Pengaruh Kontribusi Sektor terhadap Kemiskinan

166 per tahun dapat menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin sebesar 2.375 orang. Peningkatan inflasi berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat purchasing power parity, dimana dengan meningkatnya harga barang dan jasa akan menurunkan kemampuan daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian inflasi seyogyanya tidak hanya dipandang demi kestabilan makromoneter, akan tetapi juga untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya pada masyarakat yang memiliki pendapatan rendah Siregar dan Wahyuniarti, 2007. Namun demikian, inflasi yang rendah tidak selamanya bisa diinterpretasikan sebagai hal yang baik, karena hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari ketidakberdayaan sisi permintaan Hartati, 2005. Akibatnya, dapat menurunkan produksi dan pada akhirnya berakibat pada pemutusan hubungan kerja dan berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Oleh karena itu, perlu kebijakan yang hati-hati prudential policy agar inflasi berada pada titik yang diharapkan.

5.6.5. Pengaruh Kontribusi Sektor terhadap Kemiskinan

Perubahan struktur perekonomian dari sektor primer ke sektor modern atau dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa menunjukkan kemajuan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau wilayah. Struktur perekonomian Kabupaten Barru masih didominasi oleh sektor pertanian namun menunjukkan trend yang semakin menurun, yaitu dari 46,43 persen pada tahun 1990, meningkat menjadi 50,55 persen pada tahun 1995 dan puncaknya pada tahun 1998 yaitu sebesar 56,07 persen. Setelah itu, mengalami penurunan menjadi 52,72 persen pada tahun 2001, 50,09 persen pada tahun 2004, dan menurun lagi menjadi 44,86 persen pada tahun 2008. Demikian halnya dengan kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Barru masih rendah dan menunjukkan trend yang menurun sepuluh tahun terakhir, yaitu dari 5,05 persen pada tahun 1998 menjadi 3,28 persen pada tahun 2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Barru berpengaruh secara nyata dalam mengurangi kemiskinan. Hasil pendugaan parameter menunjukkan bahwa, peningkatan 167 perubahan satu satuan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Barru dapat menurunkan proporsi rumah tangga miskin 1.45 persen per tahun, ceteris paribus . Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB berarti terjadi peningkatan produktivitas atau output sektor pertanian. Mekanisme transmisi peningkatan output pertanian dalam mereduksi kemiskinan terjadi melalui besarnya penduduk miskin yang bekerja di sektor tersebut, sehingga berdampak pada meningkatnya penerimaan penduduk miskin. Temuan dari hasil penelitian ini releven dengan yang ditemukan oleh Suryahadi et al. 2006, yang menunjukkan pertumbuhan sektor di perdesaan pertanian memberikan dampak yang besar terhadap penurunan kemiskinan di sektor perdesaan, dan memberi kontribusi terbesar dalam penurunan jumlah kemiskinan di Indonesia. Demikian halnya dengan temuan Booth 2000 bahwa produktivitas pertanian per hektar dan luas pemilikan lahan merupakan determinan yang signifikan di dalam kemiskinan pada daerah perdesaan di berbagai provinsi di Indonesia. Di dalam kaitan ini, dikatakan bahwa pembangunan pertanian dan perdesaan merupakan hal yang penting apabila diinginkan terjadi pengurangan kemiskinan di Indonesia. Lebih lanjut, Fan et al. 2005 yang melakukan penelitian di China dan India menemukan bahwa pertumbuhan sektor perdesaan pertanian memiliki dampak yang signifikan pada kemiskinan perdesaan dan perkotaan. Karena itu, dia menyarankan agar kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor pertanian dan mempromosikan keterkaitan desa-kota yang lebih baik memiliki potensi besar dalam mengurangi kemiskinan. Salah satu dampak langsung dari pertumbuhan sektor pertanian terhadap kemiskinan perkotaan adalah penurunan harga bahan makanan, yang secara proporsional lebih menguntungkan miskin perkotaan dari pada perdesaan. Sama halnya dengan perubahan kontribusi sektor pertanian, perubahan kontribusi sektor industri juga menunjukkan arah yang sama. Peningkatan kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Barru juga berkorelasi negatif dan nyata secara statistik terhadap kemiskinan. Hasil pendugaan parameter menunjukkan bahwa, peningkatan satu satuan kontribusi sektor industri terhadap PDRB dapat mereduksi kemiskinan sebesar 3.21 persen. 168 Hasil temuan ini sejalan dengan Banerjee dan Siregar 2000 yang menunjukkan bahwa industrialisasi yang dilaksanakan secara cepat, bersifat padat karya dan berbasis pertanian, dapat mengurangi jumlah orang miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa transformasi sektor pertanian ke sektor industri memiliki keterkaitan yang sangat besar dalam mereduksi kemiskinan. Oleh karena itu, pengembangan sektor pertanian harus menjadi pendorong pertumbuhan dengan menjadikan sektor pertanian sebagai penyangga sektor industri. Dengan perkataan lain pembangunan pertanian harus terintegrasi dengan pembangunan sektor industri integrated industrial and agriculture development. Peningkatan keterkaitan antara sektor pertanian dan industri dalam suatu wilayah dapat mengurangi jumlah orang miskin secara signifikan Todaro dan Smith, 2006.

5.6.6. Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Kemiskinan