Keuangan daerah Kondisi Umum Kabupaten Barru

97 kabupaten lain dan berada di bawah rata-rata Sulawesi Selatan pada tahun 2007 yaitu Rp. 652.100,-

5.1.4. Keuangan daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah pada hakekatnya memiliki ruang lingkup dan aspek yang sangat luas, karena meliputi aspek pendapatanpenerimaan daerah dan belanja pengeluaran daerah. Pendapatan penerimaan daerah dan belanjapengeluaran daerah secara totalitas termuat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. APBD Pokok Kabupaten Barru mengalami kemajuan yang signifikan terutama setelah diimplementasikannya otonomi daerah yang dibarengi dengan desentralisasi fiskal. Pada tahun 1990 APBD pokok Kabupaten Barru hanya sebesar Rp. 6.165.775.000. Pada tahun 2000, APBD Kabupaten Barru meningkat menjadi Rp. 48.292.392.300, atau mengalami peningkatan sebesar 683.23 persen. Selanjutnya APBD Pokok Tahun Anggaran 2004 direncanakan sebesar Rp. 209.869.391.665 mengalami penambahan Rp. 7.462.576.251 3,56, sehingga APBD Perubahan menjadi sebesar Rp. 217.331.967.916,00 APBD Perubahan Tahun Anggaran 2004 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2004 tanggal 11 Desember 2004. Namun, penggunaan APBD pada tahun 2004 hanya terealisasi sebesar Rp. 112.527.659.000,- atau 51.77 persen dari APBD yang direncanakan. Selanjutnya, pada tahun anggaran 2008 APBD Kabupaten Barru telah mencapai Rp. 464.296.859.000. Pertumbuhan belanja daerah pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah daerah dalam mencari dan menghimpun dana sesuai dengan bidang kewenangan yang dimilikinya. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah, kemampuan pendanaankeuangan pemerintah daerah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Namun demikian, kalau dilihat dari sisi penerimaan APBD Kabupaten Barru masih didominasi dari dana perimbangan dari Pemerintah Pusat. Peranan Pendapatan Asli Daerah PAD masih sangat rendah dalam alokasi belanja daerah. Pada tahun 1990 kontribusi PAD terhadap APBD total hanya sekitar 5.54 persen. 98 Pada tahun 2008 kontribusi PAD terhadap APBD total Kabupaten Barru justru semakin kecil, yaitu hanya sekitar 3.10 persen. Penurunan kontribusi PAD terhadap APBD pokok Kabupaten Barru disebabkan oleh terjadinya peningkatan dana perimbangan dari pemerintah pusat sejak tahun 2001. Untuk lebih jelasnya, trend APBD dan kontribusi PAD terhadap APBD pokok Kabupaten Barru dapat dijelaskan pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Tingkat perkembangan APBD, PAD dan Pertumbuhan APBD Kabupaten Barru, Tahun 1990 – 2008 Realisasi. Tahun APBD Rp. 0000 Pertumbuhan APBD PAD Rp.000 Kontribusi PAD terhadap APBD 1990 6.165.775 0.00 341.877 5.54 1991 9.147.081 48.35 531.682 5.81 1992 14.081.909 53.95 448.352 3.18 1993 18.693.025 32.74 571.755 3.06 1994 15.231.025 -18.52 668.438 4.39 1995 19.094.735 25.37 779.877 4.08 1996 20.129.454 5.42 724.409 3.60 1997 19.358.159 -3.83 921.600 4.76 1998 21.259.750 9.56 1.235.486 5.81 1999 27.209.768 28.29 1.360.725 5.00 2000 42.482.244 56.13 1.943.893 4.57 2001 44.078.550 3.76 2.343.496 5.32 2002 80.355.460 82.30 3.299.408 4.11 2003 119.716.169 48.98 9.000.159 7.52 2004 112.527.659 -6.00 9.563.577 8.50 2005 151.585.041 34.71 10.096.737 6.66 2006 261.611.550 72.58 10.543.300 4.03 2007 329.189.948 25.83 14.389.935 4.37 2008 464.296.859 41.04 14.390.370 3.10 Sumber : Diolah dari Laporan Monitoring Proyek-Proyek Bappeda Kabupaten Barru, Tahun 1990 – 2008. Dari Tabel 13 di atas, dapat juga dijelaskan bahwa terjadinya lonjakan penerimaan daerah Kabupaten Barru pada tahun 2003 dari Rp. 3.299.408,- menjadi Rp. 9.000.159,- yang disebabkan oleh adanya perbaikan sistem manajemen dan informasi obyek pajak SISMIOP. Perbaikan sistem ini berdampak pula pada peningkatan kontribusi PAD terhadap belanja daerah yaitu dari 4,11 pada tahun 2002 menjadi 7,52 pada tahun 2003 yang puncaknya pada tahun 2004 menjadi 8,50. Namun demikian, perbaikan sistem ini hanya pada obyek pajak bumi dan bangunan PBB tidak menciptakan peningkatan yang 99 berkesinambungan yang diindikasikan adanya kecenderungan penurunan selama lima tahun terakhir dalam kontribusinya terhadap APBD Kabupaten Barru.

5.1.5. Sosial Budaya Daerah