• Keamanan terjamin;
• Kualitas sarana dan prasarana jalan tol; • Biaya Operasi Kendaraan BOK; dan
• Tingkat pengembalian modal Rate of Return.
2. PEMERINTAH:
• Terciptanya iklim usaha yang kondusif; • Terciptanya lapangan kerja;
• Terciptanya pelayanan
maksimal; • Terwujudnya retribusi yang terus meningkat;
• Terciptanya koordinasi antar instansi; dan • Terciptanya kebersihan dan kelestarian lingkungan
3. MASYARAKAT PENGGUNA TOL:
• Tingkat Pelayanan;
• Tarif Pelayanan;
• Antrian dan
kenyamanan; • Tepat waktu; dan
• Waktu Tempuh Perjalanan.
4.5.2. Formulasi Masalah
Dari uraian yang telah dirumuskan, pokok-pokok permasalahan yang dapat diungkap adalah:
1. Pertumbuhan volume lalulintas pada ruas jalan tol cukup tinggi, apabila tidak dikendalikan akan berakibat pada pengelolaan dan pengoperasian jalan tol,
termasuk komponen kondisi fisik jalan tol, manajemen lalulintas dan komponen tataguna lahan, sehingga berakibat pada menurunnya tingkat
pelayanan jalan tol atau dengan kata lain Standar Pelayanan Minimal SPM Jalan Tol tidak terpenuhi Standar Pelayanan Minimal sesuai Praturan
Menteri PU Nomor 392PRTM2005. 2.
Pertumbuhan volume lalulintas yang tinggi akan mengakibatkan permasalahan lingkungan hidup, yang dalam penelitian ini dibatasi hanya
pada tingkat pencemaran udara serta tingkat kebisingan yang terjadi pada jalan tol tersebut.
4.5.3. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem dilakukan dalam tiga proses, yaitu pembuatan diagram lingkar sebab akibat, pembuatan diagram kotak gelap, dan pembuatan diagram
alir struktur model. a. Diagram Lingkar Sebab-Akibat Causal Loop;
Identifikasi sistem dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai variabel yang berpengaruh secara nyata dalam sistern. Penentuan variabel yang
berpengaruh dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan pakar. Variabel- variabel yang dinyatakan nyata berpengaruh ini kemudian dipetakan
kedalam diagram sebab akibat causal loop diagram. Diagram sebab akibat
ini menggambarkan hubungan antar komponen atau variabel di dalam sistem pelayanan jalan tol yang akan dikembangkan, yang menjadi dasar
dalam pembuatan model dinamik. Pembuatan diagram lingkar sebab- akibat adalah proses perumusan mekanisme variabel-variabel yang bekerja
dalam suatu sistem ke dalam bahasa gambar Muhammadi et.al. 2001. Berdasarkan pengertian permasalahan dan logika mekanisme sistem,
diagram lingkar sebab akibat dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 sub-sistem yang diintegrasikan, yaitu sub-sistem yang mewakili keadaan pencemaran
udara dan kebisingan, sub-sistem yang mewakili tataguna lahan, sub-sistem yang mewakili kondisi fisik jalan tol, serta sub-sistem yang mewakili
manajemen lalulintas. Masing-masing sub-sistem tersebut dapat dilihat pada
Gambar 29, Gambar 30.
Gambar 29. Causal Loops Sub-model Sistem Tata Guna Lahan, Kondisi Fisik
Jalan Tol dan Lingkungan
Gambar 30. Causal Loops Sub-model Sistem Manajemen Lalulintas
b. Diagram Kotak Gelap; Bila sistem pelayanan jalan tol ini dilihat dari proses
input dan output, sistem ini dapat dianggap sebagai diagram
input output. Diagram input output menggambarkan masukan
input dan keluaran output dalam sistem yang dikembangkan, Sesuai dengan kompleksitasnya masalah tingkat pelayanan,
secara garis besar masukan input terbagi menjadi dua, yaitu: 1 masukan
yang terkendali controllable input, dan masukan yang tidak dapat
dikendalikan uncontrollable input. Demikian pula keluaran dari sistem juga
terbagi menjadi dua, yaitu keluaran output yang dikehendaki desirable
output dan keluaran yang tidak dikehendaki undesirable output. Melalui
mekanisme pengendalian manajemen, output yang tidak dikehendaki
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap faktor
input, khususnya input yang tak terkendalikan.
Diagram input output ini akan memberikan gambaran masukan input dan
keluaran output serta manajemen pengendalian terhadap output yang tidak
dikehendaki untuk menjadi input sistem yang terkontrol.
Gambar 31. Diagram Kotak Gelap
INPUT TIDAK TERKONTROL
• Pertumbuhan volume
lalulintas • Junlah
pendiuduk • Perubahan
inflasi • Urbanisasi
penduduk • Perubahan
land use
disekitar jalan tol • Regulasiperaturan
• Sikap perilaku pengguna jalan tol
INPUT LINGKUNGAN
•
Kondisi Iklim, curah hujan dan
letak geografis
OUTPUT DIKEHENDAKI
• Kapasitas yang memadai • Volume lalulintas yang terukur
• Tercapainya SPM
• Keseimbangan VolumeKapasitas 1 • Tarif terjangkau dan peningkatan
pendapatan • Tercapainya level of service secara
maksimal • Pengendalian
land use
• Pengendalian akses masuk jalan tol • Terlaksananya pelaksanaan OM dan
INPUT TERKONTROL
• Tersedianya biaya
penanganan jalan tol • Tersedianya
fasilitas penunjang
pengoperasian jalan told an sumber daya manusia
yang memadai • Tarif jalan tol
OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI
• Tingginya BOK melalui Jalan Tol • Pencemaran udara dan meningkatnya
kebisingan • Menurunnya investasi dan terpuruknya
kondisi ekonomi • Gangguan
kesehatan • Perubahan land use tidak sesuai tata ruang
• Rendahnya Anggaran Biaya OM
•
Perubahan dalam konstruksi IRI,
Rouhness, dll akbat menurunya SPM
Model Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan
Tingkat Pelayanan Jalan
Tol
FEED BACK
c. Diagram Alir
Struktur Model;
Pembuatan diagram alir didasarkan atas persamaan sistem dinamik yang mencakup keadaan level. Aliran
flow, auxiliary, dan konstanta constant dan digambarkan dengan lambang-lambang untuk digunakan dalam pembuatan
struktur model untuk operasi komputer dalam melakukan simulasi.
Keadaan K
Laju Masukan LM Laju Keluaran LK
atau Keadaan K
Laju Masukan LM Laju Keluaran LK
Gambar 32. Laju Masukan dan Keluaran
Dalam operasi komputer, Gambar 32 memiliki persamaan sebagai berikut:
Flow K = -dt.LK + dt.LM dengan:
Init K = Nilai kondisi awal keadaan
Flow K = Aliran masuk dan keluar untuk keadaan K
Dt = interval waktu simulasi unit waktu
4.6. Pemodelan
Pemodelan merupakan tahap pembuatan model blok matematis equotation masing-masing sub-sistem untuk dapat dikomputasi. Penelitian ini
menggunakan 4 sub-model dengan masing-masing komponen yang saling terkait dalam upaya pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol. Keempat komponen yang
saling terkait akan diteliti dan dianalisis untuk menghasilkan suatu model pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol.
Analisis komponen lingkungan dianalisis secara deskriptif, analisis pencemaran udara ambient dan analisis kebisingan, Principal Component
Analysis PCA terhadap hasil kajian tataguna lahan dan analisis deskriptif. Komponen kondisi fisik jalan tol akan dianalisis secara analisis lalulintas, analisis
finansial dan deskriptif. Komponen manajemen lalulintas dianalisis secara analisis deskriftif.
a. Komponen Tataguna lahan; dalam tahap ini penelitian dilakukan terhadap: • Identifikasi kondisi umum di lapangan untuk mengetahui jenis
penggunaan lahan di wilayah kajian berdasarkan peta Bakosurtanal. Peruntukan lahan yang perlu diperhatikan meliputi aktivitas industri atau
pabrik, pemukiman penduduk, hutan lindung, perkebunan, suaka margasatwa, dan situs purbakala;
• Peraturan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, Undang-undang, dan Keputusan Menteri menyangkut penetapan suatu wilayah sebagai hutan
lindung, suaka margasatwa, dan situs purbakala; • Kebijakan arah pembangunan yang dituangkan dalam RUTRW atau
RUTR KotaKabupaten; • Kesesuaian antara tataguna lahan eksisting dengan ketentuan yang
berlaku; • Tingkat kontribusi pembangunan jalan tol terhadap pertumbuhan ekonomi
dari wilayah kajian; • Potensi pemakai jalan tol yang berasal atau menuju wilayah kajian;
• Kebijakan Transportasi Nasional, khususnya jalan tol; • Volume
Lalulintas; • Jenis atau Golongan Kendaraan;
• Data Sekunder Laporan Volume Lalulintas dan Transaksi PT Jasa Marga; dan
• Kecepatan Lalulintas.
b. Komponen Lingkungan Pencemaran Udara dan Kebisingan; pada penelitian ini meliputi kecepatan lalulintas, volume lalulintas, kadar pencemaran, kadar
kebisingan, dan indeks kualitas udara c. Komponen Fisik Jalan Tol; Jaringan jalan di wilayah penelitian akan
menimbulkan bangkitan perjalanan menuju ruas jalan tol Jakarta-Cikampek
dan tarikan keluar dari ruas jalan tol Jakarta-Cikampek untuk pergerakan baik orang maupun barang. Oleh karenanya, tahapan penelitian dilakukan
atas volume lalulintas, kecepatan lalulintas, kerataan, tidak ada lubang, keselamatan jalan
road safety, tarif, pendapatan, biaya OM, pemeliharaan berkala, pemeliharaan rutin, biaya penggantian, kapasitas jalan tol,
penambahan kapasitas capacity expansion, dan pendanaan.
d. Komponen Manajemen Lalulintas; manajemen lalulintas juga berpengaruh terhadap kelancaran dan kenyamanan pengoperasian jalan tol. Oleh
kerenanya tahapan penelitian komponen ini meliputi kecepatan lalulintas, tarif, jumlah gardu tol, kecepatan transaksi rata-rata, pembatasan jenis dan
waktu kendaraan masuk jalan tol, unit pertolongan atau penyelamatan dan bantuan pelayanan, pembatasan berat kendaraan, dan pengamanan dan
penegakan hukum
4.7. Simulasi Model
Simulasi model merupakan tahapan eksperimen run model untuk melihat
perilaku yang dihasilkan oleh model yang dirancang. Simulasi dibuat untuk rentang waktu 30 tahun ke depan. Dalam simulasi ini, perilaku model akan ditampilkan
dalam bentuk grafis atau tabel. Analisis sistem dan pemodelan yang dilanjutkan dengan beberapa
skenario kebijakan dilakukan untuk mendekati masalah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penyusunan model didasarkan pada beberapa hasil studi di
lapangan dan laboratorium yang dikombinasikan dengan konsep teoritis. Model dinamik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol, pencemaran udara serta tingkat kebisingan yang bakal terjadi dan menentukan kebijakan dan strategi
pengelolaan tingkat pelayanan jalan tol yang berkelanjutan.
4.8. Sensivitas Model
Sensivitas model adalah respon model terhadap suatu stimulus. Respons ditunjukkan dengan perubahan perilaku danatau kinerja model. Stimulus
diberikan dengan memberikan perlakuan tertentu pada unsur atau struktur model. Perlakuan tersebut disebut uji sensivitas.
Uji sensivitas bertujuan untuk menjelaskan sensivitas parameter, variabel dan hubungan antara variabel dalam model. Hasil uji sensivitas ini dalam bentuk
perubahan perilaku dan atau kinerja model, digunakan untuk menganalisis efek intervensi terhadap model Muhammadi, 2001.
Intervensi terhadap model merupakan tiruan dari tindakan pada kondisi yang mungkin terjadi atau dikehendaki harus terjadi dalam dunia nyata melalui
pilihan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan yang ada pada dunia nyata tersebut. Efek tindakan intervensi terhadap model pada perubahan
kinerja sistem diamati melalui perubahan nilai rujukan reference mode. Nilai
rujukan tersebut adalah “ level”, yang mewakili kinerja model. Perubahan nilai
rujukan itu bisa merupakan pola dan kecenderungan yang diinginkan atau bisa juga merupakan pola dan kecenderungan yang tidak diinginkan.
Sensivitas model yang mengungkapkan hasil-hasil intervensi terhadap unsur dan struktur sistem dilakukan dalam rangka menemukan alternatif
kebijakan, baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian hasil positif maupun untuk mengantisipasi dampak negatif.
Kesimpulannya uji sensivitas adalah intervensi parameter input model danatau struktur model untuk melihat seberapa jauh kepekaannya terhadap
perubahan output model, sehingga dapat diamati bagaimana efek atau dampak suatu intervensi terhadap kinerja model keseluruhan. Hal ini akan sangat
berguna untuk mengambil tindakan intervensi mana yang terbaik alternatif kebijakan mana yang terbaik untuk dilakukan terhadap model sehingga
menghasilkan output terbaik sesuai dengan tujuan penelitian. Gambaran intervensi model dalam analisis sensivitas tersebut diatas dapat dilihat pada
Gambar 33.
Gambar 33. Tipe Intervensi Model Paramater Input dan Struktur Model
INTERVENSI PARAMETER
INPUT INTERVENSI
STRUKTUR MODEL
INPUT OUTPUT
MODEL
intervens i
normal dampak
Sumber : Muhammadi et al, 2001