Interaksi Sistem-Sistem Kegiatan - Jaringan Jalan Tol - Transportasi

jaringan listrik, telepon, air bersih, dan limbah. Perencanaan dan pembangunan sistem jaringan juga merupakan perencanaan dan pembangunan struktur sistem kegiatan. Peran strategis sistem jaringan tersebut menyebabkan pembangunan sistem jaringan tidak saja kompleks, tetapi juga menyangkut dana besar serta sekali dibangun tidak akan mudah untuk diubah-ubah Dardak, 2006. Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan menjadi semudah dan seefisien mungkin. Cara perencanaan transportasi untuk mencapai sasaran umum itu antara lain dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut ini Tamin, 2000: a. Sistem kegiatan; Rencana tataguna lahan yang baik, misalnya lokasi toko, sekolah, perumahan, pekerjaan yang benar, dapat mengurangi kebutuhan akan perjalanan yang panjang, sehingga membuat interaksi menjadi lebih mudah. Perencanaan tataguna lahan biasanya memeriukan waktu yang cukup lama dan bergantung pada badan pengelola yang berwenang untuk melaksanakan rencanatataguna lahan tersebut. b. Sistem jaringan; Hal yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana yang ada, misalnya dengan melebarkan jalan atau menambah jaringan jalan baru. c. Sistem pergerakan; Hal yang dapat dilakukan, antara lain, adalah dengan mengatur teknik dan manajemen lalulintas jangka pendek, menyediakan fasilitas angkutan umum yang lebih baik jangka pendek dan menengah, atau membangun jalan baru jangka panjang. Karakteristik serta keterkaitan ketiga sistem tersebut juga dipengaruhi oleh keberadaan serta kesiapan sistem kelembagaan, yang terdiri atas Dardak, 2006: a. Aspek legal; yaitu kesiapan serta kesesuaian UU, PP, kebijakan, dan RTRW. Misalnya adalah kebijakan walikota untuk lebih mementingkan pembangunan plaza pusat perbelanjaan tanpa melihat pada sisi kemacetan yang mengakibatkan perubahan guna lahan perumahan menjadi pusat perbelanjaan, atau penerapan sistem setoran dibandingkan dengan sistem gaji bulanan mengakibatkan kemacetan akibat sopir angkutan umum mengejar setoran tanpa menghiraukan ketertiban serta rambu-rambu lalu-lintas. b. Aspek organisasi; yaitu kesiapan serta kejelasan pembagian tugas, tanggung jawab, serta koordinasi intra dan antar unit-unit organisasi pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat. Sebagai contoh adalah kemacetan yang ditimbulkan akibat buruknya koordinasi antar sektor dalam masalah klasik gali-tutup lubang jalan untuk listrik, air minum, dan telepon. c. Aspek sumber daya insani; yaitu kesiapan sumber daya insani, yang mencakup operator, user, non-user, dan regulator. Misalnya adalah pelanggaran RTRW karena ketidaksiapan sumber daya insani pengawasan atau pengendalian. d. Aspek keuangan; yaitu kesiapan serta kesesuaian pendanaan. Misalnya adalah terlambatnya pembangunan jalan layang karena adanya masalah pencairan dana pinjaman luar negeri.

2.9. Aspek Psikososial dalam Transportasi

Berbagai permasalahan yang juga berpotensi besar menimbulkan kemacetan lalulintas di suatu ruas jalan tol adalah hal-hal yang terkait dengan aspek psikososial. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: a. Perbaikan dan pemeiiharaan jaringan utilitas yang tidak terjadwal yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan. Hal ini dapat menimbulkan citra pekerjaan gali dan tutup lobang yang tidak kunjung selesai. Diperlukan suatu sistem koordinasi yang baik antara kontraktor-kontraktor terkait dan tidak menghambat para pengguna jalan tol. b. Ketidakdisiplinan selalu merupakan alasan utama terjadinya permasalahan transportasi. Saling serobot dan tidak mengindahkan pengemudi kendaraan lain akan mengakibatkan bertambah panjangnya kemacetan lalulintas. c. Kendaraan yang diparkir di badan jalan akan mengurangi kapasitas jaringan jalan sehingga tidak sesuai lagi dengan kapasitas rencana semula. 2.10. Pencemaran Lingkungan Akibat Transportasi Udara yang tercemar dengan partikel dan gas dapat menyebabkan gangguan kesehatan dengan berbeda-beda tingkatan dan jenisnya, bergantung pada macam, ukuran, dan komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal organ tubuh, seperti paru-paru dan pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara karena partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernafasan kronis, seperti emfiesma paru-paru, asma bronchial, dan bahkan kanker paru-paru. Sedangkan bahan pencemar gas yang terlarut dalam udara dapat langsung masuk ke dalam tubuh sampai ke paru-paru, yang pada akhirnya diserap oleh sistem peredaran darah. Kadar timah Pb yang tinggi di udara dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan dini mulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti anemia dan kerusakan ginjal. Sedangkan keracunan Pb bersifat akumulatif Soedomo, 2001. Keracunan gas CO timbul sebagai akibat terbentuknya karboksi hemoglobin COHb dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibandingkan oksigen O 2 terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Bekurangnya penyediaan oksigen ke seluruh tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. Sedangkan bahan pencemar udara seperti SOx, NOx, H 2 S dapat merangsang saluran pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan Soedomo, 2001. Lapisan udara yang mengelilingi bumi merupakan suatu campuran gas dengan komposisi yang selalu berubah-ubah. Beberapa di antaranya, yang konsentrasinya paling bervariasi, adalah H 2 O dan CO 2 . Konsentrasi CO 2 di udara selalu rendah, yaitu sekitar 0,03. Konsentrasi ini kadang-kadang sedikit lebih tinggi pada tempat-tempat pembusukan sampah tanaman yang menghasilkan CO 2 , tempat pembakaran, atau ditempat kumpulan manusia dalam suatu ruang tertutup. Proses fotosintesis pada tanaman juga menyerap CO 2 sehingga konsentrasi CO 2 di tempat-tempat yang ‘hijau’ relatif lebih rendah. CO 2 juga larut dalam air sehingga konsentrasi CO 2 udara yang baru melewati lautan juga rendah Fardiaz, 1992. Komposisi udara kering dengan semua uap air telah dihilangkan relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih, yang dikumpulkan di sekitar laut, dapat dilihat pada Tabel 8. Konsentrasi gas dinyatakan dalam persen atau per sejuta part per million, ppm, tetapi untuk gas yang konsentrasinya sangat kecil biasanya dinyatakan dalam ppm. Selain gas-gas yang tercantum dalam Tabel