Kesehatan Kepala Rumah Tangga Miskin

119 wilayah dataran rendah 0. Selanjutnya, karakteristik rata-rata lama sekolah anggota keluarga berbeda secara nyata antara kedua wilayah lainnya. Implikasi dari hasil temuan ini, bahwa penyediaan pelayanan publik di bidang pendidikan di Kabupaten Barru masih mengalami ketimpangan berdasarkan wilayah, terutama pelayanan pendidikan menengah. Dengan demikian, maka diperlukan kebijakan yang dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan menengah ke atas, khususnya pada wilayah pegunungan. Meningkatnya akses masyarakat ke pelayanan pendidikan menengah ke atas, akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Dengan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia khususnya bagi masyarakat miskin maka terbuka peluang untuk memperoleh lapangan pekerjaan pada sektor formal yang menjamin meningkatnya pendapatan mereka.

5.2.4. Kesehatan Kepala Rumah Tangga Miskin

Kesehatan kepala rumah tangga sangat terkait dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Tingkat kesehatan yang baik memberikan peluang untuk bekerja secara produktif, begitu pula sebaliknya ketika tingkat kesehatan kurang baik, maka produktivitas menjadi menurun. Di samping itu, rumah tangga atau kepala rumah tangga yang tidak sehat bukan hanya tidak produktif, akan tetapi juga meningkatkan biaya hidup terutama untuk biaya pengobatan, dan bisa berdampak buruk pada generasi berikutnya. Di Kabupaten Barru proporsi kepala rumah tangga miskin yang sehat tertinggi pada wilayah pesisir yaitu sekitar 89.58 persen. Selanjutnya disusul pada wilayah dataran rendah dengan persentase 81.86 persen dan yang paling rendah tingkat kesehatan kepala rumah tangganya adalah pada wilayah pegunungan yaitu 80.83 persen Grafik 11. Dengan perkataan lain, jumlah kepala rumah tangga miskin yang sakit terbesar pada wilayah pegunungan, yaitu 19,17 persen. Kesehatan kepala rumah tangga dalam bagian ini adalah kepala rumah tangga yang sakit sehingga tidak produktif atau tidak dapat bekerja karena sakit. Dari hasil analisis Anova menunjukkan bahwa karakteristik kesehatan kepala rumah tangga miskin berdasarkan wilayah berbeda secara nyata. Karakteristik kesehatan kepala rumah tangga antara wilayah dataran rendah 0 120 sama dengan wilayah pegunungan 1, namun karakteristiknya berbeda dengan wilayah pesisir 2 dengan nilai mean difference -0,115. Sedangkan karakteristik kesehatan kepala rumah tangga pada wilayah pegunungan 1 berbeda secara nyata dengan wilayah pesisir 2 dengan nilai mean difference adalah -0.084. Grafik 11. Tingkat Kesehatan Kepala Rumah Tangga Berdasarkan Wilayah di Kabupaten Barru, Tahun 2009. Sumber : Diolah dari data primer survei rumah tangga Tahun 2009. Di samping tingkat kesehatan kepala rumah tangga, untuk mengurangi beban masyarakat miskin akan biaya pengobatan maka asuransi kesehatan ASKES sangat diperlukan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah telah membuat kebijakan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin, namun secara kuantitas proporsi rumah tangga miskin yang mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan secara baik ditandai dengan adanya asuransi kesehatan belum dapat dipenuhi secara menyeluruh. Pemerintah Pusat melalui asuransi kesehatan nasional ASKESNAS dan Pemerintah Daerah melalui asuransi kesehatan daerah ASKESDA belum mampu memberikan jaminan kesehatan secara merata kepada seluruh rumah tangga miskin. Distribusi pelayanan ASKES tampak bahwa secara rata-rata baru 48.33 persen rumah tangga miskin yang mendapatkan ASKES. Kalau dilihat berdasarkan wilayah, pada wilayah dataran rendah mendapatkan ASKES tertinggi yaitu 55.83 persen, kemudian disusul pada wilayah pesisir sebesar 51.67 persen dan terendah pada wilayah pegunungan yaitu 37.50 persen. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pesisir Dataran Rendah Pegunungan 89.58 81.86 80.83 51.67 55.83 37.5 Sehat Askes 121 Hasil analisis Anova menunjukkan bahwa karakteristik jaminan kesehatan rumah tangga miskin antara wilayah dataran rendah 0 berbeda secara nyata dengan wilayah pegunungan 1 dengan nilai mean difference adalah 0.161. Sedangkan karakteristik jaminan kesehatan rumah tangga miskin pada wilayah pegunungan 1 berbeda secara nyata terhadap kedua wilayah, yaitu pada wilayah dataran rendah 0 dan wilayah pesisir 2 dengan nilai mean difference wilayah dataran rendah adalah -0,161 lebih besar daripada wilayah pesisir yaitu -0.131. Implikasi dari temuan ini, bahwa intervensi kebijakan penyediaan layanan publik khususnya pelayanan kesehatan dan penyediaan asuransi kesehatan harus ditingkatkan terutama pada wilayah pegunungan. Di samping itu, pelayanan kesehatan gratis bukan hanya diarahkan bagi penyakit menular dan penyakit ringan, akan tetapi perlu diarahkan pada penanganan masalah penyakit yang sifatnya tahunan atau penyakit yang membuat kepala rumah tangga menjadi tidak produktif. Hal ini menjadi penting karena beberapa hasil survei dan wawancara dengan responden ditemukan beberapa kepala keluarga yang tadinya produktif, akan tetapi karena terkena penyakit menahun, sehingga menjadi tidak produktif lagi dan pada akhirnya menjadi miskin.

5.2.5. Kepemilikan Lahan dan Nilai Asset Produktif