Kependudukan Kesehatan Sosial Budaya Daerah

99 berkesinambungan yang diindikasikan adanya kecenderungan penurunan selama lima tahun terakhir dalam kontribusinya terhadap APBD Kabupaten Barru.

5.1.5. Sosial Budaya Daerah

5.1.5.1. Kependudukan

Perkembangan penduduk Kabupaten Barru dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 tidak menunjukkan perkembangan yang besar dengan rata-rata pertumbuhan 1,24 persen. Jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 152.101 jiwa mengalami peningkatan menjadi 158.821 jiwa pada tahun 2005 dan pada tahun 2008 hanya mencapai 159.235 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut, dapat dikategorikan bahwa Kabupaten Barru masih memiliki pertumbuhan penduduk yang stabil dan terkendali dengan kepadatan penduduk pada tahun 2008 yaitu 135.55 jiwakm 2 . Dari total jumlah penduduk yang ada, tenaga kerja produktif usia 10 tahun ke atas yang bekerja berjumlah 45.203 jiwa tahun 2005 dan yang mencari pekerjaan sebesar 1.606 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2005 sebesar 49,14 , pengangguran terbuka 3,43 . Sedangkan pada tahun 2008, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 53.64 , namun jumlah pengangguran terbuka juga meningkat menjadi 9,50 BPS Kabupaten Barru, 2009.

5.1.5.2. Kesehatan

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan melalui upaya promotif, preventif dan proaktif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif telah memberikan dampak positif terhadap meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa capaian pembangunan kesehatan antara lain: 1 Kematian Mortality Indikator pembangunan kesehatan tidak terlepas dari angka kematian bayi, kematian balita, dan kematian neonatal. Di Kabupaten Barru angka kematian bayi mencapai angka 4.32 per 1000 bayi atau 432 bayi yang mati apabila kelahiran mencapai angka 100.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian balita di Kabupaten Barru sebanyak 1,01 per 1000 balita atau 101 per 100.000 balita Bappeda, 2009. Selanjutnya angka kematian neonatal 100 merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan upaya perbaikan gizi masyarakat dan kesehatan ibu dan anak serta partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayaan kesehatan. Angka kematian neonatal mencapai 3,23 per 1.000 kelahiran atau 323 setiap 100.000 kelahiran. Kematian neonatal tertinggi berada di Kecamatan Tanete Riaja mencapai 6,59 per 1.000 kelahiran. 2 Kesakitan Morbidity  Penyakit Menular Dari beberapa penyakit menular yang ada, penyakit diare menempati urutan tertinggi menyerang masyarakat Kabupaten Barru pada tahun 2008 yakni 1.075 per 100.000 penduduk, menyusul penyakit ISPA dengan prevalensi 1.058 per 100.000 penduduk, DHF 48 per 100.000 penduduk, Hepatitis 10 per 100.000 penduduk, Campak 6 per 100.000 penduduk, Tetanus 2 per 100.000 penduduk dan Pertusis 1 per 100.000 penduduk.  Penyakit Tidak Menular Selain penyakit menular, masyarakat juga dihadapkan pada risiko terkena penyakit tidak menular seperti: Hypertensi dengan prevalensi 514 per 100.000 penduduk, Diabetes mellitus 105 per 100.000 penduduk dan gangguan pembuluh darah dan jantung 78 per 100.000 penduduk. 3 Status Gizi Status gizi masyarakat Kabupaten Barru menunjukkan bahwa masih terdapat bayi yang lahir dengan berat badan rendah yang sangat memungkinkan terserang penyakit menular yang umumnya disebabkan oleh kekurangan zat gizi. Prevalensi bayi yang lahir dengan berat badan rendah sebanyak 19,40 per 1.000 bayi lahir. Kasus ini lebih banyak terjadi pada rumah tangga miskin dan wilayah terpencil di daerah pegunungan. Sementara gangguan akibat kekurangan Yodium GAKY merupakan salah satu indikator status gizi masyarakat. Prevalensi penderita GAKY pada murid SD sebanyak 59,3 per 1.000 murid SD. Selain itu ibu hamil yang 101 menderita KEK sebesar 25,0 per 1.000 ibu hamil dan yang menderita anemia gizi besi sebanyak 22,2 per 1.000 ibu hamil.

5.1.5.3. Pendidikan