49 tersumbatnya akses-akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber
kemasyarakatan. Meskipun tidak setuju sepenuhnya terhadap sistem pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak memandang sistem ekonomi kapitalis sebagai sesuatu
yang jahat. Kapitalis masih dipandang sebagai bentuk pengorganisasian ekonomi yang paling efektif. Kapitalisme perlu dilengkapi dengan sistem negara
kesejahteraan agar lebih berwajah manusiawi. Perbedaan antara kedua teori tersebut disajikan dalam Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Deskripsi Teori Umum tentang Kemiskinan
Teori Utama Teori Neo-Liberal
Teori Sosial Demokrat Landasan teoritis
Individual Struktural
Konsepsi kemiskinan Kemiskinan absolute
Kemiskinan relative Prinsip
Residual Dukungan saling
menguntungkan Institusional
Redistribusi pendapatan vertikal dan horizontal
Aksi kolektif Penyebab Kemiskinan
Kelemahan dan pilihan- pilihan individu
Lemahnya pengaturan pendapatan
Lemahnya kepribadian malas, pasrah, bodoh
Ketimpangan struktural dan politik
Ketidakadilan sosial
Strategi penaggulangan kemiskinan
Penyaluran pendapatan terhadap orang miskin
secara selektif Memberikan pelatihan dan
keterampilan pengelolaan keuangan
Penyaluran pendapatan dasar secara universal
Perubahan fundamental dalam pola-pola pendistribusian
pendapatan melalui intervensi negara.
Sumber : Cheyne, O‟Brien dan Belgrave 2000.
2.7. Perangkap Kemiskinan Poverty Trap.
Berbagai pandangan yang terkait dengan jebakan kemiskinan telah menjadi pandangan umum bagi pengambil kebijakan namun sampai saat ini belum terlihat
formula mempuni yang dapat mengeluarkan penduduk miskin dari jebakan kemiskinan tersebut. Lingkaran setan kemiskinan salah satunya sebagaimana yang
telah diungkap oleh Nurkse 1953 dalam Rustiadi et al. 2009 yang dikenal sebagai
“The Vicious Circle” secara skematik dapat dilihat pada gambar 3. Di sektor masyarakat tradisional banyak sekali sumberdaya alam yang
belum terkelola dan dikembangkan secara optimal 1 sebagai akibat masih terkebelakangnya masyarakat tersebut; 2 dan kurangnya modal untuk
mengelola sumberdaya tersebut; 3 Kenyataan ini menyebabkan tingkat
50 produktivitas di sektor tersebut sangat rendah yang berimplikasi terhadap
tingkat pendapatan yang rendah; 4 pada kondisi tingkat pendapatan yang rendah tersebut; 5 selain kemampuan menabung yang rendah; 6 juga tingkat
permintaannya rendah. Karena tingkat permintaan yang rendah tidak mampu mendukung terhadap perkembangan ekonomi wilayah, sehingga tidak menarik
bagi investor untuk menanamkan modalnya atau investasi rendah; 7 Akhirnya jumlah modal yang terbentuk; dan 8 di wilayah tersebut masih tetap di bawah
yang dibutuhkan untuk memutuskan lingkaran perangkap kemiskinan tersebut.
Gambar 6. Lingkaran Perangkap Kemiskinan Nurkse 1953 dalam Rustiadi et al. 2009
Berbeda dengan Daimon 2001 yang menjelaskan bahwa tidak ada daerah yang miskin, akan tetapi yang ada hanya orang miskin, yang secara geografis
terkonsentrasi di lokasi tertentu. Masalahnya adalah keberadaan pada lingkaran kemiskinan yang terkunci di suatu lokasi, kemiskinan tidak ditempatkan secara
acak atas ruang tetapi berpola secara sistematis. Fenomena ini yang disebut sebagai perangkap kemiskinan spasial “spatial trap poverty”, yang menjelaskan
hubungan struktural antara ruang geografis dan akibat kemiskinan. Perangkap kemiskinan spasial terjadi dimana situasi kemiskinan disebabkan lokasi tertentu
dimana faktor biaya mobilitas yang cukup tinggi. Perangkap kemiskinan spasial biasanya dicirikan oleh kurangnya transportasi, telekomunikasi, dan infrastruktur
Kekayaan alam yang kurang dikembangkan 1
Masyarakat masih terkebelakang 2
Kurangnya Modal 3 Tabungan Rendah 6
Produktivitas Rendah 4
Pendapatan Riil Rendah 5
Pembentukan Modal Rendah 8
Rangsangan Investasi Rendah 7
51 yang menjadikan mobilitas tenaga kerja mahal. Tradisi masyarakat lokal,
hambatan budaya dan agama misalnya sistim kasta di India akan menambah biaya substansial non-ekonomi. Jenis hambatan kelembagaan di negara-negara
berkembang juga membuat biaya mobilitas tenaga kerja yang tinggi. Sedangkan Barret 2007, menjelaskan bahwa perangkap kemiskinan
disebabkan oleh beberapa kasus, seperti ketidaksempurnaan pasar market imperfection
, pengetahuan yang tidak sempurna imperfect learning, keterbatasan
rasionalitas bounded
rationality ,
kegagalan koordinasi
coordination failures, kelembagaan tidak berfungsi secara ekonomi economically dysfunctional institutions pada tingkat ruang dan waktu yang
berbeda.
2.8. Kebijakan dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia.