46 Tabel 5. Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah
Tangga Tidak Miskin di Indonesia Menurut Wilayah, tahun 2008. Karakteristik Rumah TanggaWilayah
Miskin Tidak Miskin
1. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga jiwa: - Perkotaan K
- Perdesaan D - Perkotaan + Perdesaan K+D
4,70 4,61
4,64 3,86
3,74 3,79
2. Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga : - Perkotaan K
- Perdesaan D - Perkotaan + Perdesaan K+D
14,18 12,30
12,91 14,15
13,03 13,52
3. Rata-rata usia Kepala Rumah Tangga tahun: - Perkotaan K
- Perdesaan D - Perkotaan + Perdesaan K+D
48,57 47,86
48,09 45,47
47,33 46,51
4. Rata-rata lama sekolah kepala rumah tangga tahun : - Perkotaan K
- Perdesaan D - Perkotaan + Perdesaan K+D
5,19 4,06
4,40 9,06
5,78 7,23
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, Jakarta 2008
2.6. Kemiskinan Dari Perspektif Ilmu Sosial
Dari perspektif
ekonomi, Blank
2003 mengidentifikasi
enam perspektif yang digunakan oleh ahli ekonomi dan pengambil kebijakan untuk
memahami kemiskinan. Perspektif tersebut, meliputi keterbelakangan ekonomi economic underdevelopment, modal manusia human capital, kontradiksi di
dalam kapitalisme contradiction in capitalism, penyebab struktural structural causes
, karakteristik masyarakat miskin dan efek insentif dari program kesejahteraan characteristics of the poor and the incentive effect of welfare
programs , seperti digambarkan pada Gambar 5.
Dalam perspektif keterbelakangan ekonomi dan kurang berfungsinya pasar secara efektif, menyebabkan kemiskinan di dunia ketiga. Dia menunjukkan bahwa
kemiskinan dapat dikurangi melalui ekspansi pasar ke daerah-daerah miskin, termasuk ke daerah yang mengalami stagnasi ekonomi. Pengambil kebijakan
umumnya percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Namun studi mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan
tingkat kemiskinan di Amerika Serikat menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Jung et al. 2006 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan
tingkat kemiskinan menunjukkan hubungan negatif hingga tahun 1970-an.
47 Namun, mulai dari akhir tahun 1970-an hubungan antara pertumbuhan ekonomi
dan tingkat kemiskinan secara statistik menjadi tidak jelas. Jung menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan memiliki hubungan tergantung
pada waktu dan tempat.
Gambar 5 . Peta konseptual dari teori-teori penyebab kemiskinan Blank 2003.
Dalam perspektif
kedua, dia
mengatakan bahwa
kurangnya pengembangan modal manusia dimana individu-individu tidak dapat
berpartisipasi dan bekerja dalam dunia kerja. Dalam perspektif ketiga, dia menyatakan bahwa pasar tidak berfungsi secara inheren dan dengan demikian
menciptakan kemiskinan. Perspektif keempat mengidentifikasi kekuatan-kekuatan sosial dan politik yang terjadi diluar pasar, seperti sikap politik dan adanya
rasisme serta diskriminasi yang berkontribusi terhadap kemiskinan. Perspektif kelima dikaitkan dengan karakteristik pilihan dan perilaku
individu, seperti perkawinan, ukuran keluarga, dan penyimpangan substansial. Nilai-nilai tentang pekerjaan dan pendidikan yang mendasari perspektif ini
menunjukkan bahwa masalah kemiskinan adalah dikontrol oleh masyarakat
POLITICAL ECONOMICS
CLASSICAL ECONOMICS
1. MACRO: The economy is
underdeveloped or inefficient.
THEORY OF POVERTY
2. MICRO: Poor people
lack skill and ability.
3. MACRO: Capitalism
causes poverty. 4. MACRO:
Social and political forces causes poverty.
5. MICRO: Poor people
make choices.
6. MICRO: Social welfare
program causes poverty.
LIBERAL AND NEO LIBERAL
ECONOMICS
48 miskin itu sendiri dan karena itu dibutuhkan kebijakan dan program untuk
memengaruhi pilihan-pilihan melalui insentif dan pencegahan. Perspektif keenam dan terakhir menunjukkan bahwa kemiskinan sebagaimana yang disebut sebagai
dependensi kesejahteraan atau perangkap kemiskinan. Blank, menyatakan bahwa
keenam perspektif kemiskinan itu merupakan perspektif teoritis ekonomi. Dua perspektif yaitu keterbelakangan ekonomi dan kurangnya modal
manusia merupakan pendekatan umum dalam ekonomi liberal yang tokoh utamanya adalah John Maynard Keynes, yang mempercayai bahwa pasar dapat
mendorong pembangunan ekonomi. Yang kedua adalah teori Marxian, yaitu kapitalisme dan kekuatan sosial ekonomi dan politik penyebab kemiskinan.
Terakhir dari persepktif perilaku individu dan dependensi kesejahteraan sebagai penyebab kemiskinan mencerminkan pandangan tradisional dari ekonomi klasik.
Para ekonom klasik menyatakan bahwa intervensi pemerintah untuk mengurangi kemiskinan menciptakan perilaku buruk bagi masyarakat miskin dan harus
dihentikan. Cheyne, O‟Brien dan Belgrave 2000, mengemukakan bahwa ada dua teori
utama grand theory tentang kemiskinan, yaitu: 1 teori neo-liberal, dan 2 teori sosial demokrat. Teori neo-liberal pada intinya mengatakan bahwa komponen
penting dari sebuah masyarakat adalah kebebasan individu. Menurut Sherraden 2006 teori tersebut memfokuskan diri pada tingkah laku individu yang
merupakan teori tentang pilihan, harapan, sikap, motivasi dan modal manusia human capital. Para pendukung teori neo-liberal berargumen bahwa, kemiskinan
merupakan persoalan individu yang disebabkan kelemahan-kelemahan individu atau pilihan-pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan
sendirinya jika kekuatan-kekuatan pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Strategi penanggulangan
kemiskinan bersifat “residual”, sementara, dan hanya melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya atau lembaga keagamaan.
Sebaliknya, teori sosial demokrat memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individual, melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan oleh
adanya ketidakadilan
dan ketimpangan
dalam masyarakat
akibat
49 tersumbatnya akses-akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber
kemasyarakatan. Meskipun tidak setuju sepenuhnya terhadap sistem pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak memandang sistem ekonomi kapitalis sebagai sesuatu
yang jahat. Kapitalis masih dipandang sebagai bentuk pengorganisasian ekonomi yang paling efektif. Kapitalisme perlu dilengkapi dengan sistem negara
kesejahteraan agar lebih berwajah manusiawi. Perbedaan antara kedua teori tersebut disajikan dalam Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Deskripsi Teori Umum tentang Kemiskinan
Teori Utama Teori Neo-Liberal
Teori Sosial Demokrat Landasan teoritis
Individual Struktural
Konsepsi kemiskinan Kemiskinan absolute
Kemiskinan relative Prinsip
Residual Dukungan saling
menguntungkan Institusional
Redistribusi pendapatan vertikal dan horizontal
Aksi kolektif Penyebab Kemiskinan
Kelemahan dan pilihan- pilihan individu
Lemahnya pengaturan pendapatan
Lemahnya kepribadian malas, pasrah, bodoh
Ketimpangan struktural dan politik
Ketidakadilan sosial
Strategi penaggulangan kemiskinan
Penyaluran pendapatan terhadap orang miskin
secara selektif Memberikan pelatihan dan
keterampilan pengelolaan keuangan
Penyaluran pendapatan dasar secara universal
Perubahan fundamental dalam pola-pola pendistribusian
pendapatan melalui intervensi negara.
Sumber : Cheyne, O‟Brien dan Belgrave 2000.
2.7. Perangkap Kemiskinan Poverty Trap.