Teknik Pengambilan Sampel. Analisis kerentanan dan determinan kemiskinan berdasarkan karakteristik wilayah di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan

79

4.2. Teknik Pengambilan Sampel.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Untuk menjawab tujuan penelitian nomor 1, 2, dan 3 pada bab pendahuluan, maka data yang digunakan adalah data primer dengan teknik wawancara. Sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian nomor empat digunakan data sekunder dari berbagai instansi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah penarikan contoh area secara bertahap multistage area sampling untuk penentuan desa lokasi. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah penelitian di Kabupaten Barru, yaitu wilayah pesisir, dataran rendah, dan pegunungan. Penentuan lokasi desakelurahan sebagai lokus penelitian di dasarkan pada wilayah fungsional pesisir, dataran rendah, dan pegunungan. Banyaknya desa kelurahan yang menjadi lokus penelitian antara 20 – 25 untuk wilayah dataran rendah, wilayah pegunungan dan untuk wilayah pesisir. Sampel untuk wilayah dataran rendah sama dengan 25 persen dari 12 desakelurahan 3 desa kelurahan, sampel untuk wilayah pegunungan sama dengan 25 persen dari 13 desa 3 desa kelurahan, dan sampel untuk wilayah pesisir sama dengan 20 persen dari 29 desa kelurahan 6 desakelurahan. Total desa yang dijadikan lokasi penelitin sebanyak 12 desakelurahan dengan mempertimbangkan faktor jarak Desakelurahan yang terjauh dari ibukota kecamatan dan desakelurahan dalam ibukota kecamatan. Penentuan sampel rumah tangga dilakukan dengan penarikan contoh acak berlapis stratified random sampling dengan populasi sasaran rumah tangga miskin dan rumah tangga tidak miskin. Jumlah responden ditentukan melalui kuota sebanyak 40 rumah tangga pada masing-masing desakelurahan dengan pertimbangan homogenitas populasi. Dengan demikian, maka jumlah responden secara keseluruhan adalah 480 rumah tangga. Dari setiap desakelurahan diambil 30 rumah tangga miskin masing-masing desa berdasarkan data sekunder dari BPS dan BKKBN dan 10 sampel bukan orang miskin yang ditentukan secara acak. Dengan kriteria ini dianggap sudah mewakili rumah tangga miskin dan tidak miskin berdasarkan wilayah masing-masing. Untuk lebih jelasnya dapat diringkaskan pada Gambar 9 berikut. 80 Gambar 9. Ilustrasi penarikan sampel dari lokasi penelitian.

4.3. Analisis Data