi jaminan dan perlindungan dari memperoleh dan mengonsumsi produk pangan yang tidak halal. Menurut Undang-undang RI No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, dikatakan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label. Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, pada pasal 10 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi dan memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal untuk umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label. Perusahaan perisa di Indonesia kebanyakan merupakan afiliasi dari perusahaan multi nasional. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan perisa lokal adalah sulitnya bahan baku dan terjaminnya produk yang dihasilkan dari segi kehalalannya terutama sistem jaminan halal yang dimiliki. Halal menjadi nilai tambah perusahaan yang akan bersaing di bisnis perisa di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Permintaan pasar untuk perisa sangat besar karena tidak ada produk pangan yang tanpa menggunakan perisa, sebagai contoh produk minuman siap minum, minuman dalam bentuk bubuk, kembang gula, produk susu termasuk di dalamnya produk susu bubuk, susu cair, susu kental manis, dan produk yogurt. Produk daging olahan, margarin, roti yang termasuk juga produk selainya serta adonan untuk roti itu sendiri yang kesemuanya menggunakan perisa. Sebagian besar produsen perisa ini adalah Pemilik Modal Asing PMA, yang kebanyakan diantaranya tidak memiliki pabrik di Indonesia sehingga mereka harus mengimpor dari mancanegara. Permasalahannya adalah dari segi kehalalan dari perisa itu sendiri, dimana perisa merupakan campuran dari komponen aromatik kimia yang komplek dan sangat kritis dari segi kehalalannya. Dalam rangka untuk mendapatkan sertifikasi halal maka Majlis Ulama Indonesia MUI harus mengadakan audit ke negara asalnya ataupun melalui lembaga sertifikasi halal yang ditunjuk di luar negeri. Setiap produsen harus memenuhi kebutuhan dan hak konsumen, termasuk konsumen muslim. Memproduksi produk halal adalah bagian dari tanggungjawab perusahaan kepada konsumen muslim. Di Indonesia, untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang dikonsumsinya adalah halal, maka perusahaan memiliki Sertifikat Halal MUI. Sesuai ketentuan MUI, masa berlaku Sertifikat Halal adalah dua tahun. Selama masa tersebut, perusahaan harus dapat memberikan jaminan kepada MUI dan konsumen muslim bahwa perusahaan senantiasa menjaga konsistensi kehalalan produknya. Oleh karena itu LPPOM MUI mewajibkan perusahaan untuk menyusun suatu sistem yang disebut Sistem Jaminan Halal SJH dan terdokumentasi sebagai Manual SJH. Manual ini disusun oleh produsen sesuai dengan kondisi perusahaannya. PT GIA sebagai perusahaan perisa lokal yang memproduksi perisanya di Indonesia berusaha merespons permintaan pasar akan produk perisa ini dengan sertifikasi halal dari MUI dan diharapkan dapat memberikan nilai lebih dengan kecepatan proses sertifikasi halal produknya. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah belum adanya sistem jaminan halal sehingga perusahaan tidak dapat melakukan sertifikasi halal untuk produk perisa baru ataupun melakukan perpanjangan produk perisa yang sudah pernah mempunyai sertifikat halal sebelumnya.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Melakukan analisis kebutuhan untuk menyusun Manual Sistem Jaminan Halal Manual SJH pada PT GIA. 2. Merancang draft Manual SJH. 3. Melakukan analisis kebutuhan dan menyusun draft SOP sebagai kelengkapan manual SJH.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Membantu perusahaan perisa lokal dalam hal perancangan dan penerapan Sistem Jaminan Halal SJH untuk kebutuhan sertifikasi perisa ke LPOM MUI. 2. Memberikan informasi kepada LPPOM MUI tentang kondisi perusahaan perisa dalam hal menjamin kehalalan produk perisa yang diproduksinya dimulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, penyimpanan, dan pengiriman ke pelanggan. 3. Sebagai bentuk pemberdayaan perusahaan perisa domestik agar dapat bersaing di pasar Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang sangat memerlukan jaminan atas kehalalan produk yang dikonsumsinya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT GIA yang lingkup penelitiannya adalah proses perancangan Manual Sistem Jaminan Halal SJH untuk produk perisa yang diproduksi oleh PT GIA sampai tersusunnya Manual SJH. Dengan adanya SJH ini lebih mempermudah perusahaan dalam proses sertifikasi produk perisa baru atau pun perpanjangan sertifikat halal produk perisa yang sudah ada. Untuk mendapatkan sertifikat halal, produk perisa terlebih dahulu harus mempunyai sertifikat SJH dengan tujuan untuk menjamin produk perisa yang sudah bersertifikat halal agar tetap terjamin kehalalannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pangan Halal

Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman Undang- Undang No.71996. Makanan didefinisikan sebagai semua jenis makanan dan minuman yang beredardijual kepada masyarakat, termasuk bahan tambahan makanan dan bahan penolong sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI Keputusan Bersama Menkes dan Menag No. 427men.kesksbVIII1985 dan No 68 tahun 1985 pasal 1. Dalam peraturan Menkes No. 280Men.KesPerXI76 pasal 1, makanan adalah tiap bahan yang diedarkan sebagai makanan manusia, termasuk bahan-bahan yang digunakan sebagai tambahan dalam makanan. Pangan halal menyatakan bahwa makanan adalah barang yang dimaksudkan untuk dimakan atau diminum oleh manusia serta bahan yang digunakan dalam produksi makanan dan minuman LP POM MUI, 2008. Dalam khasanah ilmu tsaqafah Islam, hukum asal segala sesuatu benda yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satu pun yang haram, kecuali ada keterangan yang sah dan tegas tentang keharaman bahan tersebut. Hal ini berbeda dengan kaidah perbuatan yang menuntut setiap apapun yang dilakukan manusia dalam hal ini seorang muslim harus terikat dengan hukum syara wajib, sunah, mubahboleh, makruh, haram. sebagaimana kaidah fiqh yang menyatakan Hukum asal bagi setiap bendabarang adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkannya untuk benda dan Hukum asal bagi perbuatan manusiamuslim adalah terikat dengan hukum syaraIslam untuk perbuatan An- nabani, 2001. Halal berarti boleh, sedangkan haram berarti tidak boleh Qardhawi, 2000. Selain masalah halal dalam perilaku yang menjadi standar minimal perilaku seorang muslim, Allah SWT juga mengatur halal dalam masalah makanan maupun minuman. Di dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 3, Allah SWT berfirman bahwa : “Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang mati karena dicekik, yang mati karena dipukul, yang mati karena jatuh dari atas, yang mati karena ditanduk, yang mati karena dimakan oleh binatang buas, kecuali yang dapat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala. Makanan halal adalah makanan yang dibolehkan memakannya menurut Syariat Islam. Minuman halal adalah minuman yang dibolehkan meminumnya menurut Syariat Islam. Begitu sebaliknya untuk makanan dan minuman haram. Syariat Islam adalah tata aturan agama Islam yang berdasarkan Al Quran dan Al Hadist yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan sesamanya. Disamping Al Quran dan Al Hadist, sumber syariat Islam yang lainnya adalah Ijma Sahabat dan Qiyas. Termasuk makanan dan minuman halal adalah 1 bukan terdiri dari atau mengandung bagian atau benda dari binatang yang dilarang oleh syariat Islam untuk memakannya atau yang tidak disembelih menurut syariat Islam, 2 tidak mengandung sesuatu yang dihukumi sebagai najis menurut syariat Islam, 3 tidak mengandung bahan penolong dan atau bahan tambahan yang diharamkan menurut syariat Islam, 4 dalam proses, menyimpan dan menghidangkan tidak bersentuhan atau berdekatan dengan makanan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana di atas atau benda yang dihukumkan sebagai najis menurut syariat Islam Tim Penerbit Buku Pedoman Pangan Halal, 2001. Menurut Girindra 2002 yang dimaksud produk halal adalah produk yang memenuhi persyaratan halal sesuai dengan syariat Islam yaitu: 1 tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi, 2 tidak mengandung bahan- bahan yang diharamkan seperti: bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran dan sebagainya, 3 semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam, 4 semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi, jika digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tatacara yang diatur sesuai syariat Islam, 5 semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar. Dalam PP No. 69 tahun 1999 pasal 1, pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik menyangkut bahan baku pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan irradiasi pangan dan pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam. Makanan yang halal adalah semua jenis makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarangharam dan atau diolahdiproses menurut agama Islam Keputusan bersama Menkes dan Menag No.427menkesVIII1985 dan No. 68 tahun 1985 pasal 1. Perkembangan peraturan perundang-undangan terkait pangan halal di Indonesia adalah sebagai berikut : 1 Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 280MenkesPerXI1976 tentang Ketentuan Peredaran dan Penandaan pada Makanan yang mengandung Bahan berasal dari Babi. Pasal 2 : i Pada wadah atau bungkus makanan yang diproduksi di dalam negeri maupun yang berasal dari impor yang mengandung bahan yang berasal dari babi harus dicantumkan tanda peringatan. ii Tanda peringatan tersebut yang dimaksud pada ayat 1 harus berupa gambar babi dan tulisan yang berbunyi : MENGANDUNG BABI dan harus ditulis dengan huruf besar berwama merah dengan ukuran sekurang-kurangnya Universe Medium Corps 12, di dalam garis kotak persegi yang juga berwama merah. 2 Permenkes RI No. 76MenkesPerIII78 tentang label dan Periklanan Makanan, pasal 2 menyatakan bahwa : Kalimat, kata-kata, tanda lambang, logo, gambar dan sebagainya yang terdapat pada label atau iklan harus sesuai dengan asal, sifat, komposisi, mutu dan kegunaan makanan. 3 Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Kesehatan No. 427MenkesSKBVIIl1985 dan No. 681985 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan. Pasal 1 : Tulisan halal adalah tulisan yang dicantumkan pada labelpenandaan yang memberikan jaminan tentang halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam. Pasal 2 : Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada label atau penandaan makanan produknya bertanggungjawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam. Pasal 4 : Pengawasan preventif terhadap ketentuan pasal 2 Keputusan Bersama ini dilakukan oleh Tim Penilaian Pendaftaran Makanan Departemen Kesehatan RI, cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. a Dalam tim penilaian pendaftaran makanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, diikutsertakan unsur Departemen Agama RI. b Pengawasan di lapangan terhadap pelaksanaan ketentuan pasal 2 Keputusan Bersama ini dilakukan oleh aparat Departemen Kesehatan RI. 4 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 214 ayat 2 penjelasan butir d : Ketentuan lainnya misalnya pencantuman kata atau tanda halal yang menjamin makanan dan minuman yang dimaksud diproduksi dan diproses sesuai dengan persyaratan makanan. 5 UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. pasal 34 ayat 1 : Setiap orang yang menyatakan dalam label atau iklan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah sesuai dengan persyaratan agama atau kepercayaan tertentu bertanggungjawab atas kebenaran peryataan berdasarkan persyaratan agama atau kepercayaan tersebut. Penjelasan pasal 34 ayat 1 : Dalam ketentuan ini benar tidaknya suatu pernyataan halal dalam label atau iklan pangan tidak hanya dapat dari segi bahan baku pangan, bahan tambahan atau bahan bantu lainnya yang digunakan dalam memproduksi tetapi mencakup pula proses pembuatannya. 6 Keputusan Menkes RI No. 82MenkesSKI1996 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan perubahannya berupa Keputusan