Pembuatan Model Faktor Penentu Variabel yang Paling Berhubungan secara

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan tersebut adalah 1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada waktu yang bersamaan sehingga lemah untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. Namun efektif dalam hal waktu dan biaya. 2. Penelitian ini hanya meneliti beberapa variabel independen dan masih ada variabel- variabel lain yang secara teori diduga berhubungan dengan variabel dependen. 3. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini sangat bergantung pada keseriusan dan kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan kuesioner yang diberikan. Dalam penelitian ini terdapat 1 bagian dari unit produksi yang tidak diobservasi karena tertutup untuk non pekerja, yakni painting, sehingga tidak semua unit produksi dapat diteliti 4. Penelitian hanya dilakukan di satu perusahaan dengan satu unit kerja, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk penelitian pada perusahaan lain dengan unit kerja yang berbeda.

B. Pembahasan Penelitian

1. Gambaran Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan Prosedur Kerja

Kepatuhan adalah bagaimana pekerja yang bersangkutan mematuhi atau menjalani peraturan yang berlaku berkaitan dengan keselamatan kerja. Adanya peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan maka pekerja wajib menjalankan peraturan tersebut. Pekerja yang mematuhi peraturan tersebut dikatakan patuh atau baik, sebaliknya jika pekerja tersebut tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka pekerja dikatakan tidak patuh atau tidak baik. Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar pekerja di PT SIM R4, Plant Tambun II tahun 2010 yang menjadi responden dalam penelitian ini yang patuh melaksanakan prosedur kerja sebanyak 56,9 sedangkan sebesar 43,1 yang tidak patuh melaksanakan prosedur kerja tabel 5.1. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Hayati 2004 bahwa jumlah pekerja di bagian Welding PT Krama Yudha Ratu Motor yang memiliki kepatuhan baik lebih besar dari yang memiliki kepatuhan buruk yaitu 60,39. Hasil penelitian lain yang juga sama, yaitu Riyadi 2005 menyatakan bahwa terdapat 56 pekerja di PT Peni Cilegon yang patuh terhadap prosedur operasi, jumlah tersebut lebih besar dibanding dengan pekerja yang kurang patuh yakni 44. Adanya kesamaan hasil dengan penelitian ini dapat dimungkinkan karena adanya peraturan berupa prosedur kerja SOP pada masing-masing perusahaan yang dipatuhi oleh pekerja. Dengan demikian pada umumnya pekerja sudah patuh melaksanakan prosedur kerja SOP. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Meriam–Webster dalam Salim 2006 yang menyatakan bahwa pada dasarnya kepatuhan sebagai tindakan atau proses untuk menurut atas perintah, keinginan, atau paksaan terhadap sesuatu aturan. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat 43,1 responden yang tidak patuh. Bentuk ketidakpatuhan pekerja di PT SIM antara lain pekerja tidak menggunakan APD secara lengkap selama proses kerja, mengoperasikan alat angkut dengan melebihi muatan atau kapasitas dari alat, memperbaiki alat kerja yang mengalami gangguan secara manual, dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan pekerjaan. Bentuk ketidakpatuhan ini berisiko terjadinya kecelakaan kerja. Jika dihubungkan dengan teori menurut Geller 2000 bahwa kepatuhan complying prosedur operasi merupakan perilaku keselamatan spesifik terhadap objek lingkungan kerja. Kepatuhan mengikuti prosedur operasi memiliki peran penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja, bentuk ketidakpatuhan terhadap prosedur kerja atau operasi, menurut Geller antara lain berupa menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan, kesalahan, kecepatan pada saat mengoperasikan peralatan, tidak menggunakan APD dan memperbaiki peralatan yang sedang bergerak. Selain itu berdasarkan observasi ditemukan bahwa di lapangan pada umumnya pekerja sudah memahami prosedur kerja yang diterapkan di perusahaan, dan menerapkannya saat proses kerja berlangsung namun terkadang karena target produksi yang tinggi mengharuskan mereka untuk bekerja cepat, mengakibatkan pekerja melalaikan prosedur kerja. Jika ketidakpatuhan pekerja dihubungkan dengan faktor eksternal lingkungan kerja maka terdapat beberapa faktor eksternal yaitu pelatihan, pengawasana, ketersediaan SOP serta sanksi dan penghargaan. Meskipun tidak dianalisis hubungannya dengan kepatuhan, namun gambaran dari faktor eksternal ini dapat diuraikan sebagai berikut PT SIM telah melakukan pelatihan yang ditujukan kepada pekerja, namun biasanya pelatihan diberikan langsung kepada supervisor dan kepala kelompok. Selanjutnya supervisor dan kepala kelompok menyampaikan kepada pekerja di masing- masing unit produksi. Pelatihan yang diberikan mengenai keselamatan kerja termasuk didalamnya tentang prosedur kerja Pengawasan yang dilakukan di PT SIM dilakukan oleh pengawas atau supervisor pada tiap kelompok kerja di masing-masing unit produksi dan hasilnya dilaporkan kepada pihak manajemen. Namun biasanya pengawasan tidak dilakukan selama proses kerja berlangsung, hanya pada waktu-waktu tertentu biasanya pada pagi dan sore. Selanjutnya untuk inspeksi mendadak atau lebih dikenal dengan “genba” dilakukan dengan rentang waktu agak lama antara pelaksanaan genba satu dengan genba selanjutnya. Sementara itu, ketersediaan SOP di masing-masing unit produksi cukup tersedia. SOP diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh pekerja, petunjuk pengoperasian mesin berada pada masing-masing alat kerja yang digunakan. SOP yang digunakan pada umumnya menggunakan gambar dan skema untuk memudahkan pekerja dalam memahami proses kerja yang akan dilakukannya. Namun masih terdapat SOP yang belum diperbaharui, tidak ada SOP yang ditempatkan di bagian kecil dari unit produksi, tetapi penempatannya digabung dan diperuntukkan kepada sub-sub kelompok kerja. Sanksi dan penghargaan yang diterapkan di PT SIM lebih ditekankan kepada hasil kinerja dari pekerja, sehingga kepatuhan pekerja terhadap SOP hanya bagian dari kinerja keseluruhan. Untuk sanksi, biasanya jika pekerja telah melanggar peraturan dengan kategori berat. Mengenai prosedur kerja, jika terdapat pekerja yang tidak mematuhinya akan menerima teguran langsung dari kepala unit. Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Indonesia juga mengatur tentang kepatuhan terhadap peraturan yang ada. Dengan memberikan kebebasan hak kepada setiap orang namun bertanggung jawab atas tugas-tugasnya. Adanya perintah untuk taat dan patuh kepada pemimpin ulul amri. Dalam hal ini berkaitan dengan kepatuhan antara pekerja terhadap prosedur kerja yang merupakan aturan dalam bekerja di perusahaan tersebut. Setiap pekerja dianjurkan agar dapat melakukan pekerjaan dengan tunduk terhadap peraturan yang berlaku untuk kebaikan dirinya dan orang disekitarnya. Hasan, 2000.

2. Gambaran Pengetahuan Tentang Prosedur Kerja

Pengetahuan tentang prosedur kerja merupakan hal yang diketahui oleh pekerja mengenai prosedur kerja yang diterapkan di masing-masing unit produksi. Pengetahuan tentang prosedur kerja merupakan salah satu faktor yang dapat berhubungan dengan kepatuhan. Karena perilaku yang didasari atas pengetahuan yang cukup akan bersifat lebih langgeng daripada perilaku tanpa didasari pengetahuan. Berdasarkan analisis univariat dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar 72,5 responden memiliki pengetahuan tinggi tentang prosedur kerja dan sisanya 27,5 memiliki pengetahuan rendah tabel 5.2 . Melihat hasil yang diperoleh tersebut