Kepatuhan dalam Pandangan Islam

dapat menimbulkan bahaya bagi orang tersebut. Sifat manusia yang seperti ini dijelaskan dalam firman Allah           Artinya :“Dan manusia mendoakan untuk kejahatan sebagaimana ia mendoakan untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa ” QS: Al-Isra, 11. Dari sedikit penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki sifat ceroboh dan tergesa-gesa dalam melakukan tindakan. Dalam kehidupan sehari-hari karena alasan tertentu seseorang dapat melakukan hal yang ceroboh maupun tergesa-gesa tanpa memikirkan hasil akhirnya. Contohnya karena adanya target bekerja dengan cepat menimbulkan seorang pekerja melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa tanpa mematuhi peraturan untuk keselamatan dirinya, sehingga akan berdampak pada bahaya pada dirinya. b. Manusia ingat Allah dalam keadaan bahaya dan melupakanNya di waktu senang. Manusia pada umumnya jika dalam keadaan susah dan bahaya ia ingat kepada Allah. Biasanya tanpa disadari tekun beribadah berharap untuk terbebas dari bahaya. Tetapi sesudah bebas dari bahaya ataupun kesusahan, manusia lupa dan mengingkarinya lagi. Firman Allah :                              Artinya :“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami, dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darin padanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat seolah- olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan . QS: Yunus,12. Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pada dasarnya setiap orang jika dalam keadaan susah, bahaya, tidak mampu dan lainnya akan mengingat terhadap ketentuan yang ada dan menyesali serta berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama agar terhindar dari bahaya tersebut. Namun jika bahaya maupun kesulitan itu sudah hilang maka akan kembali mengulanginya lagi jika sudah menjadi kebiasaan dari orang tersebut. Hasan,2000. Sebagai contoh seorang pekerja yang memiliki pengalaman pernah mengalami kecelakaan kerja di lingkungan kerjanya akan cenderung bersikap hati-hati dalam bekerja dan lebih mematuhi peraturan kerja yang ada untuk menghindari kejadian yang berulang. Dibanding dengan yang belum pernah mengalami hal tersebut. Kepatuhan diidentikkan dengan kedisiplinan dalam menjalankan sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Disiplin dalam hal-hal yang baik dan bermanfaat termasuk ke dalam akhlak terpuji yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang khususnya muslim. Firman Allah Surah An-Nisa, ayat 59                                Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya serta ulil amri diantara kamu ”. QS : An-Nisa, 59. Selain itu Sabda Rasul ysng menjelaskan “Wajib bagi setiap muslim muslimah untuk mendengarkan dan taat kepada apa yang ia senangi dan yang ia benci kecuali jika diperintah maksiat berbuat dosa seperti meminum minuman keras, berjudi, berzina, dan mencuri maka tidak ada kewajiban mendengarkan dan tidak ada kewajiban untuk taat” H.R. Bukhari dan Muslim. Dari penjelasan tersebut disiplin seharusnya diterapkan dalam kehidupan, seperti kehidupan pribadi, bermasyarakat lingkungan kerja, berbangsa dan bernegara. Disiplin erat kaitannya dengan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum. Dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan kedisiplinan, seseorang harus dapat mematuhi segala peraturan yang ada, sebagai contoh di lingkungan pekerjaannya. Karena hal tersebut merupakan bagian dari bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada ulum amri atau pemimpin dalam hal kebaikan dan kebenaran.Yunus, 2003 Dalam pandangan islam, hubungan antara iman dengan kepatuhan dapat dijelaskan sebagai berikut: iman sering kali disebut dengan kepercayaan, sedangkan kepatuhan disebut dengan amal yang dalam perilakuperbuatan yang baiksesuai dengan aturan. Keduanya saling memiliki hubungan, imankepercayaan merupakan dasar seseorang untuk berperilaku, iman dapat mengontrol cara berfikir, bersikap, bertindak. Khairi,2000

2. Kepatuhan terhadap Prosedur Kerja

Menurut Meriam–Webster dalam Salim 2006 kepatuhan sebagai tindakan atau proses untuk menurut atas perintah, keinginan, atau paksaan terhadap sesuatu aturan. Kepatuhan mengikuti prosedur keselamatan merupakan salah satu bentuk perilaku keselamatan. Menurut Geller 2001, perilaku keselamatan secara sederhana dapat dibedakan bahwa perilaku ditempat kerja meliputi perilaku berisiko at-risk behavior dan perilaku aman safe behavior. Dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan kerja, maka perilaku berisiko dapat dicegah dan perilaku aman berkaitan dengan aspek-aspek dalam faktor orang dan faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut dan faktor perilaku yang saling terkait. Kepatuhan merupakan salah satu bentuk perilaku keselamatan. Kepatuhan dalam mengikuti prosedur operasi atau prosedur kerja memiliki peran penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja, sebagai contoh adanya perilaku tindakan tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada dasarnya merupakan perilaku tidak patuh terhadap prosedur operasi atau kerja. Dari uraian teori tersebut secara sederhana kepatuhan terhadap prosedur kerja adalah mematuhi prosedur atau syarat dalam proses kerja yang berlaku di tempat kerja dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja. Prosedur kerja di PT SIM plant Tambun II disesuaikan dengan sectionunit masing-masing, yakni : a. Section Pressing Mengurusi kegiatan produksi Pressing untuk membuat atau mencetak komponen- komponen mobil yang terbuat dari steel plate misalnya pintu, body mobil dan lainnya dimana pada Pressing terdiri dari empat mesin yaitu: 1. Drawing untuk mencetak bentuk dari dies yang sudah ada sesuai bentuk yang diinginkan 2. Cutting untuk memotong sesuai dengan hasil gambar atau cetak 3. Holding untuk melubangi hasil cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan 4. Finishing untuk membuang sisa-sisa bagian yang belum terpotong Pressing mempunyai lima line yang dibagi menurut besarnya beban yang diberikan, yaitu 1. Line 2000 ton yakni menggunakan robot, inspeksi hanya dilakukan setelah finishing . 2. Line 1200 ton, yakni dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual 3. Line 500 ton, yakni dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual 4. Line 400 ton, yakni dilakukan inspeksi setiap tahap prosesnya secara manual 5. Line 60-80 ton untuk proses small press dan inspeksi manual b. Section Welding Mengurusi kegiatan produksi yang berkaitan dengan proses welding pengelasan atau penggabungan komponen. 1. Proses Front Floor, yakni proses pembentukan penyatuan komponen bagian depan. 2. Proses Rear Floor, merupakan proses pembentukan komponen bagian belakang. 3. Proses Side Body, merupakan proses pembentukan mobil bagian samping. 4. Proses Main Body, merupakan proses penyambungan dari masing-masing inti di atas menjadi satu kesatuan white body. c. Section Painting Body Plastic Mengurusi semua kegiatan pengecatan untuk body mobil dan pengecatan komponen mobil yang terbuat dari plastik. d. Section Assembling Proses menggabungkan unit body yang sudah dipainting dengan engine dan komponen-komponen lain seperti roda, jok, dashboard, interior, dalam dan juga interior luar menjadi satu unit mobil. Proses assembling ini meliputi Chasis,Triming, Sub Assembling, Final Terdapat dua line yang dibagi menurut tipe mobil yaitu : 1. Line I : line berbentuk garis lurus yaitu untuk tipe mobil Grand Vitara, Swift, Neo Baleno dengan berbagai variannya 2. Line G : line berbentuk huruf G yaitu untuk tipe mobil APV dan Futura dengan berbagai variannya. Prosedur kerja tersebut dibuat untuk dipatuhi oleh seluruh pekerja dan jika terdapat yang melanggar atau tidak mematuhinya maka terdapat kebijakan tersendiri dari perusahaan berupa sanksi.

3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Perubahan sikap dan perilaku dimulai dari tahap kepatuhan, identifikasi dan internalisasi, ini berarti bahwa kepatuhan merupakan tahap awal dari perilaku sehingga semua faktor yang mempengaruhi perilaku dapat mempengaruhi kepatuhan. Menurut Kwick perilaku berarti tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari Notoatmodjo, 2003. Sedangkan menurut Geller 2001 dalam bukunya the psychology of safety Handbook, perilaku digambarkan bahwa pentingnya pendekatan behavioral be safety dalam upaya keselamatan kerja, baik dalam perspektif reaktif maupun proaktif dan mengelompokkan perilaku ke dalam at-risk behavior dan safe behavior. Terjadinya kerugian akibat dapat disebabkan oleh adanya at-risk behavior dan dapat ditelusuri dengan pendekatan proaktif untuk mencapai kesuksesan atau prestasi kerja. Oleh karena itu, risk behavior dikurangi dan safe behavior perlu ditingkatkan sehingga kerugian di tempat kerja karena kecelakaan kerja dapat dihindari dan upaya keselamatan kerja dapat berjalan normal. Menurut Lawrance Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku, dipengaruhi oleh 3 faktor, faktor tesebut adalah a Faktor pengaruh predisposing faktors, yaitu faktor yang mendahului atau yang menjadi dasar perilaku. b Faktor pemungkin Enabling Faktor, yaitu faktor yang mendahului, memungkinkan terlaksananya suatu aspirasi. c Faktor penguat Reinforcing Faktor, yaitu faktor yang menentukan apakah tindakan dapat mendukung atau tidak, tergantung dari tujuan dan jenis program.